24 - Aku atau Dia ...

35.6K 2.2K 15
                                    

Icha mengerjapkan matanya dan pemandangan yang ia pertama kali adalah suaminya.

Revan tersenyum kecil melihat Icha yang sedang menatapnya juga.

Revan mencium kening Icha lagi untuk kesekian kalinya lalu mengusap lembut rambut Icha.

Icha semakin mengeratkan pelukannya menyembunyikkan pipinya yang sudah seperti ketiping rebus itu, Revan pun membalasnya lebih erat.

Revan tersenyum simpul, "Bangun yuk," Ajak Revan.

Icha mendongak, "Emang sekarang jam berapa?" Tanya Icha dengan polosnya.

"Jam setengah enam sih,"

"Entaran aja," Icha kembali memejamkan matanya dan menenggelam kepalanya pada dada bidang Revan sambil mengendus-ngendusnya nyaman.

Revan tersenyum tipis lalu mengusap lembut rambut Icha, beberapa detik kemudian ia terdiam memikirkan bagaimana cara mengakhiri hubungannya dengan Dea.

Apakah dengan mengakhiri hubungannya dengan Dea, Icha akan terancam keselamatannya?

Apakah ia harus bertahan dengan kebohongan selama ini tanpa sepengetahuan Icha? Itupun demi keselamatan Icha.

Disisi lain, Icha sedang tersenyum-senyum malu di dekapan Revan. Senyumnya pun perlahan luntur karena memikirkan Revan akan berangkat sekolah dengan siapa nanti.

Icha melonggarkan pelukannya dan menatap Revan, yang di tatap pun tersenyum tipis sambil mengusap lembut pipi Icha.

"Van,"

Revan berdehem.

"Nanti berangkat bareng siapa?"

Revan terdiam sebentar, sebelum akhirnya membuka suara.

"Sama kamu," Jawab Revan sambil mencubit kecil hidung Icha gemas.

Icha berdecak kesal, "Ih, apaan sih."

"Terus Dea nggak nyariin lo?" Lanjutnya.

Revan mengangkat bahu acuh, "Bodoamat."

"Lo masih pacaran 'kan sama Dea?" Tanya Icha dengan suara kecil sambil menunduk memainkan jari-jarinya di bidang dada suaminya itu.

Revan terdiam.

Kalau ia jawab masih, apakah Icha akan menghindar sedangkan Revan sudah mulai mencintai istrinya ini.

Kalau ia jawab tidak, ia malah semakin banyak menutupi kebohongannya dengan Icha.

"Gak bisa jawab?" Tanya Icha lagi.

Revan masih terdiam ... bimbang.

Revan menghela nafas pelan, "Masih."

Deg.

Icha bangkit dari posisinya, namun Revan dengan cepat menarik tangan Icha dan membawanya ke pelukannya.

Revan memejamkan matanya dan memeluk Icha sangat erat, "Maaf Cha," Lirih Revan.

Icha menahan dirinya agar tidak menangis, "Aku atau dia ... "

Revan diam membeku.

***
Makin kesini makin gak jelas astaga:(

Lebih pendek ya? Maaf ya hehe

Engga berat ken nge-vote hihi

Dari sekarang, aku upnya ga nentu ya~

Jugaan ga ada yang kangen hehe

Thank you ^^

Marry A Classmate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang