36 - Aku Mau Jadi Ayah!

42.5K 2.3K 153
                                    

2 minggu telah berlalu ..

Revan bangkit dari ranjang dan dengan cepat menuju kamar mandi karena gejolak aneh yang tiba-tiba muncul di dalam perutnya. Ia pun memuntahkan semuanya di dalam kamar mandi.

Icha yang mendengar suara orang muntah pun langsung terbangun, samar-samar ia mengenali suara tersebut dan segera menghampirinya.

"Van .. kamu kenapa?"

Icha memijat pelan tengkuk leher suaminya, "Keluarin aja semuanya, keluarin." Revan mengeluarkan lagi isi perutnya. Yang keluar hanyalah cairan putih saja.

Dirasa sudah mendingan Revan pun bersandar pada dinding kamar mandi dengan Icha yang masih setia memegangi tangannya, "Udah mendingan?"

Revan mengangguk singkat lalu merentangkan tangannya, "Peluk," Ujarnya manja.

Icha mengerutkan keningnya lalu mendekatkan dirinya dan memeluk suaminya. "Kamu kenapa?"

"Kemarin makan apa?"

"Ada yang kadaluarsa?"

Revan tersenyum kecil karena perhatian istrinya, "Cuma makan bakso aja, tiba-tiba pengen."

"Tanggal haid kamu kapan?"

Icha membelalakkan matanya lalu melepas pelukkannya, "Ih aku udah telat 2 minggu!!"

Senyum lebar terukir di wajah Revan, "Nanti sore kita ke dokter ya,"

"Kayaknya kamu hamil," Celetuknya.

Jantung Icha mulai berdebar cepat, seingetnya dia dan Revan hanya berhubungan sekali aja saat dua minggu yang lalu. Apa benar dia hamil?

Tangan Icha terulur mengusap perut ratanya, "T-tapi aku gak ada mual kok,"

Revan tersenyum tipis, "Karena udah aku yang wakilin,"

"Kok bisa?"

"Waktu kak Winda hamil Eca juga gitu,"

"Kamu yang muntah?" Potong Icha dengan polosnya.

Bola mata Revan melebar, "Dih enggak lah,"

"Suaminya yang muntah,"

"Dari mana kamu tau?"

"Dia yang cerita waktu itu,"

Icha hanya mengangguk-ngangguk saja.

"Peluk lagi dong,"

Icha terkekeh geli, "Sejak kapan kamu manja gini?"

Revan menggelengkan kepalanya sambil merentangkan tangannya. "Peluk," Bibirnya cemberut sambil memasang puppy eyes.

"Gak mau ah," Goda Icha.

Revan dengan paksa menarik tubuh istrinya ke dalam dekapannya dan memeluknya sangat erat.

"Van,"

"Hm,"

"Mau rujak."

***

"Iya Van, aku udah denger. Kamu udah ulang berjuta-juta kali tau!" Ujar Icha dengan kesal. Pasalnya suaminya sudah memberi tau perintah-perintah yang ia lakukan dan tidak boleh dilakukan saat hamil.

Iya. Icha dinyatakan sedang mengandung. Senyum Revan tak pernah luntur setelah dokter mengatakan kalimat tersebut. Sekarang mereka sedang berada di perjalanan untuk pulang.

"Yes! Aku mau jadi ayah!" Gumam Revan sambil terkekeh dengan sendirinya diakhir kalimatnya.

Icha yang melihat itu pun tersenyum geli. Sesenang itukah suaminya?

Marry A Classmate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang