Rooftop.
Disitulah kini Sagara berada, dia tidak sendiri, melainkan ada Raden bersamanya.
Keduanya diam. Tak ada yang memulai obrolan.
Hingga rasa canggung yang dirasakan Raden, membuat lelaki itu membuka suara
"woi"
Sagara yang tatapannya lurus ke depan itu tak menoleh sedikitpun mendengar panggilan dari Raden.
"bicara bego, lo punya mulut"
Sagara masih diam.
"kalo gak penting, gue pergi"
Sagara juga masih diam.
Disaat Raden berbalik badan dan akan meninggalkan Sagara, Sagara berbicara dengan tatapan masih lurus menghadap gedung gedung pencakar langit yang jauh dari dirinya.
"waktu itu lo sama Akina ngapain?"
"oh. Jadi, lo cemburu?"
"gosah banyak bacod, jawab"
"gue pikir gue ga perlu jawab"Sagara membiarkan Raden pergi. Lalu matanya kembali menerawang ke arah langit siang hari itu yang mendung.
Sagara sudah membuat keputusan.
"jadi jalan itu yang lo ambil"
---
Sagara sedang jalan menuju kelasnya, ia tersenyum kepada seluruh siswi yang melewatinya, tak lupa gombalan manis yang identik dengan berandalan itu.
Lalu dua orang perempuan berjalan mendekat ke arah Sagara. Orang itu Akina dan temannya. Sagara mengabaikan Akina.
"nama lo siapa si btw? Gue sering ngeliat lo tapi ga tau nama lo"
Sagara berhenti tepat di depan Akina namun wajahnya berpaling menghadap Elsana yang berada di sebelah kiri Akina.
"g-gue?" tanya Elsana menunjuk dirinya sendiri.
Sagara tertawa kecil melihat ekspresi gugup Elsana. "ya iyalah elo. Masa gue nanyain Naomi yang lagi dikelas"
"o-oh. Nama gue Elsana Ayda Savrina"
"gue panggil Queen Elsa boleh ga?"Akina yang merasa terabaikan itu mengajak Elsana untuk pergi dari sana.
"udah basa basi nya? Ayo El, kita pergi"
"eh eh Queen Elsa gue mau dibawa kemana?""Queen Elsa gue?!" Batin Akina.
"dia bukan punya lo ya"
"dia juga bukan punya lo. Lo kenapa si sensi banget? Iri gak gue tanyain nama?"Elsana menoleh ke arah Akina dan Sagara bingung,
"loh? Bukannya kalian saling kenal?"
"iya dulu tapi. Kalo sekarang, em. Enggak, mungkin?" Sagara melirik Akina yang menatap lurus kedepan.
"gue kenal kok sama dia El"
Akina berjalan meninggalkan Sagara dan Elsana. Sagara terkejut mendengar pengakuan dari Akina.
Dimana Akina yang galak? Yang sukanya mengajak debat? Kenapa malah dia jadi gampang diatur dan mengalah?
Sagara diam mematung melihat kepergian Akina yang disusul oleh Elsana. Sagara pun berbalik arah dan pergi.
---
Sagara sedang diam di atas motornya. tak ia hiraukan para siswa siswi yang melihatnya ataupun mengajaknya bicara. sekarang pikiran Sagara sedang tidak berada dalam diri pemiliknya.
perempuan memang hebat, sampai sampai ia dibuat gelisah tak karuan hanya karena perlakuannya.
Sampai akhirnya Akina pun datang, dia memeluk beberapa buku, dan berjalan sendirian,
Sagara hampir saja menghampiri Akina dan menawarkan tumpangan, namun niat itu ia urungkan ketika Ardan menghampiri Akina.
Akina pun tersenyum lebar dan menaiki motor lelaki yang Sagara tidak tahu siapa dia.
"Kambing"
Gumam Sagara.
Lalu Haykal datang dan merangkul pundak Sagara.
"Kal, Nyebat kuy"
Haykal terdiam lalu meng iyakan ajakan Sagara.
Sagara melewati Mobil Ardan dengan tatapan lurus ke depan. Lalu disusul dengan Haykal dan Ano yang mengendarai motor KLX.
Sagara berfikir, mengapa ia begini?
Di lampu merah, mobil Ardan berhenti tepat di sampingnya, Sagara melirik sedikit mendapati Akina sedang bercanda dengan Ardan.
Setelah lampu berubah menjadi hijau, Sagara menjalankan motornya dengan sangat cepat, dan menimbulkan suara yang tidak enak untuk di dengar.
Sesampainya di Rumah Ano, Haykal mendorong pundak Sagara pelan.
"Cari mati lu?!"
Sagara hanya diam.
"gila lu Ga, apa apaan naik motor kek orang kesetanan! Kalo bosen idup, mending Nyawa lu bat gue aja dah!"
Ano yang biasanya memanggil Sagara dengan sebutan Bos pun sekarang tampak sangat marah pada Sagara.
"gue,"
Sagara menghentikan kalimatnya.
"gue cabut"
Sagara memakai Jaket dan Helmnya lalu keluar dari Kamar Haykal.
"Saga!"
Panggil Ano dan Hakyal secara bersamaan dari balkon kamar Haykal, Sagara yang sudah berada di bawah pun mendongkak dn tersenyum.
"Hati hati lu!"
Teriak mereka berdua lagi. Dan Sagara hanya melambai kepada mereka lalu menaiki motornya.
Tanpa sadar Motor Sagara melaju menuju perumahan Akina, dan mendapati perempuan itu tengah berjalan.
Sagara melewati Akina begitu saja, Akina pun mampaknya tidak melihat Sagara. Sagara melaju dengan kecepatan sedang, tiba tiba saja Suara Akina memanggilnya.
"SAGARA!"
Sagara tersenyum kecil, namun ia tak berhenti, dan melirik Akina lewat kaca spion motornya,
Akina masih melihat Sagara dan berhenti. Sagara sangat ingin menemui Akina tetapi entah mengapa ia urungkan.
Sagara pun menghilang di ujung blok perumahan Akina.
Tbc.
Akhirnya Up juga:'( maaf kalo pendek:')
Happy reading cingu❤
![](https://img.wattpad.com/cover/182089780-288-k970793.jpg)