--one

5.2K 275 33
                                    

Terdengar suara dentuman yang sangat nyaring di sepanjang ruangan, tidak jelas berasal dari mana. Tapi yang jelas suara itu bukan suara yang biasa didengar setiap hari. Taehyung, ia baru saja mandi dan sontak terjingkat saat mendengar suara tersebut. Yang awalnya ia tak pernah berlari keluar kamar hanya dengan handuk di pinggang, kali ini lebih parah. Taehyung benar-benar telanjang hanya karena penasaran dengan suara tersebut. Koreksi, lebih tepatnya khawatir.

Saat ia mencapai ruang tamu, ia sungguh menyesal telah berlari dan menyia-nyiakan tenaga berharganya untuk ini. Namun di sisi lain, ia sangat gemas dengan yang dilakukan pacarnya di sana. "Ggukie lagi ngapain?"

Jeongguk adalah nama pacar Taehyung.

"Jeongguk-ssi, nggak lucu banget gue dikacangin."

Namun, yang diajak bicara sama sekali tidak memalingkan pandangan dari pekerjaan yang ia lakukan. Sekarang, Jeongguk sedang menyusun rumah beberapa bagian yang bentuknya seperti rumah. Dan Taehyung dapat mengasumsikan itu adalah rumah anjing, jika ia mengingat percakapan mereka kemarin di kantin kampus.

"Gue tiba-tiba pengen pelihara anjing, lucu banget nggak sih?"

"Abis nonton anime apa lo? Tiba-tiba banget?"

"Gue kemaren lihat postingan Jimin sama bang namu lagi main sama anjing, gemes banget."

"Taehyung, ngurus anjing harus serius. Gue nggak yakin lo--"

"Kalo gitu kita ngurus bareng, gimana?"

Setelah melihat box besar di samping Jeongguk, Taehyung dapat berasumsi bahwa suara keras tadi berasal dari sana. Walaupun Jeongguk adalah orang yang lembut dan sangat berhati-hati, tapi Taehyung yakin tadi lelaki itu berlaku ceroboh dan menjatuhkannya. Itu sebabnya sekarang ia sibuk membenarkan isinya.

Merasa benar-benar tidak terlihat di sana, Taehyung memilih untuk kembali ke kamar. Sebelum Jeongguk melihatnya telanjang, dan mengomel karena Taehyung tidak berhati-hati, nanti masuk angin, atau hanya takut orang lain yang akan melihatnya telanjang.

Karena sekitar seminggu yang lalu karena kelalaian Taehyung, Jimin bisa melihat milik Taehyung yang tengah menegang di kamar mandi. Saat Jimin melihat itu, ia langsung menelepon Jeongguk untuk segera pulang. Dan ketika Jeongguk sadar bahwa Jimin yang melihat itu pertama kali, ia kesal sampai tidak mengajak bicara Taehyung sampai keesokan harinya.

"Taehyungie, gue ada hadiah buat lo. Cepet keluar!"

Mendengat teriakan tersebut, Taehyung hanya mendengus. Yang benar saja pacarnya itu tidak menyadari kehadirannya beberapa saat yang lalu, padahal ia sudah menyapa dan mengajaknya bicara.

"Gue tau lo bawa rumah anjing, buat apa? Anjing aja belum punya, bego," ucap Taehyung sembari berjalan dari kamar menuju ruang tamu.

Jeongguk sama sekali tak mengindahkan ucapan Taehyung, ia hanya menarik tangan Taehyung untuk membuat posisinya menjadi berjongkok. "Ini di-taro tempat lo aja ya, kalau di rumah gue takut di ceng-in sama bang Seokjin," katanya sambil tetap memeriksa setiap sisi rumah kecil tersebut.

Taehyung hanya diam, namun sebenarnya ia senang. Jeongguk memang selalu manis kepadanya, sampai untuk mengingat berapa kali Jeongguk kasar padanya pun ia sudah lupa. Walaupun kebiasaan mengumpat masih ada, tapi Taehyung tak pernah menganggap itu sebagai sesuatu yang kasar. Karena dirinya juga sama, mengumpat itu melegakan.

"Taehyung, I'm talking to you. Semalam nggak habis minum kan?"

Seketika Taehyung terbahak, menekan hidung Jeongguk menggunakan jari telunjuk kemudian memandangi rumah anjing itu dengan senyum tipis yang benar-benar manis. Jeongguk rasanya bisa gila, melihat Taehyung tersenyum saja membuatnya sinting. Apalagi melihatnya bahagia lebih dari itu, ia kira mungkin dirinya akan gila.

Tatapan Taehyung berpindah, menatap manik bening favoritnya. "Makasih banget? Lo kasih gue apa yang belum pernah gue punya."

"Lo punya semuanya Taehyung, gue nggak kasih lo apa-apa."

Taehyung benci pagi hari, karena setiap pagi ia rasanya sangat emosional. Apalagi melihat Jeongguk pagi-pagi sudah mencapai apartemennya dengan membawa rumah anjing, mengatakan hal manis padanya. Tatapan Jeongguk selalu menenangkan, dan Taehyung tidak suka melihat dirinya emosional. "Lo kasih gue sayang lo? Cinta lo? Perhatian lo? Semuanya yang ada di elo, lo kasih gue semuanya."

Sekarang Jeongguk paham, emotional Taehyung sedang mode on. Jadi ia hanya mengelus puncak kepala pacarnya itu, dan tetap tak membiarkan tatapan mereka terputus. "Gue yang makasih, lo masih di sini. Lo masih mau bertahan sama gue, lo masih tepatin janji yang lo buat," jeda sejenak.

Jeongguk mengubah posisinya menjadi duduk bersila, lalu menarik Taehyung untuk duduk di atas kakinya. Kemudian ia memeluk pemuda tersebut, sambil meletakkan dagunya di atas pundak Taehyung. "Gue di sini, gue akan terus sayangin lo kayak gini."

Senyum Taehyung mengembang, ia menolehkan kepalanya ke samping untuk melihat wajah Jeongguk. Ia sedang bersandar di pundaknya dengan mata tertutup, seperti sedang menikmati sesuatu. "Jeongguk," panggil Taehyung pelan.

Jeongguk membuka matanya, menatap Taehyung yang sekarang tengah menatapnya juga. "Where's my morning kiss? Lo nggak lupa cuma gara-gara rumah anjing ini, 'kan?"

Smirk kecil terlihat di wajah Jeongguk. "Bangke," umpatnya sembari tersenyum. "Sini cium."

Setelah melalui pagi yang benar-benar luar biasa, Taehyung yakin harinya akan berjalan lebih luar biasa. Bersama Jeongguk, ia pastikan harinya akan sangat berwarna.--

--to be continue

Lanjut jangan?

With love, Audi.

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang