Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Sudah terhitung 2 bulan Sanha mencoba mendekati Renjun, namun selalu gagal.
Sanha sudah kebal dengan cacian dari orang-orang mengenai dirinya yang dikata centil, caper, sok cantik bahkan ada yang bilang dia itu jalang.
Dia tak akan menghiraukan nya. Dia mendekati Renjun hanya dengan satu alasan, dan alasan itu bukan untuk mengambil hati Renjun. Alasan yang lebih baik.
Sudah berkali-kali Vyna menasihati Sanha agar menyerah mendekati Renjun, namun Sanha dengan sikap keras kepala nya tentu tak peduli.
Sekarang yeoja itu sedang duduk dipinggiran rooftop sekolah. Kedua kakinya dibiarkan menggantung di udara, yang sesekali ia ayunkan.
Inilah hal yang ia sukai, melihat langit biru dengan gumpalan awan putih disertai angin berhembus lembut membuat surai nya terbawa angin.
Ia pejamkan matanya, agar lebih menikmati suasana. Senyuman terukir di bibirnya.
Sangat tenang, karena memang jarang sekali ada orang yang datang ke rooftop sekolah ini. Mereka lebih suka diam di lapangan outdoor atau indoor, ya apalagi kalau bukan liat cogan-cogan yang lagi main basket atau olahraga.
Melihat cogan yang berlari dengan keringat yang bercucuran di dahinya dan tersenyum memang bisa membuat semangat kembali terisi setelah menempuh pelajaran yang memusingkan, namun itu tak berlaku untuk Sanha.
Sanha membalikkan badannya lalu berdiri saat dirasa ada yang berjalan ditangga. Ia membulatkan matanya saat melihat siapa yang datang.
"Renjun" gumam Sanha pelan.
Renjun sama syok nya karena tak akan menyangka di rooftop ini akan ada orang. Ia membalikkan badannya dan hendak turun tangga.
"Tunggu!" seruan Sanha membuat Renjun menghentikan langkah kakinya.
"Kalo lo mau diem disini gapapa ko. Gue ga akan ganggu" lanjut Sanha diakhiri dengan senyuman manisnya.
Renjun memalingkan wajahnya tanpa membalikkan badan lalu terlihat tersenyum, senyum yang lebih ke arah meremehkan. Ia pun turun dari roofop itu tanpa mengatakan apapun.
"Darimana lo?" tanya Vyna saat melihat Sanha masuk kelas dengan santainya.
"Biasa" jawab Sanha singkat.
"Gue udah nungguin lo daritadi. Kantin yuk! Mark sama Jeno udah nunggu" Sanha hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sanha pov
"Lama banget kalian. Kita daritadi udah nungguin sampe hampir jamuran tau" gue sama Vyna baru aja duduk, eh udah kena omel sama si Jeno.
"Nih nungguin tuan putri" gue yang merasa diejek oleh Vyna hanya bisa mengerucutkan bibir kesal. Gue kan disana cuma sekitar 10 menitan.
"Kita udah nunggu hampir 2 jam"
"Lebay banget sat, 2 jam yang lalu lo lagi molor pas pelajaran pa Namjoon" Mark ngegeplak kepala Jeno yang asal ngomong.
"Pokonya sebagai gantinya beliin jus jeruk buat gue sama Mark"
"Nah kalo itu gue setuju" Mark ikut-ikutan denger ide nya si Jeno.
"Bukan gue yang ngelamain, nih si Sanha. Berarti gue ga ikut nraktir ya" Vyna senyum sambil keliatan deretan gigi putihnya.
"Ck, iya-iya gue traktir. Anter vyn" gue nyerah kalo udah kek gini, gue pun berdiri dan narik tangan Vyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold | ft. Huang Renjun ✔
Teen Fiction[COMPLETED] ❛❛ Ketika hati dinginnya menghangat karena seorang gadis yang penuh rahasia itu ❜❜ ו End✔ ו Tolong tinggalkan jejak ya ו Semoga suka❤ ו Thank's!!