Jaejoong menatap Chanyeol iba, bagaimana tidak jika seminggu ini Chanyeol tidak bisa memasukkan makanan apapun ke perutnya, wajahnya terlihat pucat dengan mata sembab, Jaejoong cukup tau semua yang terjadi karena kehamilan Chanyeol, dan dia pun tidak bisa melihat namja manis itu tergolek tak berdaya di atas ranjang.
"Kita akan kembali Chan, aku tidak akan membiarkanmu menyiksa diri dan janinmu"
Chanyeol membuka matanya lemah, tatapannya sendu dengan gelengan kepala.
"Tidak Hyung, aku tidak ingin kembali"
Suaranya lemah, Jaejoong menggenggam tangan Chanyeol yang tak terpasang selang infus, dia tidak bisa melihat Chanyeol seperti ini.
"Kau jangan egois Chan! Kau membutuhkan Yunho, anakmu membutuhkan Appanya"
Chanyeol memejamkan matanya dan setetes air mata mengalir dari sudut matanya, Jaejoong menghela nafas dan mengusap air mata yang mengalir. Jaejoong tau jika Chanyeol tidak bisa jauh dari Yunho, mereka sudah terikat oleh benang merah, ditambah janin yang tumbuh dirahim Chanyeol semakin membuat namja manis tersebut tidak bisa berada jauh dari Yunho.
"Tapi Yunho Hyung tidak mencintaiku" lirihnya.
Jaejoong menghela nafas berat, jika tidak dalam kondisi seperti ini bisa dipastikan dia akan menggeplak kepala Chanyeol, hanya karena Yunho tidak mencintainya membuat Chanyeol melupakan keberadaan janin yang ada dalam rahimnya?
"Jika Yunho tidak mencintaimu, kenapa tidak kau buat dia mencintaimu?!"
Chanyeol menggeleng lemah, terisak kecil membuat Jaejoong meredam amarahnya, dielusnya sayang rambut Chanyeol, sudah seringkali Chanyeol menangis seperti ini, entahlah Jaejoong sendiri tidak mengetahui apa yang membuat Chanyeol menangis, merindukan Yunho atau bebannya semakin bertambah dengan adanya janin di rahimnya.
"Aku hanya pelacurnya Hyung, mana mungkin aku menjadi orang yang dicintainya"
Percayalah Jaejoong mati-matian menahan geraman ingin menggeplak kepala Chanyeol.
"Ya ya kau hanya pelacurnya, hanya teman tidurnya"
Chanyeol memberenggut sebal, menatap Jaejoong dengan mata basahnya.
"Tidak perlu kau jelaskan Hyung, aku sudah mengetahuinya"
Chanyeol menghela nafas dan menatap langit-langit kamar.
"...dan aku jatuh cinta padanya, apa aku salah Hyung?"
Jaejoong tersenyum kecil, menggenggam tangan Chanyeol dan mengelus punggung tangannya.
"Kau tau bukan jika tidak ada yang salah dalam cinta? Semua orang berhak jatuh cinta pada siapapun itu, percayalah hati tidak akan salah memilih tempat berlabuh"
Chanyeol menatap Jaejoong dan tersenyum lemah.
"Hyung aku merindukannya"
Dan Jaejoong sudah bisa menebaknya.
•
•
•
Yunho mengusak rambutnya frustasi, sudah seminggu ini dia belum mengetahui keberadaan Chanyeol, sungguh Yunho ingin sekali menghancurkan apapun didepannya, matanya menatap jengah sang ayah yang duduk dikursi dengan meja kerjanya, disebelahnya ada sang ibu yang menatapnya penuh tuntutan.
"Ada perlu apa Umma dan Appa datang menemui ku?"
Yunho bertanya dengan wajah dinginnya, Taehee menatap putra semata wayangnya yang terlihat berantakan dengan pandangan nanar.
"Umma sudah mengetahui siapa Chanyeol sebenarnya"
Yunho memejamkan matanya, tangannya terkepal kuat hingga buku jarinya memutih, dia tidak peduli jika ibunya menentang hubungannya dengan Chanyeol, karena baginya Chanyeol adalah segalanya.
"Hm"
"Kenapa kau ingin menikah dengan pelacur itu Yunho?"
Brakk
Yunho menggebrak meja dengan keras, membuat kedua orangtuanya berjengit kaget, matanya menatap nyalang Taehee yang masih menampakkan wajah angkuhnya.
"Dia bukan pelacur jika Umma ingin tau, hanya aku yang menjadi pelanggannya, dan aku lah yang pertama untuknya"
Taehee masih menatap datar, sementara Ilwoo menatap Yunho tak percaya, cukup berani putranya itu berkata jujur.
"Lalu Changmin?"
Yunho tidak akan bertanya darimana kedua orangtuanya tau, mereka selalu mengetahui apapun yang dilakukan Yunho, mengingat banyaknya anak buah milih sang ayah.
"Aku yang mengizinkannya, dan itu sudah beberapa bulan lalu"
Ilwoo mengangguk, tak ingin berkomentar banyak.
"Lalu dimana pelacur itu sekarang? Bukankah kalian akan menikah tiga hari lagi?"
"Bisalah Umma tidak mengatainya pelacur? Dan demi Tuhan pelacur itu yang putramu cintai"
Yunho frustasi, dia tidak suka mendengar ibunya merendahkan Chanyeol dengan kata pelacur, dia mencintai Chanyeol terlepas dari pekerjaan yang selama ini digelutinya.
Taehee melirik Ilwoo dan tersenyum kecil, dielusnya sayang rambut Yunho yang menelungkupkan wajahnya, terlihat sekali jika anaknya sangat merindukan Chanyeol yang tengah hilang.
"Bukankah kekasihmu itu pergi dengan keadaan hamil, hm?"
Yunho mendongakkan kepalanya menatap ibunya yang kini tersenyum hangat, matanya bergulir kearah sang ayah yang juga tersenyum kecil, keningnya mengerut tak mengerti, bagaimana mungkin kedua orang tuanya mengetahui kehamilan Chanyeol?
"Dari mana Umma tau?"
Taehee menarik tangannya dan melipat didepan dada, menatap putra tunggalnya dengan tajam.
"Apa yang tidak Umma ketahui darimu Yunho, bahkan bisnis ilegal yang kau lakukan pun Umma sangat mengetahuinya"
Sial! Yunho mengumpat dalam hati.
"...daripada kau menghancurkan perusahaan Appamu, sebaiknya kau mencari Chanyeol, Umma tidak ingin terjadi sesuatu pada menantu manis Umma"
Yunho berdecak, jika dia tau keberadaan Chanyeol tidak mungkin dirinya sefrustasi ini.
Ilwoo menyodorkan kertas kecil didepan Yunho, menepuk bahu putranya dengan senyum khas kepala keluarga.
"Alamat rumah sakit dimana Chanyeol dirawat"
"Apa??"
Yunho tidak akan bertanya lagi, kedua orang tuanya pasti sudah mengetahui keberadaan Chanyeol sebelum dia bisa menemukannya.
"Kekasihmu sakit karena tidak bisa memasukkan apapun kedalam perutnya, sepertinya anakmu hanya ingin makanan buatanmu"
Taehee menatap Yunho yang hanya diam mendengarkan, berdecak kesal dan menggeplak kepala putranya.
"...cepat berangkat dan bawa Chanyeol kembali, Umma akan mempersiapkan pesta pernikahan kalian!"
Yunho mengembangkan senyumnya, meraih kertas yang diberikan sang ayah untuknya, berlari keluar ruangan dan kembali berbalik sekedar mencium pipi sang ibu.
"Terimakasih Umma, aku menyayangimu"
Taehee tersenyum hangat.
"Umma jauh lebih menyayangimu Yunho"
Dan setelahnya Yunho pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang masih mengembangkan senyumnya.
"Aku tidak menyangka akan mendapatkan menantu seorang namja"
Ilwoo terkekeh kecil dan merangkul bahu istrinya.
"Bukankah kita hanya ingin Yunho bahagia bersama siapapun itu? Chanyeol namja yang baik untuk putra kita"
Taehee mengangguk membenarkan, kebahagiaan Yunho jauh lebih penting dari segalanya, dan lagi Taehee sudah menyayangi Chanyeol sejak pertama kali melihatnya.
Tbc.
Biee, 14 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
FanficNo Description!! Crack Couple!! Crack Pair!! 18 Desember 2018 - Cover by : @Lovalana #1~crackcouple (14februari2020)