"Sist..... jangan baper dulu, lelaki memang gitu, mendekati karena penasaran, bila sudah mengetaui rasa perhatian lama-kelamaan akan menghilang"
(Anonim)
🍁🍁🍁"Sejak kapan?" Nani menatap Nazla dengan ekspresi yang sullit diartikan. Nazla menggeleng "Siniin hapeku Nan, Aku bisa jelasin dari awal" Mohon Nazla menahan laju air mata melihat Nani yang terlihat sangat marah dengannya
Mereka tengah asik mengerjakan tugas di Kos Ema, hingga Nani meminjam hape Nazla untuk membrowsing materi agar lebih efisien. Nazla bukanlah orang yang pelit bila berhubungan dengan barang yang dimilikinya, teman-temanya terutama Nani juga bukan tipe orang yang kepo terhadap isi hape orang lain Nazla pikir hal itu cukup aman untuk meminjamkan hapenya pada mereka.
Semuanya masih baik-baik saja hingga pesan masuk bertubi mengganggu Nani saat membaca materi, dengan tidak sengaja saat Nani ingin mematikan data seluler di hape Nazla, nama "Mas Tamam" yang tertera dalam notifikasi pesan di hape Nazla membuat Nani penasaran setau Nani Nazla tidak pernah memiliki teman bernama Tamam. Dengan berbekal rasa penasaran yang luar biasa Nani pun membuka aplikasi whatsapp milik Nazla, begitu melihat foto profil kontak bernama Mas Tamam itu Nani langsung membuka hapenya dan mencari kontak dengan nama yang sama disana dan betapa terkejutnya Nani saat melihat foto profil yang sama dari kontak keduannya.
Nazla masih berkutat mengetik, sampai Dia menemukan Nani dengan memegang hapenya kuat dengan ekspresi yang sulit diartikan, dari jarak yang tidak jauh Nazla dapat melihat layar hapenya sudah masuk di aplikasi whatsaap dengan nama Mas tamam berada di deretan chat paling atas.
Deg
Mengapa Mas Tamam mengirim pesan jam segini pikirnya. Semenjak mereka bekirim pesan Nazla dan Tamam seperti memiliki waktu-waktu tertentu untuk saling bertukar pesan, seperti sore menjelang magrib karena mereka sama-sama tidak melakukan apapun dan juga saat malam jum'at ketika hape Nazla tidak dikumpulkan. Mereka tidak pernah berkirim pesan selain waktu tersebut, untuk itu setiap ingin mengumpulkan hapenya Nazla selalu mengarsipkan percapakannya pesanya dengan Tamam. Hampir dua tahun semenjak mereka bertemu semua berjalan aman-aman saja sehingga berada di posisi ini bukanlah hal yang dibayangkan akan terjadi oleh Nazla.
Perasaan Nazla sekarang campur aduk antara bingung bagaimana cara menjelaskan pada Nani yang terlihat sangat kecewa padanya dan rasa penasaran dengan isi pesan Tamam sepenting apakah isi pesan Tamam hingga membuatnya mengirim pesan jam satu siang seperti ini, bukankah jam-jam segini waktu istirahat Mas Tamam setelah seharian dia berada di sawah? Tanyanya dalam hati
"Sejak kapan La?" Nani mulai berdiri dan menjauh saat tangan Nazla mencoba meraih hape di tanganya
"Siniin dulu Nan hapeku, kita bicara baik-baik" Nani menggeleng "Sejak kapan? Jawab Aku La! Jawab!" tuntut Nani sambil menghapus kasar air mata yang sudah membanjiri pipinya"
"sejak Dua tahun yang lalu"
Bug
Nani membanting hape Nazla diatas kasur Ema, lalu meraih tas dan kertas-kertas fotokopi materi kuliah, sedangkan Nazla mencoba beberapa kali meraih tangan Nani namun selalu ditepisnya kasar. Ema yang menyaksikan semua itu hanya diam, Dia paham benar perasaan kedua sahabatnya itu karna dialah tempat yang selalu dituju untuk mereka menceritakan resah terhadap satu sama lain diantara mereka.
"Maafin Aku Nan, Aku bisa jelasin" mohon Nazla yang kita juga ikut menangis, hatinya begitu sakit saat sahabat yang begitu disayanginya ini terliat begitu terluka olehnya
"Aku mau pulang, Aku nggak butuh penjelasan konyol dari penghianat seperti Kamu"
Deg
Nazla terdiam ditempatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang Selesai✓
ChickLit"Sejak awal Saya memang sudah salah Mas, Saya salah mengartikan sederet kalimat yang Sampeyan kirimkan. Padahal Sampeyan hanya bercanda ya?" Dia bingung harus menjawab bagaimana. Tangis gadis didepanya seolah ikut menikam ulu hatinya hingga sesak. ...