"Hai pa, Sanha dateng"
Hanya terdengar desir angin yang menenangkan.
"Maaf Sanha baru dateng sekarang. Di sekolah banyak tugas, jadinya Sanha sibuk. Kemarin ka Sana kesini yah? Dia bilang apa sama papa? Jangan-jangan ngomongin Sanha lagi.
Mama seperti biasa. Sanha punya banyak temen yang baik. Jadi papa tenang aja ya, Sanha bisa jaga diri.
Pa, hari ini Sanha bawa satu temen. Kenalin dia namanya Renjun, dia temen sekaligus tetangga Sanha. Dia salah satu temen yang Sanha bilang"
Sanha mendongak lalu tersenyum ke arah Renjun.
Renjun tak punya rangkaian kalimat yang bisa dilontarkan jadinya dia memilih untuk diam saja, mendengarkan kalimat Sanha.
"Maaf Sanha jarang jenguk papa. Tapi Sanha janji, Sanha bakal nyempetin datang lagi kesini, biar papa ga kesepian.
Disini Sanha bahagia, jadi papa juga harus bahagia disana. Sanha kangen papa"
Air mata keluar dari pelupuk mata Sanha yang langsung menembus tanah berumput itu. Ia menyeka air matanya.
"Sanha pamit. Kapan-kapan Sanha datang lagi kesini. Sebentar lagi Sanha bakal nyusul papa kesana, papa tunggu ya"
Sanha pun berdiri, tersenyum ke arah Renjun lalu berjalan menjauhi tempat peristirahatan terakhir papanya itu.
"Napa papa lo bisa gitu?" tanya Renjun sambil jalan disamping Sanha.
"Kecelakaan" jawab Sanha singkat.
Renjun diam, ia tak mau menyinggung perasaan Sanha yang pasti sedang sensitif kali ini.
Sanha tersenyum sambil memerhatikan pohon-pohon yang rindang.
"Dari sini mau pulang?" tanya Sanha dengan nada ceria nya.
Seakan-akan kejadian tadi sudah biasa baginya.
"Ke minimarket dulu mau ga?" Renjun berucap dingin.
Sanha mengangguk senang, lalu berlari sambil nyanyi-nyanyi ga jelas.
Renjun berjalan santai sambil memerhatikan punggung Sanha yang menjauhi dirinya.
–Sanha. Dia memiliki banyak rahasia–
Tak ada yang tau bahwa dibalik senyuman dan nyanyi-nyanyi ga jelas nya itu ada tangisan yang terus meluncur turun.
Ia berlari bukan tanpa alasan. Ia hanya tak mau memperlihatkan air matanya pada siapa pun, termasuk Renjun.
ו×
Keesokan harinya, semua seperti biasa namun ada sedikit kemajuan. Vyna menjadi banyak omong lagi dan Renjun tak menjauhi Sanha lagi.
Orang-orang masih membully Sanha, namun tak sesering sebelumnya. Mungkin mereka lelah sendiri jadinya hanya ada beberapa saja yang mencaci nya, sisanya hanya menjauhi Sanha saja.
Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit lalu. Sekarang Vyna sedang ada di gerbang depan menunggu jemputannya.
Sanha kemana? Tadi Sanha bilang akan ke toilet dulu karena kebelet.
Jika saja Vyna lebih teliti sedikit, ia akan merasa aneh karena sudah hampir 30 menit Sanha belum balik lagi ke gerbang depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold | ft. Huang Renjun ✔
Teen Fiction[COMPLETED] ❛❛ Ketika hati dinginnya menghangat karena seorang gadis yang penuh rahasia itu ❜❜ ו End✔ ו Tolong tinggalkan jejak ya ו Semoga suka❤ ו Thank's!!