Mereka bubar sekitar jam 5 sore, power point sudah dikerjakan. Semuanya kembali ke rumah nya masing-masing, menyisakan Renjun dirumah sendiri.
Sedangkan di rumah sebelah, Sanha menjatuhkan dirinya diatas kasur lalu menghembuskan nafas kasar.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk" ujar Sanha sambil menutup matanya.
"Nyonya katanya ga akan pulang hari ini, ada proyek di Paris. Paling pulang 2 minggu lagi" terlihat bibi diambang pintu.
Sanha bangun dari rebahan nya lalu menatap wanita tua itu.
"Maaf, lagi-lagi kamu harus sendiri" bibi menundukan kepalanya.
"Udah biasa kali"
"Apa bibi ga usah pul–"
"Bibi pulang aja, kasian anak bibi nungguin"
"Gapapa?"
"Umur 7 tahun ditinggal sendiri di rumah, sekarang aku udah 17 tahun, dan bibi masih nanya 'gapapa'?"
"Yaudah. Bibi udah buatin jjangmyeon buat makan malam, nanti kamu turun ya" bibi pun menutup pintu kamar Sanha, lalu turun ke lantai bawah.
Sanha menutup matanya lalu menghembuskan nafasnya pelan.
ו×
"Bibi pergi dulu ya ha. Besok lusa juga udah kesini lagi"
Sanha hanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil. Sekilas, ia melihat Renjun disamping rumahnya sedang mengobrol dengan mamanya.
-Enak ya-
Sanha memasuki halaman rumahnya, hari ini tak ada kejadian yang istimewa atau berbeda, semuanya sama. Ia menyimpan sepatu sekolah nya di rak, lalu naik ke lantai atas dan menjatuhkan dirinya diatas kasur.
Perut nya berbunyi minta diisi. Dengan berat hati, Sanha mengganti baju seragamnya dengan sweter kebesaran dan celana pendek hitam. Ini tipe baju yang sangat nyaman saat berada di rumah menurut Sanha.
Ia turun ke lantai bawah lalu menyalakan lampu ruang tengah dan dapur. Makan bulgogi yang ia inginkan sekarang.
Setelah selesai membuat bulgogi, ia naik ke lantai 2 sambil membawa mangkuk bulgogi-nya tanpa mematikan lampu bawah, jujur dia takut gelap.
Sanha menyimpan mangkuk nya diatas meja, lalu memilih beberapa CD untuk ditonton nya. Setelah memutuskan akan menonton suatu film, ia mulai mem- play film nya.
Sanha duduk sila diatas sofa sambil memakan bulgogi-nya dengan tatapan yang fokus ke tv besar didepannya.
Ia mem- pause film nya saat mendengar bel ditekan. Ia bergumam kesal karena kegiatan favoritnya diganggu.
"Tante? Renjun?" Sanha terkejut saat membuka pintu ada tetangganya.
Mama Huang menghembuskan nafas pelan, lalu tersenyum.
"Hai Sanha! Lagi sibuk ga?" mama Huang tersenyum lebar, berbeda dengan anaknya yang memasang muka datar.
"Ngga kok. Ada apa ya tante?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold | ft. Huang Renjun ✔
Teen Fiction[COMPLETED] ❛❛ Ketika hati dinginnya menghangat karena seorang gadis yang penuh rahasia itu ❜❜ ו End✔ ו Tolong tinggalkan jejak ya ו Semoga suka❤ ו Thank's!!