PROLOG

6.2K 479 18
                                    

18 - 04 - 2020

Yora membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali, tapi ia tidak melihat apapun. Hanya kegelapan yang bisa dia lihat.

"Ah.... Pasti mati lampu lagi"
Ucap Yora.

Ia mulai meraba sekitarnya, mencari sebuah lilin.

"Ketemu"

Yora kemudian mengambil sebuah korek, ia kemudian menyalakan lilin di genggaman nya.

Lilin itu hanya tersisa setengah, ini satu-satunya lilin yang ada di rumah Yora. Sedangkan senternya sudah tak di isi untuk waktu yang lama.

Yora bangkit berdiri, sambil membawa lilin ia berjalan ke kamar mandi. Dia meletakan lilin itu di pojok kamar mandi dimana lilin itu tak akan terkena cipratan air.

Yora kemudian mandi hanya dengan lilin sebagai satu-satunya sumber cahaya.

Setelah mandi Yora segera mengenakan seragam kantornya.

Ia membuka tirai jendela. Yang bisa dilihat dari jendela hanyalah jalanan yang sepi. Hanya ada beberapa motor yang melintasi jalan itu

Cahaya matahari dari jendela membuat rumah sederhana itu menjadi agak terang.

Yora mendesah pelan, ia sedikit berlutut untuk mengambil cup ramyun di meja kecil di pojok dapur.

DUG!

"Ah!" Pekik Yora saat lutut kirinya terbentur meja kecil itu ketika ia hendak bangkit berdiri.

"Aish....  Kenapa aku sangat sial hari ini?!"

Yora mendesah lagi, untuk kedua kalinya.

Ia mengambil jaket hitamnya dan segera keluar dari rumah kontraknya.

Angin sepoi-sepoi yang berdesau menerpa wajah Yora membuatnya merasa lebih nyaman. Dia menarik napas nya dalam dan menghembuskan nya pelan. Udara pagi terasa lebih sejuk dibanding udara siang yang penuh dengan polusi.

"Pagi" Ucap Yora pada dirinya sendiri.

Ia melangkahkan kakinya menuju halte bus dan duduk di bangku halte.

Sekarang ini mungkin masih jam 05.40, tidak terlalu banyak orang yang berlalu-lalang.

Sebuah bus berhenti didepan Yora. Pintu terbuka Yora memasuki bus itu.
Ia memegang salah satu tali pegangan yang menggantung di dinding atap bus.

Padahal hampir semua bangku bus kosong tapi entah kenapa Yora lebih memilih untuk berdiri.

Sambil memandangi gedung-gedung dan rumah-rumah yang dilewati. Yora melamunkan berbagai hal.

Han Yora seorang gadis berusia 17 tahun, bisa dibilang masih muda. Tapi di saat orang lain seusia nya menikmati masa remaja, berjalan-jalan, mencoba hal baru, dan menjalin hubungan asmara. Yora malah terjebak dengan hutang-hutang ayah dan ibunya.

Sebenarnya keluarga Yora dulu sangat harmonis, ayah dan ibunya memiliki sebuah restoran, tidak besar tapi cukup untuk menafkahi keluarga mereka.

Namun hal itu dengan sekejap hilang. Ketika Yora kelas 12 usaha ayah dan ibunya bangkrut, karena seorang pengkhianat yang memplagiati semua resep makanan sang koki yakni ayah Yora. Pengkhianat itu juga menyebarkan berbagai fitnahan kepada restoran ayah Yora seperti mengatakan ayah Yora menggunakan bahan makanan yang membahayakan dan sebagainya.

Karena masalah itu ayahnya akhirnya meminjam uang pada lintah darat dengan nominal yang sangat besar. Selain itu, ayah nya menjual rumah mereka dan mengontrak rumah yang sekarang ditinggali Yora sendirian. Ibunya bekerja sebagai seorang pelacur secara diam-diam di sebuah bar untuk membantu keuangan keluarga.

My CEO • Kang Taehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang