Hospital

1.3K 184 51
                                    






















"Kenapa tidak bilang lebih awal sih?" Hyunjin mendesah, menggenggam erat jemari Felix yang masih lemas diatas ranjang pesakitan. "Lihat sekarang apa yang terjadi? Seharusnya kau menolak saja semua coklat itu, tak perlu sungkan."

Mungkin niat Felix memang menjaga kesopanan. Memang tidak etis sekali jika saat itu Felix menolaknya, namun jika dia menyertakan juga alasannya, semua orang juga tidak akan memaksa kok.

"Yang terpenting sekarang sudah tau kan?" Felix tersenyum kecil, membuat Hyunjin semakin meradang dibuatnya. Sakit begini masih sempat-sempatnya tersenyum begitu.

"Pikirkan saja dirimu sendiri. Jangan terlalu mengkhawatirkan orang lain."

Hyunjin ingin marah sebenarnya, namun sulit sekali rasanya. Maka dia memilih mengulurkan tangan menjentik kecil dahi Felix menggunakan jari telunjuknya, membuat Felix mengaduh dengan kekehan kecil.

"Jangan begitu lagi, okay? Membuatku khawatir saja—"

Terdengar ambigu. Keduanya terdiam bisu, mencarna. Ah, mungkin maksud Hyunjin memang khawatir dalam artian sebenarnya.

"Dimana Bunda?" Felix mencoba mengganti suasana.

"Membeli camilan bersama Yeji—"

Bertepatan dengan terbukanya lebarr pintu bercat putih diujung ruangan. Keduanya menoleh serempak, mendapati Bangchan dengan langkah tergesa segera menghampiri keduanya.

Akan tetapi belum sempat Hyunjin menyapa, kerah kemejanya telah ditarik kuat dengan bogeman mentah mendarat diantara tulang pipinya. Hyunjin tersungkur hingga punggungnya menabrak meja nakas diruangan itu.

Rasa nyeri menjalar, namun Hyunjin mencoba mengerti.

"Beraninya!! Tidak tahukah kau seberapa hati-hatinya aku menjaga Felix hah? Kau pikir kau siapa sehingga bisa membuat Felix masuk rumah sakit begini?! Sial—"

Chan mencoba meredam emosi. Beruntung saat itu Felix segera meraih tangannya meski dengan sentuhan ringan. Dia juga sadar betul jika ini rumah sakit, bukan tempat untuk berkelahi.

Maka Chan memilih mendekat kearah Felix, menggenggam jemarinya juga membelai keseluruhan wajah Felix dengan gurat sedikit panik.

"Hei, r u okay? Apa yang terjadi hum? Katakan, Felix. Jangan membuatku panik."

Hyunjin sadar dia tak seharusnya disini. Dia keluar sesaat setelah Chan memukulnya tadi. Memberikan sedikit ruang untuk keduanya berbicara.

"Calm down Chris. Aku baik-baik saja. Kau keterlaluan tadi, ini bukan salah Hyunjin.... "

"Ini tetap salahnya karena membiarkanmu celaka— atau ini justru salahku yang tak menepati janji untuk menjagamu?"

Raut pemuda itu berubah sendu. Felix ingin tertawa melihatnya, perutnya tergelitik hebat melihat Chan yang berlaga dramatis begini.

"Jangan saling menyalahkan begitu dong. Lagipula aku bukan anak kecil, Chris. Ayolah.... "

"Kau ini masih bayi dimataku. Lihat yang terjadi sekarang, selalu membuat orang khawatir. Bahkan Mommy sampai bersikeras untuk terbang ke korea hanya untuk memastikan kau baik-baik saja. Dasar pembuat onar."

Bayi. Chris memandangnya sebagai seorang bayi yang patut dilindungi. Ini memuakkan, dimana hanya dirinya saja yang mengharapkan. Mengisi hari-hari yang dilalui dengan harapan-harapan kosong yang sebetulnya sangat sia-sia.

Felix mencoba tersenyum, "Tolong bilang pada Aunty, Aku minta maaf karena telah membuatnya khawatir."

"Huh? Bilang saja sendiri." Felix melengkungkan bibirnya kebawah, "Fine! Kita berdua yang bilang. Bersama. Tak boleh curang, mengerti?"

[BL] I-DOLLS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang