Part 3

4.6K 553 120
                                    

Bugh!!


Ting!


Tong!


Suara bel mengalihkan pandangan sejenak. Sanha terlalu sibuk mengatur nafasnya.

"Mama buka dulu pintu ya" ucap seorang wanita paruh baya sambil menangkup pipi anaknya.

Sanha tak mau melihat langsung mata mamanya saat ini.

"Pake foundation dan bedak. Tutupi semua lukamu itu. Paham?" nadanya lembut namun menurut Sanha itu nada yang menyeramkan.

Mamanya tersenyum, manis untuk sebagian orang, namun mengerikan untuk Sanha.

"Ingat pesan mama?" ucap nya sambil mengelus-elus pipi Sanha menggunakan ibu jarinya.

"Pesan apa itu sayang?" mamanya menekan luka akibatnya di pipi dengan ibu jarinya.

Sanha sempat teriak, lalu menggigit bibir bawahnya agar tak lagi berteriak.

"Sembunyikan semuanya"



Ting!

Tong!



"Bagus. Mama buka pintu dulu ya" mamanya pun melepaskan tangannya dari pipi Sanha.

"Mama menyayangimu" dia pun mengecup pelan pucuk kepala Sanha dan berlalu dari kamar anaknya itu.

Sanha memeluk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya di kakinya itu. Ia menumpahkan air mata yang sejak tadi ditahannya.

Bukan menangisi tindakan ibunya, namun menangisi takdir kehidupannya yang tak bisa semulus orang lain.

Dadanya terasa sesak, ia merangkak mendekati nakas kecil disamping kanannya.

Dengan tergesa-gesa, ia membuka laci paling bawah. Ia mengambil sebuah botol dan mengeluarkan isinya lalu meminumnya dengan cepat. Untungnya dia selalu sedia minum dikamarnya.

Nafasnya sudah beraturan lagi. Ia pun menyenderkan punggungnya ke dinding dingin kamarnya.

Lo harus kuat ha. Masih ada satu hal yang harus lo lakuin lagi–








"Siapa ya?" ucap mama Lee saat melihat wanita seumurannya berada di depan rumahnya.

"Panggil aja mama Huang, tetangga sebelah" ujarnya sambil tersenyum lebar.

"Ohh, saya mama Lee. Ada apa ya?"

"Ini ada sedikit kue, maaf tak seenak buatan mu sebelumnya"

"Oh? Ah, iya terima kasih. Aduh, jadi ngerepotin"

"Ngga kok. Oh ya kamu punya anak yeoja yang cantik"

"Maksudmu Sanha?"

"Iya. Dia cantik dan lucu, sama seperti mama nya"

"Ah, kamu bisa saja. Masuk dulu ayo"

"Ah, ga usah. Saya juga mau lanjut beres-beres rumah"

"Oh. Kapan-kapan mampir lagi ya"

"Iya"

Mama Huang pun pergi dari pekarangan rumah keluarga Lee itu. Senyum mama Lee luntur seketika, tergantikan dengan wajah datar. Ia pun masuk ke rumah.



Brak!



Mama Lee menggebrak meja makan, membuat bibi keluar dari dapur.

Cold | ft. Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang