Janji

240 14 0
                                    

"Kenapa La?" Nazla menggeleng "Aku nggak papa kog Ma" Ema berdecak kesal jawaban perempuan sekali batin nya.

"Ck, kebiasan emang. Aku sahabatmu kali La bukan gebetan atau pacar mu. Jadi jangan jawab dengan jawaban bodoh seperti itu"

Nazla terdiam, netranya memusatkan pandangan pada sepasang suami-istri yang tampak saling menyuapi di sebrang jalan. Hatinya mencelos  Nazla juga ingin romantis seperti pasangan itu.

"La, beneran sebel nih Aku. Kita ini harusnya quality time karena Aku udah mau mudik, Kamu crita Aku crita atau kita ghibahin apa keg ini malah dari tadi cuma diem mulu. Kamu habis di damprat emang sama Ayah sirizar?" Ayah sirizar adalah sebutan untuk dosen pembimbing Nazla dan Ema.

"Nggak kog"

"La, Kamu masih punya utang lho sama Aku" Nalza mendongak namun Nazla tak menatap berani menatap. Seperti yang sudah-sudah Ema ini memiliki kepekaan yang kadang diluar nalar.

"Idiih kenapa tuh matanya pake menghindar segala. Kamu habis kawin lari trus takut Aku marah ya La?"

Tukaannn....

Memang apa yang diucapkan oleh Ema kadang ngasal, tapi sedikit banyak pasti nyrempet. Tenggorokan Nazla tercekat bukanya membantah Nazla malah kembali diam

"Kalo Aku beneran udah nikah gimana Ma?"

Ema memandang sinis "Elaahh siapa sih yang mau nglestariin spesies langka susah move on kaya Kamu?"

"Apa Aku emang sesusah move on itu Ma?"

"That's right"

"Kalo kira-kira Kamu kelak jadi pasangan Aku, Kamu bakalan gimana Ma kalo tahu Aku ternyata belum move on?"

"Kalo Aku sih realistis ya La, perkara hati itu bukan kuasa kita. Mbah Sujiwo Tedjo, Mbah idola Aku kan juga pernah bilang Kita bisa memilih dengan siapa Kita akan menikah tapi kita tidak bisa memilih dengan siapa Kita bakalan jatuh cinta. Maka dari itu, mungkin Aku bakalan maklum dan berusaha agar cintaku terbalas. Gitu sih. Kenapa nih tanya ginian?" Ema ganti terdiam "Eh La, maafin Aku ya... Aku hampir lupa, ternyata Mas Tamam udah nikah sama orang lain Ya. Aduh La-- jangan jawab apa-apa lagi deh, nangis aja kalo perlu. Aku minta maaf karna tanya Kamu begitu. Kamu jelas sedih ya ditinggal Mas Tamam nikah, Aduh kog Aku jadi keceplosan terus ya La. Intinya luapin apapun mau nangis marah nggak papa, jangan ditahan"

Nazla hanya bersandar di paha Ema tanpa kata, rasanya untuk menangispun Nazla sudah tidak samggup. "Ziarah yuk La. Kamu kan udah janji mau gantian ngajak Aku ziarah ke Kudus"

Nazla memang telah berjanji pada Ema untuk mengajak Ema Ziarah ke makam sunan Kudus di Kudus setelah KKN. Menurut Ema momen ini adalah momen yang pas buat mengurangi kesedihan sahabatnya itu. Ema tau benar sekalipun Nazla ini ratu tidur, namun Nazla juga senang jalan jalan apalagi untuk wisata hati ke makam Waliyullah.

"Kenapa sih La Kamu sering banget Ziarah?"

"Biar Aku sadar Ma, orang hidup itu ya dicoba dengan banyak cobaan. Kalo mau nggak dapet cobaan ya mati aja"

"Sesimpel itu?"

"Jangan salah Ma, dengan begitu Aku bisa mikir bahwa nggak perlu dapat uang dulu biar bersyukur, nggak perlu dapat hadiah dulu baru bersyukur. Sejatinya Kita diberi kesempatan untuk bangun dari tidur dipagi hari itu adalah kenikmatan terbesar yang harus kita syukuri. Intinya kita hidup aja udah bersyukur banget gitu lho. Bahkan ada ulama yang ngendikan 'bila kita masih membuka mata saat pagi, sesungguhnya Allah masih memberinya kesempatan untuk bertobat dan mendekat kepada-Nya. Kalo udah gini nggak salah kan Ma kalo Aku suka ziarah? Kapan lagi coba Aku ngerasa cobaan berat itu bukan apa-apa daripada udah mati"

Hati yang Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang