Gajadi libur sebulan, hehe. Suda kaga tahan soalnya. Heung~🌚Toko buku menjadi tujuan dari dua insan yang tengah menaiki bus itu. Hyunjin dan Felix, keduanya tertawa canggung akibat sesak yang mendera keduanya.
Bus yang mereka tumpangi betulan sangat penuh, keduanya saja sampai tak dapat tempat duduk. Harus rela berdiri dengan pegangan seadanya, pun berdesakan pula.
Wajar sih, jam pulang sekolah begini pastilah sedang ramai-ramainya.
"Lix, kau oke?" pemuda Lee mendongak kebelakang dengan senyum singkat.
Walau tak nyaman, tapi Felix masih tetap harus berterimakasih pada Hyunjin yang berdiri dibelakangnya, menaungi tubuhnya agar terlindung dari dorong-mendorong penumpang lain.
Hyunjin itu baik sekali, Felix tak bohong. Makanya hari ini tanpa sungkan Felix meminta Hyunjin untuk menemaninya ke toko buku. Karena ya, hanya Hyunjin yang memiliki citra terbaik dalam pengamatannya selama ini.
Keduanya mampu bernafas lega kala halte tujuan mereka telah tiba. Kebetulan halte ini adalah halte yang sama dengan daerah tempat tinggal Hyunjin.
Mereka turun, semilir angin sejuk menyambut membuat keduanya refleks tersenyum lega.
"Oh iya, kau ingin mencari buku apa?" Seharusnya Hyunjin menanyakan ini ketika Felix bertanya pagi tadi sebelum berangkat sekolah, namun pada dasarnya Hyunjin yang terlalu girang bak mendapat kupon undian, dia jadi lupa.
Wajar kan. Felix yang mengajaknya kencan—ralat, pergi duluan adalah langka.
Sedang Felix sendiri tak terlalu menanggapi pertanyaan Hyunjin, dia malah terkikik geli membuat si pemuda Hwang kini terbingung heran.
Lekas paham kala sebelah tangan Felix yang ia kira akan memukulnya namun yang terjadi malah sebaliknya. Tidak disangka pemuda aussie itu justru mengulurkan tangan guna menyeka peluh yang hinggap didahi Hyunjin.
"Maaf ya.... Aku menyusahkanmu lagi." katanya, dibarengi senyum penyesalan yang total membuat Hyunjin lupa daratan.g
Maksudnya, Hyunjin rela kok direpotkan terus menerus jika rewardnya memang selalu semanis ini.
"Tak apa, aku tak merasa direpotkan." Hyunjin ikut tertawa kecil, lekas menyeka peluhnya sendiri meskipun hatinya berontak meminta agar Felix saja yang membersihkan. Tidak tau diri memang. "Oh iya, Jadi.... Kau ingin membeli buku apa?"
Dia berkata begitu kala tepat berada didepan pintu toko, Felix berhenti sejenak menatap Hyunjin. "Masuk dulu saja, aku tidak akan lama kok. Jadi tenang saja ya, okay?"
Mampus kau Hwang. Felix sepertinya salah paham. Kemungkinan besar Felix salah mengartikan pertanyaan Hyunjin, Astaga tidak boleh begini.
Pemuda itu segera menyusul Felix yang telah memasuki toko, "Lama juga tidak apa-apa kok. Hehe... "
Namun tak ada respon berarti, Felix lebih memilih menyibukkan diri dengan beberapa buah buku didepannya. Saat Hyunjin menoleh guna mengecek daftar, ternyata deret ini adalah kumpulan bahasa.
Dan saat itu juga Felix berbalik sembari mengangkat sebuah buku ditangannya, "Sudah selesai, ayo pulang."
"Sudah? Begitu saja?"
"Lalu?"
Suasana mendadak aneh sekarang. Hyunjin gelagapan sendiri, segera meraih buku panduan bahasa ditangan pemuda Lee kemudian mengamatinya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I-DOLLS ✔
Fanfiction[FIN] I-DOLLS. Dimana dirimu menjadi boneka yang diatur sedemikian rupa. Menjadi tak berdaya, sebab orang tercintamu adalah taruhannya. Hyunlix Chanlix BxB Gay Shounen Ai No Yaoi-maybe. Typo(s)