Part 9

3.6K 484 86
                                    

"Gue minta lo nyeritain masalah yang bikin lo kek gini" ujar Sanha.

"Kek gini gimana?"

"Ya gini, lo kaya yang banyak pikiran"

"Bukan apa-apa"

"Permintaan kedua, gue minta lo jujur"

"Napa langsung banyak permintaan kek gini sih?"

"Ya serah gue dong. Salah siapa lo kalah"

Renjun hanya berdecih pelan.

"Sekarang ceritain masalah lo itu"

"Ga"

"Ga ada kata nolak"

"Ini masalah pribadi gue. Lo tau kan yang namanya privasi setiap orang. Ga semua orang nyeritain semua masalahnya. Lo bukan bocah kan yang ga paham itu?"

Sanha terdiam seketika. Dia memang ingin menyelesaikan tugas akhir nya, tapi apa itu ngebuat dia jadi orang yang merusak privasi orang lain?


Apa yang gue lakuin?


"Maaf"

Renjun mengalihkan pandangan nya ke arah Sanha yang sedang menunduk.

"Gue salah. Gue ga seharusnya minta lo nyeritain kek gini. Gue pikir kalo lo cerita in masalah lo ke orang lain bakal agak lega, tapi ternyata gue salah ngira. Maaf, ga seharusnya gue ganggu privasi lo itu" jelas Sanha panjang lebar.


Napa dia bales nya kek gitu? Gue kira dia bakal maksa-maksa gue—



Renjun terdiam, hanya ada suara angin berhembus yang terdengar.

"Gue duluan ke kelas ya njun" ujar Sanha lalu berdiri dari duduknya.

Ia berjalan hendak turun tangga, sebelum

"Oy!" seruan itu membuat Sanha menghentikan langkah kakinya.

Ia berbalik badan dan menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut Renjun berikut nya.

"Sini" lanjut Renjun sambil mengisyaratkan Sanha agar duduk di samping nya dengan kepala nya (?).

"Apa?"

"Gue bilang sini"

"Tapi—"

"Gue. Bilang. Sini." ujar Renjun dengan penekanan di setiap kata nya.

Sanha meneguk saliva nya kasar lalu berjalan menghampiri Renjun dan duduk kembali di samping nya.

"Gue bakal cerita, tapi gue minta lo diem. Gue cuma minta dengerin, bukan ngomentarin. Kalo lo masih bersuara, gue ga akan segan-segan buat dorong lo biar jatoh dari atas sini"

Sanha hanya mengangguk samar. Liat Renjun ngomong panjang kek gini serem anjir, mending ngomong pendek aja deh.

"Mama mau nikah lagi. Gue menentang itu dan akhirnya gue berantem sama mama. Papa gue meninggal karena kecelakaan saat gue berumur 7 tahun.

Mama sempet depresi dan ga ngomong berminggu-minggu. Tapi syukurnya dia kembali kaya biasa lagi karena gue selalu berusaha ngebuat dia tersenyum dan ngelupain papa.

Gue kira mama kembali kaya biasa lagi karena gue, tapi ternyata ada campur tangan orang lain. Ternyata mama selalu main sama cowo lain diluar sana dan itulah kenapa mama jadi bahagia lagi.

Cold | ft. Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang