“ Ati-ati kak. Jangan ngebut, ya ” ucapku dengan tangan terulur untuk mengembalikan helm yang tadinya ku pakai. Kak leo mengangguk
“ Iya. Kamu juga have fun ya buat first day nya ” kak leo tersenyum, kembali menyalakan mesin motornya
“ Oke! ” ucapku bersemangat. Dia tertawa lebar melihat tingkahku
“ Aku ke sekolah ya, sy? ”
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Mataku terarah untuk memperhatikannya yang sudah menjalankan motornya menjauh setelah berteriak ‘ adieu ’ padaku. Aku terkekeh pelan namun sepersekian detik kemudian mengendalikan ekspresi wajahku menjadi seperti dulu. Dingin dan angkuh.
Aku berjalan dengan tegap dan langkah lurus bak model ketika memasuki gerbang sekolah. Manik mataku menyapu sekitar sekilas dan menyimpulkan kalau sekolah ini cukup disiplin karna sejauh ini koridor kosong. Bagaimana tidak? Seperti info dari kak Shasa kemarin, setiap awal masuk sekolah pergantian Semester, sekolah ini selalu mengadakan apel pagi pada pukul enam. Dan jangan lupakan kalau aku baru menginjakkan kaki memasuki gerbang saat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh kurang lima menit.
Aku mendengus sebal saat tak sengaja menabrak seorang cowok yang membawa setumpuk buku tebal. Aku hanya berdiri. Membiarkannya memunguti buku-buku yang jatuh berserakkan di dekat kakiku. Saat ia kembali berdiri, dia kelihatan kesal padaku. Tanpa berkata apa-apa, dia pun beranjak menjauh. Tapi sebelum dia benar-benar melangkahkan kakinya, tanganku segera mencekal pergelangan tangannya lembut
Dia kembali menatapku. Tapi hanya tatapan dingin yang aku tunjukkan membuatnya jengah
“ Ada apa? ” tanyanya dengan nada kesal
“ Ruang guru ” jawabku datar. Bisa ku lihat wajahnya yang kebingungan dengan alis memicing
“ Aku siswi baru. ” seolah paham kenapa aku menahannya, dia malah tertawa kecil
“ Apa peduliku nona? Bahkan kamu nggak memedulikanku yang berjongkok memunguti buku-buku yang ku bawa ” sinisnya
“ Bahkan kamu nggak meminta tolong dengan sopan padaku ” sarkasnya
Aku tetap menatapnya datar
“ Kamu sendiri sudah kelas sebelas tapi tingkahnya terlalu kekanakkan ” ucapku lalu melengang pergi meninggalkannya yang berdiri dengan tidak percaya
“ OSIS tapi nggak bener-bener mengayomi warga barunya ” gumamku pedas dengan langkah menuju ujung koridor. Tiba-tiba lenganku ditarik kasar sampai aku terbalik menghadap tubuh tinggi dan kekar yang tadi aku tinggalkan
“ LO TUH MURID BARU TAPI BERANI BANGET SAMA GUE!! GUE. KENNETH. ALDEBARAN. SAMUDERA. GA AKAN MAU DIINJEK-INJEK SAMA CEWEK MACEM LO!! ” bentaknya di wajahku. Aku cuma diam dan tetap menatapnya datar
Dia mendorong tubuhku sampai terhempas pada dinding yang berdiri kokoh di sebelahku. Dia mendekatkan dirinya dan menahan kedua tanganku di samping tubuh
“ Lo pengen gue apain biar bisa ngehormatin gue? ” tanyanya dengan senyum miring melihatku yang bahkan tidak bisa melepaskan cekalan tangannya
“ Anterin ke ruang guru. Just it. Dan aku janji nggak akan mau nyari masalah sama kamu ” ucapku dingin. Jangan lupa kalo aku memang masih belum terbiasa dengan lo-gue
Dia menghempaskan tanganku kasar beralih untuk menyeretku ke ruang guru yang ternyata ada di sisi kanan dari lorong yang tadi aku lewati
Tanpa mengatakan apa-apa aku memegang punggung tangannya yang masi mencengkeram lenganku untuk melepaskannya lalu berjalan masuk tanpa menghiraukannya yang kembali terlihat sebal
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M WITH YOU✔ #1
RomanceDia selalu bersamaku. Selalu berada jauh dariku tapi tetap memperhatikan diriku. Tak peduli apa, dia yang paling tidak ingin diriku tersakiti. Dari awal kami berjumpa, itu adalah kebetulan. Kedua kalinya mungkin takdir. Tapi di tengah masalah keluar...