Bonus Chapter

4K 444 46
                                    

Author pov

Isakan tangis Renjun terdengar di samping Sanha.

Dia merutuki dirinya sendiri sambil terus meminta maaf pada Sanha.


“Jangan nangis. Gue ga suka liat air mata lo”


Kata-kata Sanha tiba-tiba terngiang dikepala Renjun.

Ia mengangkat kepalanya dan menatap Sanha yang sudah tenang. Ia tersenyum lalu mengelus rambut Sanha pelan.

"Gue ga akan lupain lo ha. Yang tenang ya"

Ia berjalan keluar dari kamar Sanha dengan langkah pelan.

"Njun"

"Kak Sana, kaka gapapa?"

Kak Sana cuma ngangguk lemah.

"Sabar ya kak"

"Iya. Kamu juga ya"

Renjun cuma senyum terus ngangguk.

"Kamu mau pulang?" tanya kak Sana.

"Renjun bareng kaka aja"

"Kaka mau ngurusin ini dulu"

"Iya. Gapapa"

"Yaudah"

Lagi-lagi Renjun ngangguk.

Kak Sana masuk ke kamar Sanha sedangkan Renjun duduk di kursi yang ada di luar ruangan.

Suara tangis kak Sana terdengar sampai tempat Renjun berada saat ini.

Ga boleh. Lo ga boleh nangis. Sanha ga suka liat air mata lo.

Renjun mengusap air matanya lalu menghembuskan nafas berat.

"Permisi" Renjun berdiri dari duduknya.

"Iya?"

"Apa anda teman Sanha?"

"Iya"

"Beberapa menit lalu, pasien Sanha menitipkan ini untuk temannya yang datang ke rumah sakit. Sepertinya teman yang dimaksud dia itu anda"

"Kaya nya"

"Yasudah ini"

Suster itu ngasihin semacam rekaman suara gitu ke Renjun.

"Makasih"

Renjun tersenyum lalu duduk lagi di tempat semula.

Ia menekan tombol on yang ada di rekaman itu.

“Hai Renjun, gue kangen sama lo”

Renjun menekan tombol off segera. Ia rasa, ia belum siap untuk mendengar rekaman suara Sanha itu.

Mungkin dia akan mendengarkan nya saat pulang ke rumah nanti.

Kak Sana sudah mengabari suami nya. Renjun sudah mengabari mama nya. Semuanya terkejut tak menyangka Sanha si anak ceria itu memiliki penyakit yang ga main-main.

Pemakaman dilangsungkan dengan penuh air mata dan kesedihan.

Satu per satu orang pergi meninggalkan tempat itu. Tersisa kak Sana, suami kak Sana, Renjun dan mama Renjun.

Kak Sana masih belum berhenti menangis sampai saat ini.

Renjun pulang ke rumahnya dengan langkah lunglai. Ia masuk ke kamarnya.

Cold | ft. Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang