Revan Pov.
Jadi bimbang ... jadi nggak ya ngerjain Icha?
Tiba-tiba gue dengar ada orang yang buka pintu kamar.
Gue tau itu Icha, dengan gerakan cepat gue langsung pura-pura sibuk chattingan sama orang.
Tiba-tiba Icha mendekat ke gue, dia duduk di samping gue sekarang.
Gue denger Icha menghela nafas pelan. "Van .." Icha manggil gue.
Gue diemin.
"Revan," Icha manggil lagi.
Gue cuma jawab dengan deheman, tanpa mengalihkan pandangan ke arah Icha.
"Lo ... marah?" Tanya Icha ke gue. Suaranya pelan, tapi masih bisa gue denger.
"Gak!" Sengaja gue ketusin jawabnya.
"Maaf .." Icha minta maaf tapi suaranya pelan banget. Hampir nggak gue denger.
Gue bales dengan deheman lagi.
Icha tetap fokus liatin gue dan gue liat dia mukanya kayak merasa bersalah gitu. Gue ngeliatnya dari ujung ekor mata gue.
Kalau udah kayak gini, sebenernya gue gak tega buat nyuekin dia lagi. Tapi berhubung ini ngerjain Icha, lanjut marah aja deh. Tapi masih bimbang ...
Tiba-tiba Icha bangun dan langsung pergi keluar dari kamar. Duh, kejar nggak ya?
Bodoamat gue nggak mau nyuekin Icha lagi! Akhirnya gue putusin untuk ngejar Icha ke bawah.
Revan Pov Off.
***
Akhirnya Revan ngejar Icha yang langsung pergi gitu aja. Tanpa kabar, kayak dia.
Setelah sampai di bawah, Revan melihat Icha sedang mencuci piring kotor di dapur.
Revan langsung menghampirinya.
Hap.
Revan memeluknya dari belakang, dan menaruh kepalanya di bahu Icha.
"Eh--"
"Cha,"
"Kena-pa?" Jawab Icha gugup.
Revan terkekeh pelan. Ia suka melihat Icha gugup seperti ini.
"Tadi aku nggak marah beneran, serius." Ucap Revan dengan masih dalam posisi yang sama.
"Aku? Sejak kapan Revan jadi lembut gini?" Pikir Icha.
"Iya gapapa," Jawab Icha dengan singkat.
"Seriusan cuma bercanda Cha," Ucap Revan lagi.
Revan tetap mengikuti keukeuh mengikuti Icha kemana pun Icha pergi. Icha telah selesai mencuci piring langsung menuju ke kamarnya.
"Kenapa sih, dari tadi ngikutin aja." Tanya Icha heran.
"Ini 'kan kamar aku juga," Jawab Revan dengan polosnya.
"Aku," Beo Icha.
"Kok jadi ngomong aku-kamu," Lanjut Icha.
"Emang kenapa ada yang salah, lagian masak suami-istri ngomongnya lo-gue." Jelas Revan.
Icha tersipu malu. Icha mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Nggak usah malu gitu dong sayang," Goda Revan.
"Revan!!" Icha menutupi wajahnya yang sudah seperti tomat busuk. Jangan tanyakan kabar jantung, ginjal dan paru-paru. Sejak Revan memeluknya di bawah tadi, mereka semua sudah bermasalah.
Revan yang melihat itu pun terkekeh pelan.
***
Jangan lupa vote dan comment❤
Satu vote dari kalian sangat berarti buat aku💕
Thank you ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry A Classmate [End]
Fiksi Remaja"Sini aku peluk," Menceritakan tentang kisah Clarissa Putri Valentine dan Revan Megantara Putra. Dua sejoli yang sekelas dan masih menduduki bangku Sekolah Menengah Akhir dengan terpaksa menerima perjodohan konyol yang orang tua mereka buat. Pada ak...