Pagi harinya di Sekolah, Akina menghindari Elsana.
Ia tau apa yang dilakukannya sama sekali tidak benar, tapi mau bagaimana lagi? Akina masih belum bisa mengatasi traumanya
Dan rasa sakitnya yang kemarin masih belum hilang, fakta dimana Sahabatnya pun bersikap layaknya orang asing.
"Kin, kenapa si Lo diemin Gue? Ada salah?"
Akina hanya tersenyum tipis, membayangkan perempuan seperti Elsana bermain di Pub dan minum
Sungguh tipe orang yang sangat Akina benci.
"Gak Kok"
Akina duduk di kursinya, saat Elsana mendekat, Akina langsung memasang earphone di kedua lubang kupingnya
"Kina--"
Elsana menghentikan apa yang hendak ia bicarakan dan memilih diam dan duduk di sebelah Akina.
"Kin"
Panggil Elsana
"Kina"
Kini Elsana duduk menghadap Akina yang berpura pura sibuk di balik Buku Matematika yang sangat ia benci
"Maafin Gue soal yang kemarin di Cafe. Bukannya Gue ga mau belain Lo--"
Akina menutup bukunya kasar.
"Gue paham kok. Impian Lo kan bisa temenan sama Most Wanted? Gue ngerti"
Akina pun beralih memainkan Ponselnya.
"Kin, bukan gitu dengerin Gue--"
"Gue sakit hati Sa, atas apa yang Lo lakuin kemarin"Elsana menunduk dan memainkan jari jari nya. Akina tau jika Elsana seperti itu, ia benar benar gelisah
Akina dan Elsana tidak berbicara keras, tapi kini menjadi pusat perhatian di kelas karena pertemanan mereka berdua yang tidak bisa di pisahkan
Sekarang seperti akan mulai bermusuhan.
"Kina maafin Gue"
Akina mengabaikan perkataan Elsana dan berfokus pada Andra yang maju di depan kelas
"Minta perhatiannya temen temen. Hari ini Guru rapat, jadi jam kosong. Dan ga ada tugas, jangan terlalu berisik, kalo mau ke kantin jangan rame rame
Apalagi cewe kalo ke toilet berdua aja, gausah satu Rt di ajakin. Paham kan?"
Seluruh siswa di kelas bersorak gembira dan Andra pun kembali duduk ke bangkunya
Tak lama setelah itu datanglah gerombolan Sagara ke kelas Akina. Seperti akan tawuran saking banyaknya.
"hei Ko cemberut si?"
Tanya Sagara kepada Akina yang masih memakai Earphonenya.
"Lo bosen kan kalo Jam kosong di kelas?"
Akina mengabaikan pertanyaan Sagara, ia malah bertanya pada Elsana yang tersenyum
"Iya Kin, ayo keluar!"
Elsana tersenyum lebar dan berfikir Akina telah memaafkannya
"Kok ngajakin Gue? Keluarlah sama mereka"
Akina menunjuk Sagara dan Haykal yang berada di depannya dengan dagu nya.
"Eh ini ada apaan si? Dari tadi"
Setelah merasa ada yang tidak beres, Haykal bertanya kepada Elsana.
"Kina marah sama Aku Kal, tapi ga serius kok!"
