Prolog

242K 18.4K 5.6K
                                    

Please! Buat temen-temen yang udah pernah baca cerita ini tolong JANGAN SPOILER! kasihan temen-temen kita yang baru datang, mohon pengertiannya🤗

Welcome and happy reading😃❤
___________

Lelaki bertubuh jangkung sedang berada di toko alat Gambar untuk membeli beberapa peralatan untuk menggambar, kelas nya ada pelajaran menggambar besok.

Penjaga toko tersebut terlihat gagal fokus dengan pelanggannya, penjaga wanita tersebut terus memandangi wajah imut Regatra yang nampak serius memilih perlengkapan alat gambar.

"Emm ini udah Mbak!" ujar Regatra atau biasa dipanggil Gatra kepada sang penjaga toko tersebut.

"Eh i..iya mas." Penjaga toko itu terlihat gugup dengan senyuman maut cowo dihadapannya.

Ia segera mengemas peralatan yang dipilih oleh Gatra dan menyebutkan total harga nya.
Gatra segera membayar dan berlalu dari toko tersebut.

"Kok gue pengen ya," ujar Gatra pelan ketika ia sudah berada diluar toko.

"Cari mangsa ah." Dia segera menaiki motor sport ninja hitamnya dan berlalu mencari mangsanya.

Motor nya berhenti karena lampu merah menyala didepan, Gatra melihat seorang gadis berambut sebahu menyebrang di zebra cross dan memasuki toko kue.

Hasrat Gatra memuncak, setelah lampu merah berganti hijau, dia segera menyusul gadis itu ke dalam toko.

"Aduh!" ringis gadis itu ketika dirinya menabrak dada bidang seseorang.

"Ehh maaf maaf aku nggak sengaja," ujar gadis itu kepada seseorang yang telah ditabraknya yang ternyata adalah Gatra.

"Santai aja kali," jawab Gatra santai.

"Nama lo siapa?" tanya Gatra diiringi senyum manis dibibir tipisnya.

"Lara." Gadis itu menjabat tangan Gatra.

"Sakit dong," gurau Gatra membuat kekehan kecil gadis dihadapannya yang bernama Lara itu.

"Bisa aja kamu." Ucap Lara malu malu.

"Lo mau nggak main ke rumah gue?" tawar Gatra dengan ramahnya.

"Emm gimana ya." Gadis itu nampak berfikir membuat Gatra muak.

Sok banget nih cewe, batin Gatra kesal.

"Boleh deh." Lara menyetujui tawaran Gatra.

Siapa si yang nggak mau diajak ke rumah cogan. Batin Gatra senang.

"Aku bayar dulu yah," ucap Lara dan diangguki Gatra.

"Gue tunggu didepan," ujar Gatra sambil mengacak rambut Lara membuat gadis itu merona.

Kita akan main main girl, batin Gatra tersenyum sinis diatas motor nya.

"Udah?" tanya Gatra ketika melihat Lara menghampirinya.

"Udah."

Gatra membantu Lara menaiki motor nya lalu menyuruhnya untuk berpegangan.
Dia menancapkan gas menuju ke rumahnya.

20 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah terpencil namun nampak mewah, dengan cat berwarna dark biru dan tiang tiang kokoh.

Lara terkagum kagum melihatnya.

"Ini rumah kamu?" tanya Lara menatap Gatra yang sedang melepaskan helm full face nya.

"Iya dong, ayo masuk," ajak Gatra menggenggam tangan gadis itu.

Bukan hanya luar nya saja yang nampak mewah, didalamnya juga tak kalah mewah, banyak lukisan cantik namun lukisan itu abstrak dan berwarna merah hitam saja.

"Kamu disini sendirian?" tanya Lara yang sedang duduk disofa empuk milik Gatra.

"Nggak kok! Ada bibi sama pak satpam," ujar Gatra menampilkan deretan gigi putihnya.

"Orang tua kamu?"

Banyak nanya nih bocah! Nggak sabar gue jahit bibirnya. Batin Gatra.

"Nggak usah tanya mereka deh, kita kesana aja yuk!" ajak Gatra menunjuk pintu hitam dibelakang tangga.

Bodohnya Lara hanya menurut saja dengan Gatra, membuat ia sangat senang.

Aroma mawar menyengat indra penciuman Lara ketika memasuki ruangan dengan pintu hitam tadi.
Tubuhnya terhempas ke belakang dan sekarang sedang berbaring dimeja panjang.

"Saatnya bersenang senang girl," ujar Gatra tersenyum smirk, bukan senyum manis yang pertama kali dilihat Lara.

"Ka..kamu nga..ngapain." Lara mulai kalut ketika Gatra mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya.

"Tenang sayang." Gatra mulai menggoreskan pisau itu ke pipi mulus Lara.
Ke dua tangan Lara ia angkat ke atas kepala dan digenggam erat.

"Sakit hiks!" Keringat dingin mulai bercucuran diiringi dengan air mata Lara.

"Seperti namamu girl! Lara hahaha." Ucapan dan tawaanya terdengar menyeramkan.

"To..long henti.kan," ujar Lara terbata bata.

Inikah nasibnya? Bertemu dengan seorang psikopat imut dan berakhir ditangannya, dia hanya terus memohon agar psikopat didepannya berubah fikiran.immposible .

"Berteriaklah sekuat tenagamu Lara."

Gatra mengambil tali dibawah meja lalu dia mengikat tangan Lara serta kaki nya.
Lara terus memberontak namun dia cukup lemah karena banyak mengeluarkan darah.

Laki laki itu berlari kecil menuju lemari kaca dan kembali membawa jarum serta benang jahit.

"Ku mohon jangan!" Laras membulatkan matanya ketika jarum itu mendekati bibirnya.

"Kau ini berisik sekali huh!"

Gatra mulai menjahit bibir mungil Lara dari ujung kiri.
Air mata Lara tercampur dengan darah segarnya.

"Ternyata kau kuat sekali ya sayang," ucap Gatra sinis.

Lara tak kuasa menahan semua ini, dia berharap tuhan segera mencabut nyawanya saja.

Tangan Gatra menyingkap baju Lara keatas, dia mengusap halus perut rata Lara.
Sedetik kemudian dia menancapkan pisau tajam itu ke perut Lara, darah menyembur membasahi wajah serta pakaian Gatra, cowo itu menikmati bau amis darah Lara.

Ia melihat mata sayu Lara.

"Tidurlah girl!" bisik Gatra ditelinga Lara yang tak mungkin didengar gadis itu karena dia telah meninggal.

Gatra berjalan menuju ruangan lain dan mengambil sebuah peti coklat.
Diangkatlah mayit Lara untuk dimasukkan ke peti itu. Lalu dia mendorong peti itu ke dalam sebuah ruangan.

"Huh abang capek mau bocan dulu, eh bogan aja deh bobo ganteng," ujar Gatra seperti tidak pernah melakukan kesalahan.

Hay readers!
Ini cerita baru ku, semoga kalian suka dengan awalannya ya.😄
Nantikan kelanjutan part nya!!
Jangan lupa vote and comment😍

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang