Jaejoong menatap datar Changwook yang berdiri didepannya, namja itu masih saja menemuinya setelah beberapa hari lalu Jaejoong sudah memperingatinya, Changwook tersenyum lembut ketika mendapat penolakan dari Jaejoong, dia sudah mengetahui hal ini akan terjadi mengingat Jaejoong sudah mengatakan alasannya, tapi dia pun tak bisa berjauhan dari namja cantik tersebut.
"Untuk apa kau kemari?!"
Jaejoong bertanya ketus, tangannya terlipat di dada dengan bersandar pada daun pintu, Changwook hanya mengangkat bahu acuh dan melangkahkan kaki memasuki apartemen Jaejoong, mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Jaejoong mendengus melihat sikap kurang ajar Changwook.
"Tentu aku merindukanmu J"
"Aku tidak"
Jaejoong mendudukkan dirinya di sofa bersebelahan dengan Changwook, wajahnya datar dengan mata bulat menatap tajam, sungguh dia tidak ingin lagi berhubungan dengan Changwook.
"Dengar J, aku tidak akan melepasmu semudah itu, kau milikku!"
Jaejoong membatu, dia tidak ingin mempercayai ini tapi ada bagian dalam hatinya yang merasa bahagia, dari semua pelanggan yang dia layani hanya Changwook lah namja yang baik padanya, bukan tentang materi tapi memang namja tampan itu selalu memperlakukannya layaknya teman kencan, bukan pelacur.
"...urusan Siwon kau tidak perlu takut, dia tidak akan mengganggumu lagi"
Jaejoong menatap Changwook dengan alis memicing, apa yang sudah dilakukan Changwook pada Siwon sehingga namja berlesung pipi itu mau menurutinya.
"Apa yang kau lakukan padanya?"
Changwook mengangkat bahu acuh dan menarik tubuh Jaejoong agar duduk di pangkuannya, Jaejoong diam membiarkan Changwook membelai punggungnya dan mencium bibirnya.
"Aku hanya memberi sedikit pelajaran padanya karena kesalahannya padamu dimasa lalu"
Jaejoong menegang, dia tidak pernah suka membahas masa lalunya dengan Siwon karena itu akan membuka luka lamanya, Changwook tersenyum kecil, kembali mengecup bibir Jaejoong dan membelai pipi mulus tersebut.
"...saat dia meninggalkanmu dalam keadaan hamil dan kau yang kehilangan bayimu karena terus memikirkan Siwon yang lari dari tanggung jawab"
Jaejoong membatu mendengar penjelasan Changwook, darimana namja yang kini memangkunya tau segala hal yang selama ini dia sembunyikan? Apa mungkin Chanyeol? Tidak-tidak, Chanyeol tidak mungkin mengatakan rahasia ini pada oranglain. Satu-satunya orang yang mengetahui hanyalah Siwon, tapi bagaimana mungkin Siwon tau jika dia keguguran?
"Dari mana kau tau?"
Jaejoong beringsut tapi Changwook menariknya semakin mendekat, memeluknya erat dengan mengendus leher jenjang Jaejoong, menghirup aroma yang memabukkan.
"Tidak sulit untukku mencari informasi tentangmu"
"Kenapa?"
Changwook melepaskan pelukannya, menangkup pipi Jaejoong dengan kedua telapak tangannya, dan tersenyum hangat.
"Karena aku mencintaimu, aku ingin kau menjadi milikku seutuhnya, lupakan masa lalumu dengan Siwon, aku dan dia berbeda"
Jaejoong diam, mencerna baik-baik ucapan Changwook, matanya menatap Changwook lekat kemudian tersenyum tipis.
"Kau bisa memiliki namja yang jauh lebih baik dariku, dan tentunya bukan seorang pelacur"
Rahang Changwook mengeras mendengar suara Jaejoong.
"Aku hanya menginginkanmu Kim Jaejoong, bukan namja lain!"
Jaejoong menundukkan kepalanya tak berani menatap Changwook.
"...apa kau pernah merasakan kenyamanan dariku? Lebih dari yang pernah kau rasakan dari namja lain?"
Jaejoong membisu, jika boleh jujur hanya Changwook yang bisa membuatnya nyaman, tapi untuk masalah percintaan Jaejoong tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi, pelanggannya mencintainya?
"Aku tidak tau"
Changwook menghela nafas panjang, kembali menarik Jaejoong dalam dekapan hangatnya.
"Aku akan menunggumu hingga kata cinta itu keluar dari bibirmu"
•
•
•
Yunho mengendarai mobilnya pulang ke apartemen, matanya terus fokus pada jalanan didepannya, hingga menghentikan mobilnya didepan sebuah toko bunga, Yunho keluar dan masuk kedalam, disambut senyum hangat sang pengawai toko.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"
Yeoja tersebut bertanya sopan, Yunho hanya memperhatikan berbagai jenis bunga yang tertata rapi di atas rak.
"Aku mencari bunga tulip merah"
Yeoja tersebut mengangguk dan mulai mencarikan apa yang Yunho minta, tulip merah terletak disudut ruangan, pantas saja Yunho tidak menemukannya.
"Mau berapa tangkai tuan?"
Sejujurnya Yunho tidak pernah direpotkan untuk membeli bunga seperti ini, dia tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya jadi cukup wajar jika cukup kebingungan ketika yeoja tersebut bertanya.
"...apa dibuat buket saja tuan? Seperti yang ada di etalase toko?"
Yunho menatap beberapa buket bunga dan mengangguk setelahnya.
Yeoja tersebut tersenyum dan mulai merangkai tangkai demi tangkai bunga tulip merah, Yunho hanya diam mengamati hingga buket bunga tersebut selesai, seulas senyum terlukis dibibir Yunho, dia yakin Chanyeol akan bahagia ketika menerima bunga tulip kesukaannya.
Yeoja tersebut memberikan bunga yang selesai dirangkainya pada Yunho.
"Kekasih anda pasti akan bahagia menerimanya"
Yunho semakin mengembangkan senyumnya membayangkan reaksi Chanyeol.
"Kekasihku sangat menyukai tulip"
Setelah melakukan pembayaran Yunho bergegas keluar toko dengan buket bunga tulip ditangan, senyumnya masih mengembang tak sabar segera sampai apartemen, dia juga sudah merindukan Chanyeol.
Tbc.
Biee, 11 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Fiksi PenggemarNo Description!! Crack Couple!! Crack Pair!! 18 Desember 2018 - Cover by : @Lovalana #1~crackcouple (14februari2020)