Sudah beberapa hari ini Revan menjadi lebih sering berada di luar rumah, karena kejadian seminggu yang lalu. Walaupun Icha sudah berkali-kali meminta maaf dan ingin menjelaskan tentang hal sebenarnya yang terjadi. Tapi Revan menolaknya mentah-mentah.
Flashback on.
Jam pulang sekolah,
Bayu menarik tangan Icha, "Pulang bareng gue ya?"
Icha tersenyum kikuk lalu melepas cekalan tangan Bayu dari tangannya, "Gue nunggu Revan di depan aja, duluan ya."
"Cha tunggu,"
Icha menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
"Kenapa?"
Bayu memegang kedua tangan Icha dan menatap manik mata Icha dengan dalam, "Gue tau kita udah sahabatan sejak lama, gue juga tau seharusnya gue bisa melawan perasaan gue ke lo. Tapi setelah gue berusaha, makin kesini malah perasaan ini makin besar Cha. Perasaan ingin memiliki, ingin melindungi dan ingin ke jenjang yang lebih serius. Walaupun gue tau, lo lagi deket sama Revan."
Bayu berdehem sesaat mengurangi rasa canggungnya, "Intinya biar gak banyak basa-basi. Gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?"
Icha terkejut bukan main, ternyata sahabatnya yang sudah dianggap sebagai saudara baginya menyukainya diam-diam selama ini. Ia menarik kedua tangannya dari genggaman tangan Bayu. "Maaf Yu,"
Bayu tersenyum, walau terlihat sekali senyuman itu penuh dengan kekecewaan. "Gak usah dilanjutin Cha, gue tau jawaban lo."
"Gue lega akhirnya bisa ngungkapin semua perasaan gue ke lo," Sambungnya.
"Maafin gue Bayu," Ujar Icha dengan suara memelan sambil menunduk.
Bayu tersenyum lagi, walaupun gadis dihadapannya tidak melihat hal itu. "Gapapa Cha, gue boleh minta satu permintaan gak?"
Icha mendongak, "Permintaan apa?"
"Gue boleh peluk lo gak?"
Icha terdiam.
"Sekali aja."
Icha pun memeluk Bayu dan dengan cepat Bayu pun membalas pelukan Icha. Memeluk sahabat sendiri tidak ada salahnya 'kan?
Tiba-tiba Bayu melepas pelukannya dan wajahnya mendekati pipi Icha--
Lalu terjadi pertengkaran yang ada di chapter sebelumnya.
Flashback off.
Icha menghela nafas pelan.
Sekarang mereka berdua berada di ranjang yang sama. Revan yang masih tertidur membelakangi Icha dan bantal guling yang menjadi pembatas mereka.
"Van,"
Tak ada jawaban. Mungkin masih tidur, begitu pikir Icha. Padahal sekarang sudah jam 9 lebih, syukurnya sekarang hari libur.
Akhirnya Icha memberanikan diri memeluk Revan dari belakang. Revan sedikit terkejut, ia memang sudah bangun terlebih dahulu daripada Icha.
"Maafin aku,"
Mereka terdiam.
"Kamu salah paham Van--"
"Lepas!" Revan membuang kasar tangan Icha dari pinggangnya.
"Udah jelas semuanya. Lo suka sama Bayu 'kan?" Tanya Revan.
Icha menggeleng dengan cepat walaupun suaminya itu tak melihatnya, "Enggak Van,"
"Bacot pergi sana!" Bentak Revan.
"Panggil aku, kalau kamu udah mau dengerin semua penjelasannya." Cicit Icha tapi masih bisa didengan Revan.
Tak ada jawaban dari Revan. Icha perlahan mulai terisak.
***
Icha sekarang sedang berada di taman belakang, tepatnya di kolam renang rumah mereka. Ia duduk dipinggir kolam lalu memasukkan kedua kakinya ke dalam air.
Dia sudah membuatkan sarapan untuk suaminya. Nasi goreng favorit Revan, ia berharap Revan memakannya.
Tok tok tok..
"Iya sebentar," Bukan Icha yang mengatakan itu, melainkan suaminya.
Icha menoleh ke arah ruang tamu. Taman belakang rumahnya tak jauh dari dapur dan ruang tamu mereka. Kalian paham 'kan?
Deg.
Icha melihat Revan memeluk tamu tersebut. Dia tak tau siapa perempuan itu. Icha menunduk dan masih memainkan kakinya di air.
"Cha buatin cewek gue sandwich, dia lagi ngidam."
Icha menoleh ke sumber suara yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya.
"Kenapa dada gue sesek gini,"
Icha bangkit lalu berjalan mendekati suaminya. "Dia siapa?" Tanya Icha.
"Pacar gue. Kenapa?"
Icha terdiam.
"Cepet buatin dia lagi pengen." Suruh Revan lalu pergi ke ruang tamu dan berbincang ria dengan perempuan tersebut.
Icha menunduk dan isakan keluar dari bibirnya. Ia mengusap perlahan air matanya lalu berjalan ke arah dapur untuk membuatkan sandwich yang diperintah suaminya.
***
Icha meletakkan piring yang berisi dua buah sandwich di meja ruang tamu lalu bebalik badan dan dengan cepat berjalan ke arah tangga.
"Sekalian dong buatin gue jus mangga."
Icha menghela nafas pelan dan mengusap air matanya kembali. Ia berbalik lagi berjalan ke dapur dan membuatkan minuman untuk suaminya.
Setelah selesai membuatkan minuman untuk Revan, ia berjalan ke ruang tamu dan langsung disungguhi pemandangan tak enak bagi hati Icha.
Suaminya mencium perut perempuan di sebelahnya yang sedikit membuncit, lalu mengelusnya dengan lembut.
Icha menghentikan langkahnya sesaat. Tiba-tiba pandangannya bertemu dengan manik mata Revan, Icha dengan cepat menunduk untuk menyembunyikan genangan air di kelopak matanya.
Ia berjalan beberapa langkah lagi dan meletakkan jus mangga yang diminta oleh suaminya. Lalu berbalik dan langsung lari ke kemarnya.
***
Kasian Icha hiks v_v
Jangan lupa vote dan comment ya❤
Ayo dong di klik tombol bintangnya ^^
Masih mau lanjut ken? Klik votenya ya♥
Happy 4k readers luvv!!
Thank you! Hihi^
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry A Classmate [End]
Fiksi Remaja"Sini aku peluk," Menceritakan tentang kisah Clarissa Putri Valentine dan Revan Megantara Putra. Dua sejoli yang sekelas dan masih menduduki bangku Sekolah Menengah Akhir dengan terpaksa menerima perjodohan konyol yang orang tua mereka buat. Pada ak...