16

134 11 2
                                    

Kakiku melangkah selebar dan secepat yang aku bisa agar cepat tiba di Kamar rawat VIP Camelia Nomor 15.

Napasku memburu ketika melihat tubuh kak bimo yang terbujur dengan selang infus di dalam sana

Om Yulian dan Tante Rara menatapnya nanar. Terlihat mata mereka berdua yang merah dan sembab

Cklek.

“ Om, Tante... ” lirihku

Kak Leo sudah ada disana sejak tadi. Aku yang menyuruhnya langsung kesini tanpa menjemputku di sekolah karena aku tau kak leo sedang cemas

“ Sy... Hiks ” tangis Tante rara kembali pecah saat aku sampai di depannya

“ Kenapa lagi hiks... Apa salah bimo... Hiks... Dia— hiks... Koma sy... Koma!! ” racau Tante Rara dengan air mata yang mengalir lebih deras

Aku memeluknya erat. Berusaha menguatkannya

Sebenarnya ada apa ini? Kalau kak bimo saja celaka. Lalu siapa dalangnya?

Aku sempat berpikir kalau ini hanya akal-akalannya. Tapi saat melihat sendiri kepalanya yang diperban setelah lebih dulu dijahit tadi, aku jadi ikut sedih

Bagaimana pun juga dia masih saudaraku.

Tante Rara melepas pelukanku karena suaminya membujuk beliau agar mau makan lebih dulu

“ Tante makan dulu. Biar Crysy sama Kak Leo yang jagain Kak Bimo ” kataku lalu tersenyum

“ Tante harus jaga kesehatan. Tante gamau Kak Bimo khawatir di saat kayak gini, kan? Tante harus sehat. Kak bimo bakal baik-baik aja kalo tante sehat. ” lanjutku segera ketika tante rara mau mengeluarkan protes

“ Om minta tolong jagain Bimo, ya. ”

Aku mengangguk. Mereka keluar dengan Om Yulian yang merengkuh dan memapah tubuh istrinya

“ Kak Leo... ”

Kak Leo masih diam tak bergeming di atas sofa

“ Kak... ” Aku melangkah menghampirinya lalu duduk di sebelahnya

“ Kak— ”

“ Sy, ” panggilnya memotong ucapanku

“ Keluarga kita sudah diambang kehancuran, ya? ” Kak Leo tersenyum miring dengan mata yang membendung semua kepedihan hatinya

“ Nggak, kak. Jangan bislang gitu. Aku masih ada disini. Aku bakal berusaha sebisa mungkin untuk ngelindungin keluargaku. Keluarga kita. ”

Aku memeluk tubuhnya dari samping. Berharap dengan begitu dia bisa sedikit tenang

“ Aku baru aja diterima di univ sama kayak kak Bimo... Empat bulan terakhir sejak kematian kakek-nenek juga sudah mulai ku terima. Lusa kamu ujian kenaikan kelas. ”

Nadanya gundah dan sarat akan kepedihan

“ Harusnya sekarang kamu lagi belajar buat persiapan lusa. Harusnya sekarang aku sama kak bimo lagi ikut camping. Aku sebagai maba dan kak bimo sebagai panitia. ” ucapnya lagi

“ Kenapa, sy? Kenapa setelah keluarga kita agak tenang. Perekonomian juga uda stabil. Kenapa malah jatuh korban lagi?! Kenapa sy? Kenapa?! ”

Kak leo mengguncang tubuhku yang memeluknya erat dengan mata merah menahan tangis

Pundakku terasa berat dan tak lama kemudian mulai basah

“ Aku gatau. Sekarang cuma kamu dan si kembar saudaraku. Cuma kalian yang bisa dan harus aku jaga. Kalau nanti sasarannya aku... ”

I'M WITH YOU✔ #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang