"Sebaik-baik manusia Adalah mereka yang berdiri di kakinya sendiri, bukan membanggakan kehebatan kakek-kakeknya tapi ini lho Aku dengan segala yang ada...."
(Ustadz Ahim, 15 july 2019)
🍁🍁🍁Perhelatan akbar itu akhirnya digelar, tidak mewah memang tapi cukup meriah karena hampir semua persiapan pernikahan mulai dari dekor hingga makanan yang tersaji semua diserahkan kepada semua santri tanpa terkecuali sehingga euforia saat kedua mempelai benar-benar duduk di singgasananya benar-benar terasa.
"Mbak La" Nazla menoleh kesamping saat namanya dipanggil, dilihatnya Yanti terlihat tertunduk lesu
"Ada apa Yan?" santri putri berkrudug pink itu mendongak "Tentang percakapan Kita dikamar itu Aku minta maaf ya Mbak. Mbak ternyata benar kalo Ustad Ahmad yang duluan deketin Mbak Santi dan ternyata sampai digantungi malah"
Begitu Mbak Santi dinyatakan hamil dan matur ke Bu Nyai, Ustad Farhan selaku pengasuh pondok bidang kesantrian ditugasi langsung utuk mengumumkan pernikahan antara Ustad Ahmad dan Mbak Santi di Aula bersamaan dengan rutinan Al-Barzanji yang diadakan setiap malam jum'at. Semua santri hampir semua terkejut mendengar kabar itu namun tidak dengan Nazla yang memang sudah lebih dahulu mengetahui apa yang terjadi di antara mereka.
Mengingat pribadi Ustad Farhan yang humoris, menanggapi keterkejutan semua santri beliau malah mengundang Ustad Ahmad untuk bercerita tentang kisah cintanya di depan semua santri. Sehingga Mauidhoh Hasanah yang seharusnya disampaikan oleh Gus Fahmi berganti dengan talkshow ala-ala Ustad Farhan.
"Kalo sudah ditempeli mik seperti ini Saya jadi bingung mau cerita apa mendendangkan solawat untuk istri Saya" Riuh sorakan mengema di seluruh penjuru aula, sedang Mbak Santi sebagai topik utama hanya tersenyum malu di sudut aula
"Dulu waktu Saya mondok seperti kalian disini, Saya itu apatis nggak peduli sama Santri putri. Saat semua teman-teman kamar Saya menceritakan ada santri putri begini,cantiknya begini Saya tetap nggak peduli. Hingga suatu hari saat Saya menderas di dekat makam Abah sayup-sayup Saya mendengar suara tangis, karna tak kunjung berhenti Saya yang kadung penasaran mendekat ke sumber suara. Dari kejauhan tampak seorang gadis yang berjongkok sambil beberapa kali mengusap air mata Saya mendekat lalu bertanya kenapa kog nangis? Gadis yang Saya yakini Mbak pondok itu malah tambah kenceng nangisnya. Saya semakin bingung mengingat Saya baru pertama kali menghadapi perempuan yang menangis.
Saat Saya pamit Dia justru berhenti menangis lalu Saya tanya lagi dan kalian tau gadis itu menjawab kalo Dia kesasar dan tidak tau jalan pulang ke pondok. Kalian tau kan kalo makam Abah itu hanya di belakang pondok mau tidak mau Saya tertawa dibuatnya dan saat Saya beritau jalan pulang kepondok yang ternyata sedekat itu Dia malah yang gantian tertawa, Saat Dia tertawa itulah saat Saya pertama kali benar-benar menatap santri putri dan yah Saya jatuh hati saat itu pula, belakangan Saya ketahui dari obrolan teman-teman kalo Dia Santri putri baru dan baru masuk SMA
Seiring berjalanya waktu gadis itu tumbuh cantik, beberapa kali Saya mendekatinya menyatakan keseriusan Saya beberapa kali itu pula Saya ditolak karena Gadis itu sudah memiliki komitmen dengan pria lain. Tapi Alhamdulillah, saat Saya mengikhlaskan Dia bersama orang lain dan mencoba menerima calon yang dipilihkan oleh orang tua Saya, Saya mendengar kalo kekasih gadis tersebut akhirnya menikah dengan orang lain. Saat itu juga tanpa ba-bi-bu Saya melamar langsung pada orang tuanya. Dan Dua bulan lalu bersamaan dengan ulang tahun Saya Kami berdua menikah, yah... gadis itu sekarang telah menjadi istri Saya, Mbak Santi.
Nazla tersenyum mengingat kejadian di aula satu bulan yang lalu
"Sebenernya sih kalo nggak Kamu ingetin Aku udah lupa. Tapi karna udah terlanjur kembali dibahas okelah. Kita kan juga udah sama-sama tau kenyataannya gimana, jadi semoga dengan adanya kejadian kemarin kedepannya kita lebih hati-hati lagi saat membicarakan orang lain terlebih teman kita sendiri yang Hafal Qur'an, karena sejelek-jeleknya Ahlul Qur'an itu lebih mulia dari pada kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang Selesai✓
Genç Kız Edebiyatı"Sejak awal Saya memang sudah salah Mas, Saya salah mengartikan sederet kalimat yang Sampeyan kirimkan. Padahal Sampeyan hanya bercanda ya?" Dia bingung harus menjawab bagaimana. Tangis gadis didepanya seolah ikut menikam ulu hatinya hingga sesak. ...