Tanah merah itu basah oleh rintikan hujan siang itu. Berkali-kali aku merutuki diriku sendiri karena lupa pada misiku. Ini semua karena glenn. Seandainya dia tidak tiba-tiba kembali dan mengajaknya berpacaran, dia tidak akan melupakan segalanya bahkan hal sepenting ini. Pipiku terasa kaku oleh air mata yang mengering. Dua pusara di depanku membuat aku ingin berteriak dan menyalahkan yang di Atas kalau tidak ingat ini semua juga salahku. Kak leo masih setia di sampingku bersama dengan kedua orang tuanya dan kedua orang tuaku juga si kembar. Keluarga om Yulian sudah meninggalkan pemakaman karena Tante Rara yang tiba-tiba pingsan. Si kembar Alex dan Lexa memelukku erat dengan rasa sedih yang membuatku merasakan pilu
“ Crystal, mama, papa, sama om dan Tante mau balik dulu. Jangan terlalu lama disini. Hujannya makin deras. Lexa? Alex? Ayo ” ajak papa tapi si kembar menggeleng rusuh
“ Lexa sama Alex mau pulang sasa kak Crysy aja ” kata lexa. Papa dan Mama menghembuskan napas pasrah
“ Crysy, Leo, papa titip kembar, ya? ”
Aku mengangguk. Mereka mulai berjalan menjauh. Tanpa sadar air mataku kembali luruh saat tak sengaja telingaku menangkap gumaman Lexa
“ Tuhan kejam banget hiks... Kemaren kak kania diambil hiks... Hiks... Sekarang kakek sama hiks... Nenek ”
Alex yang di sebelahnya mengangguk, semakin mengeratkan pelukannya padaku
“ Lexa gabole nyalahin Tuhan. Mungkin ini semua uda jalannya ” aku bisa liat kak leo yang berusaha mati-matian nahan dirinya biar nggak nangis
“ Lexa, Alex, lepas dulu ya? Kasian kak leo gapunya tempat buat nangis ” lirihku yang langsung diangguki dan dituruti keduanya. Si kembar menjauhkan dirinya, memberi ruang pada kak leo
“ Kakak butuh tempat nangis? Jangan dipendem sendiri ” ucapku lembut. Kak leo langsung menabrakkan dirinya ke tubuhku lalu membenamkan wajahnya pada ceruk leherku. Lengannya melingkar erat di pinggangku
“ Ak-aku g-gabisa gi-ni terus... T-tapi kak-kek sa-ma ne-ne-k... ” ucapnya parau dengan air mata yang mengalir deras membasahi leherku. Aku juga membiarkan air mataku ikut turun merasakan goncangan yang sangat kuat hingga menghancurkan jiwaku
Rasanya aku masih nggak percaya mereka pergi gitu aja tanpa pamit. Aku nyesel banget bahkan pengen rasanya nyusulin mereka kalo nggak inget ada yang harus aku lakukan dan lindungi disini. Aku membiarkan kristal berhargaku keluar percuma menangisi kepergian kakek dan nenek
“ Kak, aku goblok ya ” lirihku lemah dengan separuh kesadaran sebelum akhirnya limbung dengan sekitar yang gelap
.
Mataku mulai membuka sedikit, menyesuaikan dengan cahaya yang tertangkap retinaku. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan mendapati kak leo, si kembar, om Adi, Tante kiki, mama, papa, dan mike tertidur di sofa kamar. Aku mengarahkan pandangan pada jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Selama itu kah aku pingsan?
“ Cryst? Uda bangun? ” aku menoleh dan mendapati mike yang kini berjalan tergesa ke ranjangku
“ Hai mike ” sapaku dengan senyum tipis
“ Kepala kamu masih pusing? ” tanyanya perhatian. Aku menggeleng dengan senyum tipis yang masih terukir sempurna di bibir
“ Kalo kamu mau nangis lagi aku siap jadi sandaran kamu. Aku tau kamu uda putus dari glenn ” jemarinya mengusap lembut rambutku membuatku memejamkan mata merasakan sensasi hangat menyelimuti hatiku
Tanpa bertanya lebih dulu, mike menarikku ke dalam pelukan hangatnya lalu mengecupi rambutku
“ I'm fallin you for a long time ” bisiknya yang nyaris tak terdengar tapi mampu membuat tubuhku kaku. Syaraf di tubuhku seolah dibekukan oleh mesin pembeku
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M WITH YOU✔ #1
RomanceDia selalu bersamaku. Selalu berada jauh dariku tapi tetap memperhatikan diriku. Tak peduli apa, dia yang paling tidak ingin diriku tersakiti. Dari awal kami berjumpa, itu adalah kebetulan. Kedua kalinya mungkin takdir. Tapi di tengah masalah keluar...