Sekarang kandungan Icha sudah memasuki bulan ke delapan, sebulan lagi ia akan melihat anaknya lahir ke dunia ini.
Tok tok tok ...
"Bentar," Icha berjalan dengan hati-hati untuk melihat siapa yang datang siang ini.
Ceklek ..
"Jahat lo!"
Icha menyengir dengan polos sambil menggaruk tengkuknya.
"Hehe maaf,"
Jeje melengkungkan bibirnya ke bawah, "Kenapa gak bilang udah bunting?"
Icha masih menyengir, "Ayo masuk, duduk dulu."
Jeje pun masuk dan langsung duduk dengan rapi, "Cepet ceritain!"
Icha menggaruk tengkuknya, "Ya ... gitu deh,"
Jeje bedecak, "Ayo dong ceritain,"
"Mau minum apa?" Tanya Icha mengalihkan pembicaraan.
"Gausah ngalihin pembicaraan,"
"Eh tapi boleh deh, air putih aja."
Icha memutar bola matanya malas. "Tunggu ye,"
Jeje mengangguk.
Icha memberikan segelas air putih kepada sahabatnya. "Ceritanya panjang,"
Jeje mendelik, "Jelas panjang lah, orang udah 8 bulan."
"Kok tau?"
"Gue ngitung lah,"
Icha bertepuk tangan dengan bangganya, "Gila sampai dihitung gitu."
"Iyalah! ponakan gue," Ujar Jeje sambil mengusap pelan perut Icha.
"Revan mana?"
"Lagi kerja."
Jeje membelalakkan matanya tak percaya, "Wih bagus-bagus, dulu aja lo disakitin terus."
Icha terkekeh kecil menanggapinya.
"Ngomong-ngomong jenis kelaminnya apa?"
"Laki-laki,"
"Ntar namannya siapa?"
"Azka Megantara Putra."
***
"Sayang, aku pulang."
Revan menyapu seluruh penjuru ruangan dengan matanya, "Di kamar mungkin," Gumamnya. Ia mulai menaiki tangga satu per satu menuju kamarnya.
Ceklek ..
"Cha,"
Icha menoleh, "Udah pulang?"
Revan mengangguk, "Lagi rapi-rapiin baju dedek Azka ya?" Ia melihat istrinya sedang melipat-lipat baju anaknya.
Icha mengangguk, "Iya."
"Cek kandungan yuk!"
Icha tampak berfikir, "Ayo deh,"
"Tapi aku mandi dulu," Sambungnya.
"Aku juga kalau gitu," Ujar Revan.
Icha bangkit dari kegiatannya dan berjalan mendakati Revan yang ada di ranjang, "Mandi bareng yuk!"
Revan membelalakkan matanya.
Bibir Icha mengerucut, "Aku kangen sama dia!" Ujarnya sambil mengusap lembut gundukan yang ada di balik celana Revan.
"Shh,"
Shit!
"Mhh, gak bisa sayang."
"Kamu udah 8 bulan, kasian dedek Azka nanti."
Bibir Icha melengkung ke bawah lalu berdecak, "Yaudah aku emut aja!"
"Kayak permen lolipop hihi,"
Yash!
"Tapi mandi bareng ya," Ujar Icha tapi bibirnya masih cemberut.
Cup.
"Iya iyaa, udah dong jangan cemberut gitu." Ujar Revan.
"Yeay!" Icha memeluk suaminya karena kegirangan.
***
"Bagian tubuhnya lengkap, detak jantungnya juga normal." Ujar Buk dokter sambil melihat ke arah monitor.
"Aktif banget! Sering nendang-nendang ya?"
Icha mengangguk, "Iya sering banget."
"Kira-kira lahirnya kapan ya dok?" Tanya Revan.
"Perkiraannya sih, satu bulan lagi." Ujar Buk dokter.
"Bisa juga, tiga minggu lagi." Sambungnya.
Revan mengangguk paham.
"Karena umur adek masih remaja, nanti saya kasih vitamin lebih ya."
Icha mengangguk.
"Kalian berdua sudah menikah?"
"Sudah dok," Ujar Revan.
"Kami dijodohkan," Sambungnya.
Buk dokter tersenyum menggoda, "Oh kelepasan toh ceritanya," Ujarnya.
Revan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Icha memalingkan wajahnya ke arah dinding karena malu.
"Ya sudah, ini vitaminnya dan di dalamnya sudah ada catatan ketentuan untuk meminumnya. Kalau 3 minggu lagi ketubannya sudah pecah terpaksa harus operasi cesar,"
Tiba-tiba Icha memegang tangan Revan dengan kencang, Revan yang mengerti pun langsung membalas genggaman istrinya.
"Tapi kalau baru pecah diminggu berikutnya ... terserah sih, boleh normal boleh operasi. Tergantung adiknya aja." Buk dokter menunjuk ke arah Icha.
"Karena posisi kepala bayinya juga dibawah, jadi bisa untuk normal. Kita lihat kapan ketubannya pecah aja ya." Final Buk dokter. Icha dan Revan pun mengangguk.
"Kalau begitu, kami permisi dok." Pamit Revan tanpa melepas genggamannya dengan Icha.
Buk dokter mengangguk, "Hati-hati ya. Semoga langgeng ya pengantin baru!" Ujarnya sambil terkekeh diakhir kalimatnya.
Revan dan Icha pun hanya tersenyum menanggapinya.
***
Jangan lupa vote dan comment❤
Satu vote dari kalian sangat berarti buat aku💕
Thank you ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry A Classmate [End]
Dla nastolatków"Sini aku peluk," Menceritakan tentang kisah Clarissa Putri Valentine dan Revan Megantara Putra. Dua sejoli yang sekelas dan masih menduduki bangku Sekolah Menengah Akhir dengan terpaksa menerima perjodohan konyol yang orang tua mereka buat. Pada ak...