SAGARA - 7

441 37 0
                                    

Akina berjalan riang menuju Cafe yang Sagara bicarakan. Ia membawa sebuah Stopmap yang ia peluk.

Lalu akina menemukan Sagara yang tidak mengenakan pakaian sekolah. Ia sudah berganti menggunakan pakaian

"kesambet apa lo minta wawancara?"

Tanya Akina duduk di depan Sagara yang tengah duduk menyender pada kursi Cafe itu.

"biar gue cepet jauh dari lo. Sebel gue lama lama deket ama lo" ucap Sagara dengan nada yang santai

Akina yang mendengar hal itu langsung diam seketika. Lalu ia membuka stopmapnya.

"gue mulai. Apa motivasi kamu mengikuti ekstrakulikuler Futsal dan Panahan?"

"gue pengin jadi atlet. Bokap gue minta gue jadi Atlet Sepak bola, tapi gue males lari lari dilapangan Sepak Bola, gue itu perokok. Lo taukan gimana orang yang ngerokok kalo lari larian?"

"tapi Futsal juga lari lari"

"lo mau nanya apa ngajakin debat? Mikir dong Lapangan Futsal ama Lapangan Sepak Bola besar yang mana?"

Sagara mengatur posisi duduknya. Akina mengabaikan jawaban dari Sagara

"kalo ikut Panahan si, biar gue bisa nembak cewek tepat di hatinya"

Akina menatap Sagara tajam, ia menggenggam erat Bolpoin yang ia genggam.

"santai. Jadi Atlet Panahan, karena nyokap. Udah, Next Question"

Akina menulis sesuatu di kertas yang ia pegang lalu membalikan kertasnya dan memberikan pertanyaan lagi kepada Sagara.

"dengan jadi Atlet, lo pengin ngebanggain siapa?"
"bokap nyokap"

Setelah wawancaranya selesai, Sagara berdiri dari tempatnya dan akan melangkah keluar dari Cafe, tetapi Akina memegang tangannya.

"temenin gue makan. Bentar aja"
"kenapa gue? Telfonlah si Raden"
"kalo ga mau yaudahlah sana pulang"

Sagara melangkahkan kakinya keluar dari Cafe tempat ia berada. Sagara melihat Akina yang sedang meminum air dengan muka yang ditekuk.

Sagara tetap duduk dimotornya, ia mengamati Akina yang tengah makan Wafel itu. Sagara menunggu Akina hingga selesai makan.

Saat Akina keluar dari Cafe, Sagara masih berada di Parkiran Cafenya itu.

"lo ngapain masih disini?"
"loh main ke Cafe gue masa gak boleh"
"jadi, Cafenya punya lo?"
"iya. Kalo lo suka dateng aja, ntar free kok"
"kenapa gitu?"
"lo kan pernah deket sama gue"
"oh gitu. Gak makasih, gue masih punya uang buat bayar"

Akina meninggalkan Sagara yang kini menaiki motornya.

"gue tiba tiba pengin main. Naik gue anter lo balik"
"ga usah"
"oh yaudah"

Disaat Sagara akan menjalankan motornya, Akina memanggilnya.

"SAGA! Iya gue mau"

Sagara tersenyum di balik helm full facenya. Lalu membiarkan Akina naik di motornya.

---

Sore hari ini hujan tidak turun. Sagara sengaja tidak membawa Akina main kemana mana, ia langsung mengangar Akina pulang kerumahnya.

Diperjalanan pun mereka diam, tidak berbicara. Sagara yang biasanya menggoda Akina itu pun diam tak bersuara.

Keadaan mereka sangatlah canggung. Hingga mereka tiba dirumah Akina.

SAGARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang