Part 27

3.4K 426 43
                                    

"Janji paan? Jangan kek bocah deh"

"Ayolah" Sanha mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji apa dulu?" tanya Renjun.

"Janji kalo kita bakal terus ngelanjutin hidup walaupun pisah"

"Gadanta"

"Ayo dong! Masa janji kek gitu aja ga mau"

Sanha menatap Renjun dengan mata penuh harap. Renjun menghembuskan nafas panjang.

"Iya"

"Kelingking nya"

Renjun berdecak kesal lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Sanha.

"Nah, gitu dong. Janji harus ditepati kan, jadi lo ga boleh ingkar ya"

"Serah"

"Tapi napa lo tiba-tiba bikin janji kek gitu?" tanya Renjun heran.

"Ngga apa-apa kok. Turun yuk! 10 menit lagi masuk"

Sanha bangun dari duduknya lalu berjalan mendahului Renjun.






Napa janji tadi berasa kalo Sanha bakal pergi jauh ya?–





"Renjun! Ayo!" teriakan Sanha membuat lamunan Renjun buyar.

Ia berjalan santai, lalu turun dari rooftop bersama Sanha.

–Semoga itu cuma perasaan gue aja–









Renjun pov

Gue yang baru masuk ke dalem rumah, seketika kaget ngeliat tante Lee atau mama Sanha sedang mencengkram kuat tangan mama.

"Mama?!" gue langsung lari dan ngelepasin cengkraman tante Lee dari tangan mama.

"Tante ngapain disini?!" teriak gue tepat di depan wajahnya.

"Urus ibu mu itu, sayang. Jangan sok peduli pada Sanha" ujar tante Lee dengan wajah dinginnya.

"Saya hanya ingin tau ada apa dengan Sanha" ujar mama sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

"Tak perlu ikut campur urusan keluarga saya, nyonya Huang. Saya mendidik anak saya dengan cara saya sendiri" tante Lee berucap remeh.

Ia pun keluar dari rumah Lee.

"Mama gapapa? Tadi tante Lee ngapain aja ke mama?" tanya gue panik.

"Mama cuma...."






Brug!





Gue panik nelpon ambulan.

Mama pingsan dengan dahi yang mengeluarkan banyak darah dan lebam di kaki dan tangannya.

Setelah sampai di rumah sakit, mama segera dimasukan ke salah satu ruangan untuk ditangani.

Beberapa menit gue muter-muter ga jelas depan pintu ruangan, akhirnya pintu itu terbuka dan mempersilahkan gue masuk.

"Mama kenapa?" tanya gue lirih sambil liat mama yang sekarang sudah dipakai kan beberapa selang infus di tangannya.

"Mama jangan ninggalin Renjun" gue ga bisa nahan lagi air mata yahg daritadi udah pengen pecah.

Hanya ada suara isak tangis gue dan suara dari pendeteksi detak jantung di samping mama.

"Renjun cuma punya mama"





Cold | ft. Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang