--F--

1.5K 146 19
                                    

Perkataan Taehyung saat di mobil tadi benar-benar dilakukan. Sesampainya di apartemen, yang Taehyung lakukan adalah mengisi bathtub dengan air hangat. Lalu, ia menyiapkan dua stel piyama untuk mereka berdua sambil menunggu bathtub terisi penuh. Ia juga meletakkan beberapa lilin aroma terapi di sekitar bathtub.

Sedangkan Jeongguk sedang tidur di atas sofa ruang tamu, dengan tangan yang ia gunakan sebagai penyangga kepala. Sejak datang tadi, Jeongguk langsung menuju sofa dan tertidur begitu saja.

Setelah menyiapkan semuanya, Taehyung keluar dari kamar. Melihat Jeongguk yang sudah tertidur membuatnya sedikit tidak tega untuk membangunkan, tapi Jeongguk belum membersihkan diri, kalau tidak mandi tubuhnya akan gatal dan akan terbangun di tengah malam.

Jadi, Taehyung hanya duduk di samping sofa. Menatap wajah Jeongguk lekat-lekat, pemuda tersebut terlihat sangat lelah. Melihatnya tidur membuat Taehyung juga merasa tentram, bulu mata Jeongguk sangat lentik dan cantik, hidung bangirnya yang membuatnya tampak lebih mempesona, terlebih kebiasaan Jeongguk yang selalu membuka sedikit mulutnya saat tidur. Sangat menggemaskan.

Tangannya membelai rambut Jeongguk lembut, kemudian turun menuju rahang. "Jeonggukie," panggil Taehyung agak pelan.

Jeongguk mengerjapkan matanya, menatap Taehyung yang sudah berada tepat di depan matanya. "Mandi dulu ya, biar nggak gatel," lanjut Taehyung.

Namun Jeongguk terlihat malas untuk bangun, atau bahkan ia kesal karena dibangunkan oleh Taehyung. "Maaf banget udah bangunin lo, tapi mandi dulu, ya?"

Setelah beberapa saat, Jeongguk mengangguk dengan bibirnya yang mengerucut. Sebenarnya Taehyung ingin sekali mengatai ekspresi yang ditunjukkan pacarnya itu, tapi ia urungkan karena takut nanti Jeongguk tidak akan mau mandi. Kebiasaan Jeongguk saat setengah tidur, ia akan gampang marah dan Taehyung tidak menginginkan itu.

"Taehyung," panggil Jeongguk ketika akan membuka pintu kamar mandi. "Lo udah mandi? Temenin mandi," lanjutnya dengan suara yang terdengar merengek.

Taehyung terkekeh, "Gue habis lo aja, ya?"

Jeongguk tidak protes, ia kemudian memasuki kamar mandi dan melepaskan pakaiannya. Ia kira, Taehyung menyuruhnya mandi menggunakan shower. Tapi, melihat bathtub yang sudah penuh dan bau lilin aromaterapi yang sangat pekat membuat Jeongguk sadar. Taehyung menyiapkan sebengini sempurnanya untuk membuat Jeongguk nyaman.

Senyum Jeongguk mengembang, kemudian memasuki bathtub dan memejamkan mata. Nyaman, hanya itu yang Jeongguk rasakan. Rasa letihnya perlahan menghilang, dan kesadarannya pun kian kembali. Sampai saat ia mendengar pintu kamar mandi dibuka, yang membuat Jeongguk membuka matanya. Ia tampak sangat terkejut saat menatap ke arah pintu.

Taehyung ada di sana, melepaskan pakaiannya. Kemudian, ia berjalan ke arah Jeongguk. "Let me join?"

Jeongguk tersenyum, menggeser tubuhnya dan mengulurkan tangannya pada Taehyung. Bathtub Taehyung cukup lebar, jadi sangat cukup untuk mereka berdua. Taehyung menerima uluran tangan Jeongguk, kemudian duduk tepat di samping Jeongguk. "Mau langsung mandi apa berendam dulu?" tanya Jeongguk.

Taehyung yang semula menyandarkan kepalanya pada pundak Jeongguk, lantas duduk tegap. Lalu mengubah posisinya menghadap Jeongguk. "Mandi, habis itu bobo."

Paham dengan itu, Jeongguk berinisiatif mengambil sabun mandi. Memberikannya kepada Tarhyung, dan untuk dirinya sendiri. Mereka membersihkan diri mereka masing-masing. "Sini, gue gosokin punggungnya," tawar Taehyung. Lalu Jeongguk mengubah posisinya menjadi membelakangi Taehyung.

Taehyung pandai sekali membuat Jeongguk nyaman, ia bukan hanya menggosok punggung saja. Tapi juga memijat, memberikan sentuhan paling lembut yang pernah ia berikan.

"Tadi gue praktek salah bawa bahan, malu banget. Diketawain dosen," jeda sejenak. "Paling ngeselin waktu Jimin ikutan ketawa dan malah kayak ngejekin gue."

Jeongguk terus bercerita tentang harinya, sedang Taehyung hanya mendengar cerita itu dengan sesekali menjawabnya atau bertanya apa yang selanjutnya terjadi. Ia kenal Jeongguk kelewat dalam, ia tau Jeongguknya suka ditanggapi begini. Jika Taehyung tidak merespon, mood-nya akan sedikit turun.

Sesekali Jeongguk akan menengok ke belakang untuk mengecek ekspresi Taehyung. Lalu saat mereka merasa cukup dengan punggung Jeongguk, kemudian giliran Taehyung yang mendapat relaksasi. Tak ada yang lebih pandai memberikan pijatan kecuali Jeongguk-nya, Taehyung bahkan sampai tak berkata apa-apa dan hanya memejamkan mata.

●●●●●

Sekarang Jeongguk tegah berdiri di depan televisi, menonton acara malam sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sesekali ia juga akan menggumamkan sebuah lagu yang ia dengar akhir-akhir ini. "Taehyung, udah?"

Taehyung yang sedari tadi membereskan ranjang untuk mereka tidur pun menoleh, lalu menganggukkan kepalanya. "Tadi sebelum mandi gue nelen dulu," jawabnya santai kemudian kembali membereskan ranjangnya. "Gimana? Enak nggak piyamanya? Yang itu baru, gue beli agak gede."

Jeongguk mengangguk, "Pantes aja rasanya beda." Setelah itu Jeongguk meletakkan handuknya, mematikan televisi dan lampu. Namun tak lupa menyalakan lampu tidur, yang menciptakan suasana yang lebih nyaman.

"Sini," panggil Taehyung sembari menepuk tempat kosong di sampingnya. Jeongguk pun menurut, merebahkan tubuhnya di sana dengan kepala yang ia letakkan pada bahu Taehyung sambil memeluknya. "Malem ini gue yang jadi koala, ya? Gantian, biar nanti kalau ditanya Jimin Jeonggukie pernah manja juga."

Taehyung terkekeh mendengar perkataan Jeongguk, lalu membalas pelukan pacarnya itu. Posisi mereka bertahan seperti itu untuk beberapa saat, dan mereka juga tau bahwa bekum ada di antara mereka yang tidur. "Taehyung, gimana?"

"Hm?"

"Gimana hari lo? Gue sibuk banget hari ini. Sori, tadi gue nggak nanya," jelas Jeongguk yang masih berada dalam pelukan Taehyung.

Taehyung terdiam sesaat, mengingat apa saja yang benar-benar ia lakukan hari ini. "Gue kuliah," kemudian hening lagi. Jeongguk juga tidak bertanya apa-apa, karena tau masih ada yang ingin Taehyung sampaikan. "Masih sama, Gguk. Kalau kuliah ya kuliah aja, gue nggak punya temen kayak lo. Habis itu gue pulang, beresin baju kotor sama ngerapiin baju bersih. Udah."

"Udah?"

Taehyung tersenyum, Jeongguk itu memang mengenal sekali Taehyungnya. "Tadi Yeonjun ke sini."

Jeongguk yang semula sudah sedikit mengantuk, mendapatkan seluruh kesadarannya seketika. Kemudian ia mengangkat kepalanya sambil menatap Taehyung, pelukan pun ia lepaskan. Namun Jeongguk masih tak bicara, ia masih menunggu Taehyung untuk menjelaskan kepadanya. "Dia cuma nyuruh gue dateng ke rumah, makan malam bareng. Katanya biar gue nggak lupa kalau gue bagian dari keluarga Kim."

Kalimat terakhir ia ucapkan dengan sangat getir. "Gimana bisa lupa ya, tiap hari aja gue dikirimin perkembangan perusahaan," sambungnya diikuti tawa hambar.

Jeongguk menghela napas, kemudian mengubah posisi mereka. Menarik Taehyung untuk bersandar kepadanya, lalu memeluknya erat. "Nggak papa, dateng aja, ya? Anggap aja lo dateng buat Yeonjun," ucap Jeongguk sembari mengelus rambut Taehyung. "Nanti kalau lo nggak nyaman, langsung pulang nggak papa. Gue tungguin di daerah sana, gue bisa jemput lo langsung."

Taehyung diam, memilih untuk memeluk Jeongguk. Ia tak memiliki kata-kata untuk membalas ucapan Jeongguk, karena untuk menolak pun ia tak punya alasan yang bisa ia ajukan kepada orang tuanya. Mungkin Jeongguk benar, ia hanya perlu menuruti kemauan orang tuanya, lagi.

"Udah, ayo bobo. Kita besok kuliah, terus mau survey ke tempat anjing juga. Bobo ya?"

Taehyung mengangguk, kemudian menarik selimut sampai menutup seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan kepala yang menyembul ke atas. Sambil memeluk Jeongguk, kemudian Taehyung menjemput mimpinya.--

--to be continue

Yang manis-manis sebelum ramadhan. Btw taekookers punya anti baru, PLASTIK.

Love you x

With love,
Audi.

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang