Distracted

777 107 6
                                    

Maapkeun ini pendek.

..












Woojin, sudah merasa curiga sejak dimana Changbin bercerita jika dia bertemu Felix di gangnam.

Felix ini orang asing, tidak banyak kenalan sebab anak itu selalu mengandalkan Chan.

Jadi, dimanalagi dia bisa bersembunyi? Woojin yakin, Felix tidak mampu bersembunyi seorang diri. Dia pasti memiliki seseorang dibelakangnya. Seseorang yang melindunginya.

Niat berkunjung kerumah sepupu sebenarnya hanya main-main saja. Akan tetapi saat melihat Felix pun disana, Woojin tertawa hambar merasa begitu bodoh.

Jelas, gangnam. Siapa lagi yang berada disana kecuali senior agensi sekaligus sepupunya itu? Beberapa memang ada, tapi secara spesifik tempat, Mark adalah yang paling memungkinkan.

Maka disini, Woojin yang kini duduk diam mengamati dimana Felix diseberangnya masih betah menundukkan kepala.

Saat dia datang, anak itu seperti tengah packing barang. Apa anak ini benar-benar akan pergi?

"Lix.... " panggilnya. Felix segera mendongakkan kepala.

"Hati-hati...."

"Ya?" untuk sesaat dia bingung, tapi lekas paham kala Woojin menyertai kalimat itu dengan senyuman tulusnya. "A-ah ya... Terimakasih kak."

Sungguh diluar ekspetasi. Felix pikir, setelah semua ini Woojin akan memarahinya, atau setidaknya memberitahu Hyunjin dimana lokasinya sekarang. Felix kembali menunduk, maniknya berkaca-kaca mengingat betapa baiknya Woojin padanya.

"Yakin...... Ingin pergi? Apa setelah ini kau akan baik-baik saja? Hyunjin masih ada kami, tapi kau— kau sendirian Lix.... Benar tidak apa?"

Felix paham maksud Woojin. Tapi Felix memang harus pergi. Demi kebaikan semuanya, demi nama baik agensi serta anak-anak lainnya.

"Felix tidak apa-apa kok kak.... " dengungnya, hanya berupa bisikan lirih.

Kedua tangannya saling bertaut. Atmosfer disana berangsur lebih canggung dari sebelumnya. Senyap.

Hingga bambam beserta minuman diatas nampan datang, "Kenapa sunyi sekali? Apa tidak orang disini?" pemuda itu berceletuk ringan. Berusaha mengurai suasana menyesakkan ini.

"Oh, tak usah repot-repot kak Bam."

Pemuda itu mencebik, "Sudah tau merepotkan, kenapa masih saja datang kesini. Sudah cukup repot aku mengurus kucing jadi-jadian yang menangis tiap malam ini. Astaga, pusingnya aku~"

Candaan itu membuat Felix melotot horor, memperingatkan. Akan tetapi si pemuda Thailand malah terbahak seperti tak punya dosa.

Disisi lain, Woojin kini semakin menatap Felix intens.

"Lix...... " anak itu kembali menoleh, "Yakin baik-baik saja?"

"Um.... " ragunya, sebab merasa telah tertangkap basah. Tidak setiap malam, tapi cukup sering dia mengeluarkan air mata.

Rindu.

"Sebentar lagi acara kelulusan sekolahmu. Tidak ingin menunggu?"

Felix menggeleng lemah. Berusaha tidak terprovokasi.

"Dikelulusanmu, kita diundang untuk memeriahkan acara. Anggap ini sebagai konser terakhirmu, ya?"

"Tidak kak..... "

"Setidaknya, anggap saja ini demi Hyun—"

"Cukup kak, Aku harus pergi."

Felix bergegeas bangkit. Akan tetapi dilangkah kesekian, pijakannya tertahan oleh Woojin yang kembali bersuara.

[BL] I-DOLLS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang