Mana dalilnya?

214 13 0
                                    

"cantik itu tidak melulu wajah indah kulit bening dan aroma yang wangi. Tapi cantik itu indahnya bersabar, beningnya bersyukur, dan wanginya kemampuan memaafkan"
(KH Zainuddin MZ)
🍁🍁🍁



Sudah seminggu ini sejak kembalinya Nazla ke pondok Mas Tamam tak pernah absen mengiriminya pesan. Sejak saat itulah Nazla dan Mas Tamam makin akrab meski dalam ruang chat, tak jarang Dia curhat tentang kehidupannya di pondok pun sebaliknya.

"Eh Al, Aku baru inget pas Kamu pulang malemnya Mas ku nanyain nomermu lho. Dia ngechat Kamu?"

Nazla terdiam sebentar "Ng... Nggak i Nan" bohongnya

"Kirain Dia langsung ngechat Kamu, soalnya pas Aku tanya buat apa minta nomermu Dia jawab pengen tanya-tanya tentang pondokmu"

"Oh. Emang Mas mu udah pulang ke pondok emang?"

"Udah pas Kamu pulang itu Dia langsung pulang bareng Aku paginya. Heran lho Aku Mas ku bisa selama itu di rumah, biasanya cuma semalam dirumah aja udah langsung bingung pengen pulang ke pondok"

Apa karna ada Aku?

"Gitu ternyata" Nazla terdiam sejenak "Em Nan, Mas mu beneran pacaran ya?"

"hah? Nggak. Mas ku mana pernah pacaran"

"Katamu kemarin pas dirumahmu?"

"salah denger kali La, Mana pernah Aku ngomong gitu"

Ada perasaan lega yang tak bisa didefinisikan oleh Nazla mendengar fakta yang baru saja Nani ucapkan. Namun Nazla memilih diam

Maaf Nan, belum saatnya Aku jujur

"Kamu jadi donor darah?" tanya Nani

"Nanti habis makul kedua lagian ini masih antri banyak"

"Sayang Aku lagi haid padahal Aku juga pengen banget. Kamu sama siapa?"

"Sama Lia sih rencananya"

"Nani...Nazla...." Lia datang menghampiri mereka

"Tumben udah nyampe kampus li jam segini?"

"Hehe kan mau donor darah semangat dong, ayo La"

"Lah... Bukanya nanti habis makul aja donornya"

"Kalian nggak tau emang Pak sigit kan ada acara di luar kota, jadi minggu ini libur kali"

Kuliah di jurusan Hukum memang seperti itu, karena sebagian dosen yang mengajar mata kuliah hukum biasanya adalah seorag praktisi hukum seperti Notaris, pengacara hingga hakim. Maka tak jarang mereka sering tiba-tiba libur karena dosen sedang dinas diluar kota

"Beneran Li??

"Masak Aku bohong sih Nan, yaudah yuk La biar bisa cepet kelar. Eh, Nani nggak ikut donor juga?"

"Nggak Aku lagi halangan ini"

"Yaahhh.. trus mau kemana setelah ini?"

"Aku langsung pulang pondok aja deh"

"Yaudah kalo gitu, kita duluan ya Nan..."

"Iya hati-hati"

Ini bukan pertama kalinya Nazla donor darah , tapi rasa deg-degan takut nggak bisa diterima begitu menghantuinya mengingat banyak aspek yang harus dipenuhi seperti umur minimal 17 tahun, berat badan minimal 45 kg, dan terutama Hb nya harus cukup. Dan kalo salah satu saja tidak dipenuhi maka jadilah tidak boleh mendonorkan darah.

"Gimana Li bisa?"

"Bisa kog" jawab Lia sumringah

"Yah...padahal Aku pengen banget, udah empat kali lho Aku ditolak gara-gara Hb ku selalu rendah"

Hati yang Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang