Akina masih terpikirkan dengan apa yang Sagara ucapkan semalam
'Semoga lekas membaik, kita'
Apakah kalimat itu semacam, Sagara ingin berbaikan dengan Akina dan menjadi seperti dahulu?
Memikirkannya saja membuat Akina tersenyum sendiri
Kini Ia berdiri di Balkon Kamarnya dan mendapati sebuah Mobil yang Akina yakin Mobil itu milik Sagara
Akina pun melihat yang membukakan pintu gerbang rumahnya adalah Ibunya. Mereka berdua nampak berbicang-bincang hingga akhirnya Sagara pergi
Setelah itu Akina berlari menuju gerbang Rumahnya dan Sagara sudah tidak ada di sana
"Mah! Sagara kemana?"
Tanya Akina pada Mamahnya yang duduk di kursi Pantry dapur
Mamah Akina hanya menegak Air Minum, karena tak kunjung dapat jawaban, Akina pun kembali bertanya
"Saga dimana? Tadi kesini kan?"
Tanya Akina lagi. Kini Mamah Akina menjawabnya,
"Mamah usir, kenapa?"
"Usir? Kenapa di usir?!"
"Ngapain welcome sama orang yang nyakitin Kamu"Akina menghela nafas beratnya, Ia menatap Mamahnya dengan tatapan yang menusuk
"Sejak kapan Mamah peduli sama Akina?"
Ucap Akina dengan Mata yang berbinar-binar.
Meskipun yang di katakan Akina adalah benar, Ia belum pernah mengatakan hal seperti itu kepada Mamahnya
"Mamah selalu peduli sama Kamu"
Jawab Mamahny tegas.
Akina menyisir Rambutnya ke belakang menggunakan jari tangannya
"Dimana Mamah saat Aku depresi? Dimana Mamah saat Papah dateng kerumah sama Selingkuhannya dan dimana Mamah saat Abang Ray sama Papah bertengkar?"
Balas Akina dengan Air Mata yang mengalir deras
"Mamah gak ada disana, Mamah ninggalin Kina sama Abang"
Ia dengan cekatan menghapus Air Matanya.
"Jangan kejar Sagara"
Balas Mamah Akina. Dan Akina pergi meninggalkan Mamah nya yang masih menatap Akina
Kini Akina berjalan di blok Rumahnya, Ia menatap kosong jalanan yang sepi akibat Hujan mengguyur sore tadi
Di ambilnya Ponsel dari saku Jaketnya, Akina hendak menelfon Sagara namun kembali Ia urungkan niat itu
Akina terduduk di trotoar jalan dan menunduk
"Di telfon aja Sagaranya. Pasti dateng"
Akina menoleh mendengar lelaki yang berbicara di sebelahnya. Dari suara dan Aromanya Akina tau dia Sagara
"Maafin Mamahku ya"
Ucap Akina
"Hei, it's ok. Aku paham"
Jawab Sagara. Akina hanya mengangguk pelan
"Kenapa nangis? Kamu udah tau ya?"
Tambah Sagara yang membuat Akina menoleh cepat.
