Part 16

3.3K 449 116
                                    

Disinilah Sanha sekarang.

Menikmati setiap terpaan angin yang mengenai wajahnya dan membuat rambut nya menari-nari.

Kakinya terayun-ayun diatas rooftop sekolah ini.

Dia membuka matanya, menatap langit biru yang luas diatas sana.

Napa sesakit ini saat gue ngehindarin Renjun?

Napa sulit banget biar bersikap seperlunya ke Renjun?

Napa gue gelisah saat liat Renjun merhatiin gue kaya gitu? Seakan-akan dikepalanya penuh pertanyaan yang ingin dilontarkan ke gue.

Sanha menghembuskan nafas perlahan.

Ini berat, bukan mustahil.

Sanha menyemangati dirinya sendiri.

Mendengar suara kaki di tangga membuat Sanha membalikkan badannya dan menunggu sosok yang akan keluar dari sana.

Sosok itu menampakan dirinya, ia adalah orang yang selama seminggu lebih ini dihindari oleh Sanha.

Sanha berdiri dari duduknya dan mengalihkan pandangan nya. Ia tak mau menatap Renjun, itu akan membuatnya lebih sulit untuk menghindari lelaki itu.

"Lo liat di toilet?" napa harus itu pertanyaan nya sih njun?

Sanha menatap Renjun, oke, sebut saja dia kalah dari Renjun.

"I-iya, ga sengaja. Maaf. Gue ga akan bilang siapa-siapa kok" ujar Sanha lalu tersenyum tipis.

Renjun diam, daritadi dia hanya menatap tepat dimata Sanha.

"Kalo gitu, gue duluan ya. Mark, Jeno sama Vyna pasti marah kalo gue ga nyusul ke kantin" Sanha melangkahkan kakinya.

Saat Sanha melewati Renjun,




Grep!




Seketika langkah kaki Sanha berhenti saat tiba-tiba Renjun menahan tangannya.

Sanha mendongak agar bisa menatap Renjun. Yang ditatap menatap Sanha balik.

"Njun, ada apa?" tanya Sanha.

"Napa lo hindarin gue?" tanya Renjun balik dengan nada dingin.

"A-apa? Gue ga hindarin lo kok. Perasaan lo aja kali. Udah ya gue mau ke kantin" Sanha mencoba melepaskan cengkraman tangan Renjun dari tangannya.

Namun, alih-alih tangannya terlepas, tangan satunya malah dicengkram juga sama Renjun. Jadi sekarang kedua tangan Sanha dicengkram oleh Renjun.

"Jawab pertanyaan gue. Kenapa?" nada Renjun mulai meninggi.

Sanha terdiam. Tak mungkin dia bilang karena Vyna menyuruhnya, bisa-bisa Renjun malah benci sama Vyna jadinya. Sanha tak mau seperti itu.

"Jawab" nada bicaranya tegas, membuat Sanha menelan salivanya sendiri.

Sanha menunduk, tak mau menatap mata Renjun yang sedang mengintrogasinya itu.

"Lo punya mulut kan? Gue bilang jawab" Sanha masih menutup mulutnya.

"Gue ga se bego itu, bahkan orang bego pun tau kalo selama seminggu akhir ini lo hindarin gue. Apa yang ngebuat lo kek gitu? Atau siapa?"

Sanha mendongak dan tepat saat itu, ia bisa melihat di bola mata Renjun hanya ada pantulan dirinya.

"Lee Sanha"





Deg!





Itu pertama kalinya Renjun memanggil namanya. Ia membulatkan matanya. Mengapa jantungnya serasa berdetak cepat sekali.

Cold | ft. Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang