1. SMA Gema

3.5K 320 7
                                    

Zinza melangkahkan kakinya ke sebuah SMA yang cukup terkenal. SMA Gema, sekolah yang cukup terkenal akan kepintaran siswa-siswanya dan juga terkenal dengan orang tua muridnya yang dari kalangan atas. Tapi mungkin lebih terkenal SMA nya yang sebelumnya, SMA Atmosfer.

Bukan karena gadis itu sangat-sangat pintar lalu mendapat beasiswa layaknya kehidupan novel yang selalu ia baca. Apalagi cerita tentang seorang gadis nerd yang menyamar, bukan. Alasannya adalah masalahnya di sekolah lamanya, yang membuat Zinza masuk ke SMA Gema.

Siapa yang menyangka jika gadis berjilbab lebar itu adalah gadis pembuat onar di sekolah. Entah sudah yang keberapa kalinya Zinza pindah, mungkin kurang lebih lima kali dengan sekarang. Zinza kembali menggunakan headphone yang semula hanya tergantung di lehernya yang tertutup jilbab.

"kamu anak baru ya? Mau ke ruang kepala sekolah ya? Pasti iya kan? Kayak di wattpad-wattpad itu?" Zinza mengangkat sebelah alisnya, lalu melepas headphonenya.

"lah apaan ke ruang kepsek? Gue tadi mau ngajuin proposal aja, udah ditahan dari luar pintu! Sibuk banget! Lagian ya biasanya gue liat anak pindahan enggak ke ruang kepsek, tapi ke ruang tata usaha."

Gadis yang awalnya bertanya dengan heboh itu mengerutkan keningnya. "Tapi di wattpad nggak gitu Lisa!"

"Kepsek mah sibuk, nunggu kepsek selesai sama tugasnya tuh ibarat nunggu telor unta netas. Ini bukan wattpad! Jadi cewek cupu terus om nya yang jadi kepala sekolah." Ucap gadis satu lagi yang berambut panjang itu dengan muka masam.

Gadis yang pertama menyapa Zinza itu mengulurkan tangannya dengan percaya diri yang tinggi. "Syifa Kaffa, pangil aja Syifa imuut banget. Pasti taukan sama Syifa? Youtuber yang suka prank yang sering trending videonya?" Zinza menggelengkan kepalanya tanpa membalas uluran tangan gadis berjilbab itu.

"Trending hasil nipu aja bangga lo! Tapi followers IG nya lebih banyak gue. Lo pasti tau gue 'kan? Lisa Arana, pasti tau 'kan?" tanya gadis di sebelah gadis dengan rambut sebahu yang ternyata seorang selebgram. Zinza menggeleng. Membuat kedua gadis berseragam putih abu tersebut terkejut.

"lo punya Instagram gak sih?" tanya Lisa.

Zinza menggeleng kemudian tersenyum, bukan senyum manis seperti yang Syifa tampilkan. Hanya sebuah senyum yang mengisyaratkan kepedihan.

"hidup gue enggak sebahagia itu buat diunggah-unggah ke media sosial. Gue duluan ya, gue enggak mau ngasih kesan buruk dihari pertama gue. Assalamu'alaikum." Ucap Zinza kemudian menampilkan senyum manisnya yang telah lama hilang kepada dua orang yang masih kaget dengan pernyataan Zinza.

Di zaman modern seperti sekarang ini, masih adakah orang yang tidak memiliki instagram.

Baru beberapa langkah Zinza berjalan, Zinza mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Gadis itu menghentikan langkahnya, dan bersembunyi di balik tembok.

"Saya sudah lelah Ris, lelah dengan semua takdir yang Tuhan berikan." Ucap seorang wanita dengan rambut panjang kepada seorang pria di hadapannya, kemudian berjalan meninggalkan pria itu. Haris herdiawan, teman dari abinya sekaligus pemilik sekolah ini.

Adisti, malaikat dalam wujud manusia yang dulu pernah Zinza banggakan. Umi yang sekarang ia rindukan. Entah mengapa wanita itu sekarang muncul seperti iblis yang mengerikan. Zinza segera menghapus air matanya, melanjutkan berjalan ke arah ruang tata usaha. Berusaha acuh saat melewati pria itu.

"Zinza, kamu mau ke ruang administrasi?" Zinza hanya mengangguk.

"Mau om antar?" Zinza menggeleng.

"Tolong om bantu cari umi Zinza yang dulu, bantu Zinza keluarin umi Zinza dari jurang yang gelap itu." Ucap Zinza pelan dengan nada memohon, pria itu mengangguk.


Azinza [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang