Setelah sampai di Uks, Jeje langsung melihat daftar jadwal PMR hari ini. Dan tepat hari ini yang memiliki jadwal adalah Revan.
Jeje segera mencari Revan dan meninggalkan Icha sendirian di Uks.
"Cha gue cari Revan dulu ya," Ujar Jeje
Sontak Icha membelalakkan matanya.
"Ngapain!?" Kejut Icha.
"Hari ini jadwalnya dia. Ya kali manggil PMR yang lain, 'kan sekarang mereka juga lagi belajar."
"Tunggu ya," Lanjutnya.
Icha hanya menghela nafas pasrah. Karena Jeje menghilang cepat dari ambang pintu.
***
Beberapa menit kemudian terdengar suara derap langkah kaki. Spontan Icha langsung pura-pura tertidur. Ia tak siap melihat seorang yang sahabatnya panggil sekarang.
"Cha .."
Ingin sekali Icha menatap wajah orang tersebut. Tapi tidak. Icha tidak mau sakit untuk yang kesekian kalinya.
"Lo tidur?" Tanya Revan.
Icha tak beniat menjawab pertanyaan tersebut. Yang ia inginkan sekarang hanyalah istirahat.
🍁🍁🍁
Selang beberapa menit, Icha pun terbangun dari mimpinya. Ia melihat sekelilingnya dan ternyata Revan ikut tertidur di sisi ranjang Icha.
Entah kenapa, hati Icha menghangat saat ia mengetahui bahwa Revan menunggunya bangun sampai ikut tertidur.
"Revan .." Panggil Icha dengan sangat pelan sambil mengusap lembut rambut suaminya.
"Ganteng hihi," Batin Icha tiba-tiba.
"Cha lo bilang apa tadi?"
"Najis Cha, jangan lo ulangin lagi." Gumam Icha pelan sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri karena tersadar akan apa yang ia katakan di dalam hatinya tadi.
Tiba-tiba Revan menggeliat.
"Eughh--Cha lo udah bangun dari tadi?" Tanya Revan dengan suara khas orang baru bangun.
"Barusan kok," Jawab Icha sambil tersenyum.
Revan menunduk dan Icha mengerutkan dahinya.
"Maaf." Lirih Revan.
Seperti banyak kehangatan yang menyerang hati Icha sekarang. Gadis itu hanya bisa menahan untuk tidak tersenyum.
"Untuk?" Tanya Icha polos.
"Semuanya." Ujar Revan yang masih menunduk dan tak berani menatap wajah Icha.
"Maaf gue belum bisa nerima lo dikehidupan gue. Maaf gue udah kasar sama lo. Gue sadar gue brengsek! Gue sadar gue salah. Tapi mau gimana lagi, gue belum bisa nerima lo. Maaf cha. Maaf maaf maa--" Lanjutnya yang dipotong oleh Icha.
"Stop udah. Gue gapapa kok. Gue udah biasa diginiin,"
Revan semakin merasa bersalah, "Cha, lo bisa bantu gue?" Tawar Revan.
"Bantu apa? Kalau gue bisa bantu, gue bantu kok,"
"Bantu gue untuk menerima lo dikehidupan kita sekarang," Ujar Revan.
🍁🍁🍁
Hay semua👋
Jangan lupa vote dan comment❤
Thank you!
O6.O4.2O
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry A Classmate [End]
Teen Fiction"Sini aku peluk," Menceritakan tentang kisah Clarissa Putri Valentine dan Revan Megantara Putra. Dua sejoli yang sekelas dan masih menduduki bangku Sekolah Menengah Akhir dengan terpaksa menerima perjodohan konyol yang orang tua mereka buat. Pada ak...