--thirty one

882 74 19
                                    

Beberapa hari terakhir setelah kepergian Taehyung, Jeongguk sering menghabiskan waktu bersama Eunwoo di apartemen. Atau kadang ia akan mengundang Jimin untuk mengusir rasa bosan.

Bohong jika Jeongguk tak merindukan kekasihnya. Di setiap ruangan yang ada di rumah, selalu ada bayang-bayang Taehyung untuknya. Keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang atau hanya berlari-lari di sekitar ruang tamu dan dapur bersama Yeontan, Jeongguk rindu itu semua. Setiap kali dirinya ingin terlelap, sebuah perasaan mengganjal selalu saja muncul dalam hatinya.

Ia merasa jahat karena memikirkan hal itu, tapi itulah yang akhir-akhir ini mengusik pikiran Jeongguk. Dengan dirinya yang tak bisa menemui Taehyung, bahkan mendapat kabar pun tidak. Membuatnya berpikir, apakah pacarnya itu makan dengan baik, atau apakah ia tidur nyenyak, atau hanya sekedar merindukan masa di mana Jeongguk mengingatkan Taehyung untuk minum obat.

Rasanya seperti salah untuk berpikir demikian, karena saat ini kekasihnya itu tengah menghabiskan waktu bersama keluarganya. Sudah pasti Taehyung akan makan dengan baik, dan tidur dengan nyenyak di sana.

Egois jika tiba-tiba Jeongguk datang menemui Taehyung dan mengatakan bahwa dirinya rindu, egois sekali jika mengingat waktu yang Taehyung habiskan dengannya lebih lama dari pada yang Taehyung habiskan dengan keluarganya. Jeongguk kadang berpikir, apakah di dunia ini hanya dirinya yang jarang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Atau memang anak zaman sekarang lebih suka hidup sendiri jauh dari orang tua.

"Kurang sehat emang. Padahal bisa delivery, ini malah nyuruh kita turun sendiri ke lapangan," celetuk Jimin saat dirinya berjalan di belakang Eunwoo dari balik pintu. "Begonya kita, pakai mau lagi diperbudak gini," sambungnya.

Jeongguk tertawa kecil di tempatnya, duduk bersandar pada sofa dengan joy stick yang ia genggam di tangan. "Turutin aja lah, kasian. Lagi galau, ditinggal pacar," timpal Eunwoo kemudian.

Jeongguk melempar bantal sofa yang tadinya ia pangku ke arah Eunwoo, "Kurang ajar."

Setelah itu Jimin mengeluarkan tiga porsi jjajangmyeon ke atas meja, tak lupa dengan mandu dan bir sebagai pelengkap setia. Menyaksikan bagaimana saus jjajang yang tengah dituang, dan diaduk memenuhi wadah membuat Jeongguk kembali ditimpa kerinduan. Mengingat bahwa Taehyung sangat menyukai jjajangmyeon, paling parahnya karena pria itu sekarang tak ada bersamanya saat itu.

"Tau nggak gue suka jjajangmyeon karena apa?"

"Kenapa?"

"Soalnya makannya bareng lo."

Jeongguk ingat saat Taehyung mengatakan itu dengan cengengesan, senyum kotak yang menampilan deretan giginya yang rapi. Matanya yang manis menatap Jeongguk seperti ingin dilindungi, dan gestur manja yang tak pernah Taehyung tunjukkan kepada siapapun kecuali dirinya. Jeongguk merasa tiba-tiba menjadi emosional, bahkan sampai tak sadar bahwa air matanya sempat menetes. Dan Jimin menyadari saat itu terjadi.

Ia langsung menyeka air mata Jeongguk, dan mengamati wajah adiknya itu. "Kenapa? Ada yang salah?"

Jeongguk menggeleng dengan cengiran di wajah. "Gue terharu banget, udah lama nggak makan jjajangmyeon."

Sebenarnya Jimin tau, bukan itu yang menyebabkannya menangis. Tapi dirinya tak bertanya banyak, karena Jeongguk tak ingin bercerita. Kemudian, ia kembali berkutik dengan kegiatannya semula dengan tatapan yang berpura-pura tak peduli pada Jeongguk. Ia juga menyempatkan diri menoyor kepala Jeongguk setelah kalimat yang tadi Jeongguk ucapkan. Padahal, Jimin tak akan melepaskan pandangan kepada adik kecilnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang