Sebenernya daripada Hyunlix, momen Hyunjeong lebih banyak. Tapi aku gak rela, gimama dong? :'(
Hyunjin pikir, dengan adanya kejadian pisang dan duduk bersama selepas kelas dance waktu itu, keduanya akan semakin dekat. Namun ternyata asumsinya salah, seiring berakhirnya kejadian itu, berakhir pula kedekatan mereka.
Felix kembali tertutup, kembali menjadi dirinya yang selalu memisahkan diri, memilih sendiri disela waktu bebasnya. Baik diasrama maupun ditengah kegiatan bimbingan.
Tak ada yang bisa diharapkan lagi. Felix Lee benar-benar terasa rumit.
Sore itu Hyunjin dengan langkah gontai menuju kamar Jihoon, menyampaikan pesan dari salah satu seniornya yang bernama Jeon Somi. Seniornya itu tadi meneleponnya, meminta dirinya memanggil Jihoon untuk segera menemuinya diatap gedung.
Hyunjin yang tak ingin bertanya apapun akhirnya mengiyakan saja, padahal tadi dirinya berniat untuk tidur, mumpung sore ini hingga makan malam nanti tidak ada jadwal apapun alias bebas.
Mengetuk pintu perlahan, Hyunjin tak mau membuat kebisingan karena sepertinya, kebanyakan anak mempunyai rencana sama seperti Hyunjin; tidur.
"Tidak dikunci." suara dari dalam terdengar agak familiar. Benar, Felix Lee.
Hyunjin baru ingat jika Jihoon dan Felix memang satu kamar. Dia masuk tanpa disuruh duakali, didalam ada Jihoon yang tengah tidur.
Juga— felix yang tengah sibuk bermain game.
Hyunjin mendekat, menepuk pelan bahu Felix membuat empunya berjengit. Kemudian terlihat mendesah kecewa, "Fuck!"
Felix bisa mengumpat? Hyunjin terkekeh melihatnya, melihat felix yang mendesau jengkel akibat satu nyawanya hilang.
"Kau bermain game?"
"Dont make any question if u already known the answer jerk!!"
O'wow! Hyunjin tertegun, begitupula dengan Felix. Keduanya membeku bersamaan, tak menyangka akan felix yang ternyata bisa berbicara kasar.
Felix pun terlihat seperti kelepasan. Dia menoleh patah-patah melihat siapa yang baru saja dia beri umpatan.
Oh, Hwang Hyunjin si pemuda kelebihan bibir.
Felix berusaha tak terjadi apapun, "Ada apa?"
"O-oh—? Ah, memanggil Jihoon. Maaf mengganggu..... "
Hyunjin kemudian menuju ranjang Jihoon. Membangunkan pemuda itu guna menyampaikan pesan seperti apa yang diperintahkan.
Ketika membalikkan badan, Hyunjin dibuat mengernyit akan Felix yang malah membereskan peralatan game nya. Dia mendekat, berdiri disamping Felix tanpa mengagetkan pemuda itu seperti sebelumnya.
"Kenapa berhenti?" Felix menoleh kilas, mengabaikan pertanyaan Hyunjin. "Padahal aku juga ingin bermain game. Lee felix, ayo bermain game bersama."
"Ti—"
"Ayolahhh, aku sangat bosan. Semuanya tidur, Jihoon juga sudah pergi tadi." bahkan Felix belum menyelesaikan kalimatnya, dan Hyunjin sudah asal menyela.
"kalau begitu, You pergi sleep too."
Hyunjin ingin sekali tertawa mendengar bahasa campuran yang felix ucapkan. Lucu, Menggemaskan. Haha.
"Tidak mengantuk~" bohong. Maksudnya, Hyunjin memang mengantuk namun hanya sampai beberapa saat lalu, sebelum rungunya mendengar suara dalam milik Felix . "Ayolah~ mau ya? Ya? Yaa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I-DOLLS ✔
Fanfiction[FIN] I-DOLLS. Dimana dirimu menjadi boneka yang diatur sedemikian rupa. Menjadi tak berdaya, sebab orang tercintamu adalah taruhannya. Hyunlix Chanlix BxB Gay Shounen Ai No Yaoi-maybe. Typo(s)