A Change of Heart

160 26 0
                                    

Hujan kembali membasahi seluruh penjuru kota saat malam tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan kembali membasahi seluruh penjuru kota saat malam tiba.

Malam yang biasanya dipenuhi bulan dan bintang berubah semakin menggelap. Beberapa orang yang berjalan di trotoar segera menepi untuk sekedar meneduh, para pengendara motor berhenti untuk memasang jas hujan, sementara pengendara mobil memelankan laju pada jalan yang berkubang agar tidak mengenai pengendara lainnya.

Angin kencang turut serta hadir. Menambahkan suasana mencekam diantara keramaian orang-orang yang baru pulang pukul sebelas malam. Papan iklan di pinggir jalan bergoyang mengikuti arus angin, membuat orang-orang di sekitarnya menjaga jarak aman jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Lain hal dengan Natasha. Perempuan yang tengah mengaplikasikan dua dari sepuluh langkah skincare itu terpaksa harus berhenti saat mendapatkan panggilan telepon dari staff Murphy's yang mengatakan bahwa salah satu keluarganya berada di sana dan meminta untuk dijemput. 

Tentu saja Natasha terkejut saat ia datang dan menemukan Johnny tengah menempelkan kepala pada bar dengan mata tertutup. Surai lelaki itu berantakan, dengan satu kancing kemeja bagian atas yang terbuka, lalu kacamata bundar yang tergeletak begitu saja di dekat ponselnya. Tidak jauh dari ponsel hitam itu tergeletak, terdapat botol vodka beserta satu bungkus rokok beserta pemantik berwarna hijau bertuliskan 'Johnny Sergio'. 

Natasha melirik asbak di meja, menghitung jumlah puntung rokok yang ada di dalamnya.

Sepuluh.

"Devil Springs and cigarettes. Enough to describe he is indeed a broken-hearted man." ucap Natasha.

Gadis yang melapisi baju tidurnya dengan cardigan itu mengangguk-anggukkan kepala. Memanggil bartender untuk meminta bill, melakukan pembayaran, lalu meminta tolong pada dua staff untuk membopong tubuh Johnny masuk ke dalam mobil.

Setelah memastikan daksa lelaki berkemeja biru garis-garis itu aman dibalik sabuk pengaman, Natasha memutari mobil dan kembali duduk di belakang kemudi. Ia memiringkan tubuh hingga menghadap Johnny yang masih terlelap dengan surai berantakan.

"Bangun. Mau pulang nggak?" 

Tidak ada respon. Mata Johnny masih tertutup dengan nafas yang beraturan. Natasha menghela nafas, tidak menyangka bahwa berbicara dengan orang mabuk ternyata sangat sulit. Tidak heran jika Jefri selalu meledeknya tiap kali mereka berdua berpapasan dan mengingatkan kejadian berminggu-minggu lalu.

"Tolong, sekali ini aja kooperatif." 

Natasha bergumam. Mengepalkan tangan, menatap langit-langit sambil memohon. Tidak lama setelahnya, ia kembali menghadap Johnny. Menatap laki-laki itu sejenak sebelum tangannya mencubit pinggang Johnny.

Kedua mata yang sebelumnya tertutup itu lantas langsung terbuka dan membulat. Terkejut dengan serangan tiba-tiba yang dialami. Garis muncul diantara alisnya, lalu ia melihat sekeliling sebelum akhirnya berhenti pada Natasha.

The Cognitive || johnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang