32

88 7 1
                                    

Soyeon keluar dari playground anak anak dan melihat Jungkook yang sudah kelelahan. Mereka mengambil sangat banyak foto disana.

"Kamu mau main roller coaster?" Tanya Soyeon.

Jungkook meringis sambil menggelengkan kepalanya. "Gk mau, aku takut ketinggian."

Soyeon tersenyum. "Arasseo, kita keliling keliling saja, ya?" Lalu dibalas dengan anggukan Jungkook.

Soyeon membuka galeri hpnya. "aigoo kenapa aku mengambil banyak sekali foto."

"Buat kenang kenangan katanya." Kata Jungkook.

"Tapi kita kan bisa ketemu di sekolah meskipun kontrak sudah berakhir, ya kan?" Tanya Soyeon dengan senyumnya.

"Meskipun kita bisa bertemu setiap hari tapi kita pasti jadi seperti orang asing yang gk kenal karena kamu sudah mundur." Kata Jungkook pelan.

Soyeon terhenyak. Dia menatap Jungkook. "Jungkook ah. Kamu juga keberatan karena kontrak kita akan berakhir besok?"

Dengan berat, Jungkook mengakui. Dia menganggukkan kepala dengan lemah.
"Aku juga mau kenang kenangan itu Soyeon, bisakah kamu kirimkan foto foto tadi ke nomerku?"

"Iya, aku kirim." Kata Soyeon.

"Terimakasih ya." Kata Jungkook. Dia menggandeng tangan Soyeon. Lalu mereka lanjut berjalan.

"Jungkook ah tunggu." Kata Soyeon. Dia melihat sebuah toko boneka. "Tunggu disana ya??" Pinta Soyeon.

"Iya." Kata Jungkook. Lalu Soyeon masuk ke toko boneka itu. Lalu berselang 5 menit kemudian, Soyeon membawa 2 boneka kelinci putih yang besar.

"Ayo pulang kook, kamu harus cabut perasaanku juga sebelum terlalu malam. Terus aku juga capek bawa boneka ini." Kata Soyeon menggendong 2 boneka besar itu.

"Iya iya kita cari lift yang sepi ya." Kata Jungkook. Beruntunglah tak jauh di toko boneka itu ada lift sepi yang menunggu pengunjung. Jungkook menekan lantai paling bawah.

---

Soyeon meletakkan kedua boneka itu di jok belakang.

"Kan kamu beli 2, Buat siapa satunya?" Tanya Jungkook.

"Buat kamu." Kata Soyeon. "Kalau kamu kangen aku, kamu bisa peluk boneka kelinci itu." Kata Soyeon tersenyum. Jungkook tersenyum dalam hatinya. Dia kira Soyeon bakal marah karena dia malah keberatan saat hari terakhir kontraknya ini.

Tapi Soyeon malah menyuruh dia pulang lebih cepat agar tidak kemalaman, supaya dia bisa mencabut perasaan Soyeon yang kian tinggi ini. Rupanya Soyeon paham dia pasti akan dimarahi habis habisan sama Nayeon jika Jungkook gagal mengobati Soyeon, meski Jungkook pada akhirnya akan bahagia menjadi namjachingu nya Soyeon.

---

Di rumah Jungkook

"Jungkook ah, kapan orangtuamu pulang dari Jeju?" Tanya Soyeon lagi.

"Besok pagi." Kata Jungkook. Dia menggenggam tangan Soyeon. "Kamu siap kan akan kucabut perasaannya?"

Air mata Soyeon mengalir pelan. "Aku siap."

Jungkook untuk yang terakhir kalinya menancapkan sedot WC ajaib itu ke dahi Soyeon. Dihubungkannya ke laptopnya dan dia melihat hasil yang ia tunggu dari dulu, 100%

"Jungkook ah, aku punya kata kata terakhir." Kata Soyeon melirik plesternya yang masih merekat di punggung tangannya.

"Apa?"

"Aku gk mau membenci kamu. Aku maunya melupakan kamu saja." Kata Soyeon.

"Tapi aku mau kamu melihat aku sebagai aibmu." Kata Jungkook. Air mata juga mengalir dari mata Jungkook itu.

"Baiklah lakukan apa yang kamu mau Dr. Jungkook, tapi jangan abaikan keinginanku." Kata Soyeon.

"Baiklah, nona chaebeol. Aku akan membuatmu melihatku seperti aibmu." Kata Jungkook. Dia memulainya.

"Kamu tahu kenapa aku sangat membencimu??" Kata Jungkook. Soyeon tetap diam karena memang ini bagian dari prosedur.

"Kamu membicarakanku setiap waktu dan itu sangat menggangguku." Kata Jungkook. Soyeon langsung memasang muka orang yang baru kebongkar aibnya gitu :v

"Kamu juga pernah nulis blog tentang aku, terus kamu nulis kalo aku pantas nyesel karena aku gk notice sama kamu." Kata Jungkook. Dia mulai mencakar ujung plester supaya itu bisa terlepas. Jungkook mengatakan ini semua karena sesuai keinginannya sendiri yang disetujui Soyeon, dia ingin Soyeon melihat Jungkook sebagai aibnya sendiri. Itu semua sudah cukup untuk mempermalukan Soyeon di depan Jungkook.

Sret!

"AAAAAAAAA!" Jerit Soyeon. Persentase di laptop itu langsung menurun drastis sampai 0%.

Plester itu pun lepas dari punggung tangan Soyeon, yang kini memerah akibat plester yang dicabut paksa itu. Soyeon akhirnya tertidur.

---

Paginya, Soyeon terbangun di kamar Jungkook. Di pikirannya dipenuhi soal tulisan tulisan bodoh (sebodoh cerita ini) yang pernah ia tulis di blog nya itu.

Lalu dia melihat Jungkook di kasur yang lain, dia langsung malu luar biasa. Mengingat blog yang pernah ia tulis, apa yang pernah ia bicarakan dengan teman temannya, itu membuat Soyeon tidak ingin berlama lama menatap Jungkook.

---

Jungkook terbangun. Dia melihat barang barang Soyeon sudah tidak ada di tempat. Dia sudah pulang duluan. Dia juga bisa mendengar suara appa dan eommanya bicara di luar kamar. Di pintu Jungkook, ada kertas yang di selotip. Itu catatan dari Soyeon.

"Jungkook ah, maafkan aku ya. Aku sudah mengganggumu seperti itu. Pantas saja aku disuruh mundur. Tapi terimakasih dokter berkatmu aku bisa mundur dari kamu. Memang benar nona Im mengangkatmu menjadi dokter paling profesional :)"

Jungkook menangis membaca surat itu. Itu mungkin adalah pesan terakhir yang diterima Jungkook dari Soyeon sebelum mereka bersikap seperti orang asing yang tidak kenal satu sama lain.

"Soyeon.." kata Jungkook di tengah tengah tangisnya. "Sekarang, aku harus cari dokter apa untuk membantuku mundur dari kamu??"

Dr. Forgetting You (JJK X JSY) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang