Para siswa dan guru SMA Gema sudah berkumpul di aula SMA Gema yang luas itu. Hari ini adalah hari literasi internasional, tapi gadis berkerudung lebar itu benar-benar tidak tau jika semua siswa harus membawa buku bacaan.
"Calon makmum hey! gak bawa buku?" Tanya Gio.
Syifa memukul kepala Gio dengan novelnya. "Jamet!! Jangan berisik!! Lo mau dipanggil bu Jelita ke depan?"
"Jangan ribut! Lo berdua mau dipanggil ke depan?" Ucap Lisa mengintruksikan Syifa dan Gio untuk diam.
Mata Gio berkeliling mencari orang yang membawa buku bacaan lebih. Senyumnya tersungging melihat anak kelas sepuluh yang membawa buku lebih.
"Calon makmum, ini buku gue pegang!"
"Dek, minjem bukunya satu ya?"
"Boleh bang, harganya sepuluh ribu ya."
Gio melebarkan matanya. "Lo dagang apa gimana?"
Cowok itu terkekeh. "Iya bang jualan, nih nyisa dua."
"Yaudah gue ambil satu."
Cowok itu mengagguk semangat. "Mau yang mana bang?"
"Yang mana aja, lagian gak bakal gue baca sampe abis."
Gio memberikan uang sepuluh ribu kepada siswa itu. Buku bacaannya juga sudah berpindah tangan kepada Gio.
"Thanks ya bang." Gio mengacungkan jempolnya.
"Itu ada apa ribut-ribut?! Semua sedang fokus membaca, kamu ribut-ribut terus dari tadi!" Ucap guru nyaring dari microphone. Siswa yang berbisik pun juga ikut terdiam takut jika salah satu dari mereka yang disinggung guru itu.
"Zarhan! Suruh murid berisik itu ke depan, suruh dia bacakan apa yang telah dia baca dari bukunya."
Zarhan langsung bangkit dari duduknya kemudian mengangguk. Siswa yang merasa dirinya tadi berbisik langsung menunduk ketika Zarhan melewati mereka.
Zarhan berhenti di depan Zinza. Gadis itu sudah menahan nafas, takut jika dirinya yang dipanggil ke depan. Syifa dan Lisa juga ikut menunduk seperti siswa lainnya. Sedangkan di kumpulan anak cowok, Juna dan Gio pura-pura membaca.
"Gio! Kedepan!"
Cowok itu langsung gelagapan mendangar perintah Zarhan. Wajah memelas Gio membuat banyak siswa yang cekikikan, terutama siswi-siswi kecentilan yang sok ketawa imut.
Gio sudah berada di atas podium, keadaan yang semula hening menjadi riuh saat para siswi kecentilan itu berteriak menyerukan nama Gio. Apalagi para siswi-siswi itu sudah menyiapkan hp untuk merekam Gio, alay sekali.
"Ayo baca kan nak! Apa kesimpulan dari buku yang telah kamu baca." Perintah kepala sekolah yang juga mengikuti berjalannya acara literasi bersama.
Gio terdiam membaca sekilas judul bukunya. Entalah, harus kah Gio baca kan, ini tidak semudah yang di bayangkan.
"Gio!! Semangat bacanya!!"
"Gio follback ige aku dong."
"Gio... aku pada mu"
"Giooo..."
Teriakan-teriakan itu semakin membuat degub jantungnya menggila. Gio demam panggung sekarang, Gio tidak bisa berbicara di depan banyak orang.
Gio berdeham mengambil microphone yang kepala sekolahnya itu berikan. Senyuman lebar tersungging di wajahnya, menutupi ketakutannya.
Adik kelas yang menjual buku kepadanya terlihat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azinza [Selesai]
Spiritual"Percuma lo pake jilbab lebar, tapi suka bully orang! Enggak pernah diajarin sopan santun ya lo?!" "Gue pake jilbab bukan karena gue orang baik, gue berjilbab karena gue sayang abi! dan camkan ini mama gue emang enggak ngajarin sopan santun!!" Zin...