My Unconscious

1.4K 198 44
                                    






















Hwang Hyunjin kecil, berusia tujuh tahun. Liburan musim dingin tahun itu keluarga kecilnya berlibur ke Australia hingga tiga hari ke depan.

Naasnya saat hari terakhir dimana malam natal hadir, putra tunggal(saat itu adiknya belum lahir) keluarga Hwang itu terpisah dari orang tuanya akibat ramainya taman kota saat itu.

Hyunjin kecil tak bisa apapun terkecuali menangis, duduk seorang diri diatas undakan ketiga sebuah anak tangga panjang dari granit ditaman kota yang luas ini.

Posisinya tepat mengarah ke sebuah pohon natal terbesar di taman. Sangat indah, dengan berbagai pernik hiasan juga kado besar dibawahnya. Belum lagi salju ringan yang terus menetes membuat suasana malam ini terlihat semakin menggugah.

Namun itu semua tak berarti apapun bagi Hyunjin yang terpisah dari orang tuanya. Beruntung ditengah kejadian itu ada dua orang anak kecil menghampirinya. Yang satu lebih tua darinya dan yang satu lagi terlihat lebih kecil darinya.

Dua anak itu terlibat perdebatan kecil untuk beberapa saat hingga kemudian salah satu dari mereka, atau yang lebih tua tiba-tiba pergi dengan raut sedikit kesal.

Sedang yang lebih kecil beralih menghampiri Hyunjin, "Are you okay?"

Hyunjin tak mengerti, dia semakin tersedu. Tidak tau harus berbuat apa, dia berhenti menangis kala merasakan usapan menengkan pada surai legamnya.

Dia mendongak, menatap tak mengerti ke arah bocah manis dengan pipi gembul yang berusia lebih muda darinya itu.

"Dont be sacred...... I'm stay in here.... Dont be scared.....  I'm with you..".

Suaranya halus sekali. Sangat merdu menenangkan rungu. Hyunjin diam merasakan punggungnya ditepuk beberapa kali. Bocah manis itu ikut terduduk disamping hyunjin, menatap lamat seolah menelitinya.

"Where is your parent?" Hyunjin menggeleng, "Your mom?" menggeleng lagi, "Daddy?"

Lagi-lagi hanya gelengan. Hyunjin menggeleng karena tak mengerti, tak memahami sedikitpun perihal apa yang anak itu bicarakan.

"Do you understand what i'm saying'?" tentu saja tidak. Hyunjin hanya mengerjab-ngerjabkan mata tak mengerti.

Anak itu menggelengkan kepalanya dengan kesal akibat Hyunjin yang tidak memberi respon berarti. "Eom—eomma! Appaa! Ya know?!"

Maka Hyunjin kembali menangis akibat teringat akan orang tuanya yang entah dimana. Juga sedih karena dibentak begitu keras oleh bocah yang bahkan lebih muda darinya.

Merasa bersalah akan perbuatannya, anak itu mengulurkan jemari gemuknya guna menyeka jejak air mata dipipi memerah Hyunjin.

"Dont cry..... I'm sorry.... I'm really sorry.... " kemudian menggenggam erat jemari dingin Hyunjin diantara kedua tangannya. "Hold my hand.... You'll be safe with me.. eum?"

Hyunjin sesungguhnya tak memahami, namun sorot mata bocah manis didepannya ini menunjukkan dengan jelas rasa bersalahnya.

Tapi tetap saja, itu semua tak cukup untuk membuat Hyunjin menghentikan tangis. Dia ingin bertemu Ibu dan ayahnya, hanya kalimat itu yang berulang kali meluncur dari bibir bergetarnya.

Sementara bocah manis itu tak tau harus dengan cara apa untuk membuat Hyunjin menghentikan tangisnya. Ada satu cara, tapi— dia berpikir lama, hingga bibir cerinya terlihat mencebik dengan tangan merogoh saku mantel tebalnya.

[BL] I-DOLLS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang