--four

1.4K 125 18
                                    

"Taehyung, lo nanti ikut gue kumpul sama anak-anak 'kan?"

Sambil mengucek matanya yang masih separuh terbuka, Taehyung mendudukan tubuhnya pada kursi yang berada di depan pantry. Pertanyaan Jeongguk yang tadi masih melayang dikepalanya, dan pergi begitu saja tanpa ia pahami. Ia menatap Jeongguk yang sedang memasak sesuatu di depannya, sepertinya penekuk. Karena ia dapat mencium aroma madu dari penggorengan.

Merasa pertanyaannya tidak ditanggapi, Jeongguk pun menolehkan kepalanya. Yang ia dapati adalah Taehyung yang tengah menatapnya dengan mata setengah terbuka, dan sesekali juga menguap. Pantas saja ia tak mendapatkan jawaban, rupanya orang yang diajak bicara masih belum sadar penuh. Sambil mengambil madu di atas pantry, Jeongguk menepuk pipi Taehyung pelan kemudian kembali lagi berurusan dengan penggorengan.

Taehyung hanya mengerjap, lalu mencoba memecah keheningan. "Good morning, Jeonggukie," sapanya dengan surar serak khas bangun tidur.

"Hari ini gue kelas pagi, nanti Jimin ke sini jemput gue. Lo kelas jam berapa?"

Taehyung mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat. "Anjing, jawab sapaan gue dulu."

Tawa Jeongguk menggema memenuhi ruangan, terdengar sangat bahagia. Taehyung yang bisanya sangat senang mendengar tawa Jeongguk, kini merasa kesal setelah mati. Orang di depannya ini sedang menertawakannya. "Lo pikir lucu?"

Bersamaan dengan penekuk yang sudah matang, pertanyaan Taehyung yang sedang merajuk terdengar di telinganya. Jadi, ia putuskan untuk berjalan ke arah Taehyung bersama penekuk hangat di tangannya. Jeongguk meletakkan piring di atas meja, lalu menumpuhkan tubuhnya menggunakan sebelah tangan. Dan tangan yang lain menarik dagu Taehyung, kemudian mengecupnya sekilas. "Morning, sayang."

Setelah itu pergi, menyiapkan piring dan beberapa side-dish yang cocok dengan penekuk. Sedangkan yang menjadi objek terdiam kaku, pipinya panas karena malu. Jika bisa di deskripsikan lebih detail, pipi Taehyung seperti menggunakan blush-on pink yang pekat. Ia menggosok pipinya cepat, sebelum Jeongguk datang. Tidak lucu jika nanti ia datang, lalu menggoda Taehyung yang malu hanya karena dicium.

"Nanti malem, anak-anak ngajakin kumpul. Mereka nyuruh gue ngajakin lo, mau?" tanya Jeongguk sambil mendudukkan tubuhnya di samping Taehyung.

Taehyung tampak berpikir, "Ada siapa aja?"

Sambil menata penekuk di atas piringnya sendiri, Jeongguk bergumam, "Bang Namu, Jimin, Bang Hoseok, Bang Yoongi. Di kafenya Bang Jin."

"Bang Yoongi siapa?"

Jeongguk terhenti dari kegiatannya, ia baru mengingat bahwa Yoongi baru saja pulang dari Jepang. Jadi Taehyung sama sekali tak pernah bertemu dengannya, apalagi kenal. "Pacarnya Bang Hoseok, dia kuliah di Jepang. Baru balik semingguan ini, nanti gue kenalin."

Taehyung mengangguk, lalu memakan penekuk yang sudah Jeongguk siapkan untuknya. Walaupun pikirannya melayang, membayangkan keseruan yang akan terjadi jika ada teman-teman Jeongguk nanti. Taehyung sering kesepian, dan ikut berkumpul bersama teman-teman Jeongguk adalah sesuatu yang sangat Taehyung sukai.

"Enak banget. Calon suami gue pinter banget masak, jadi makin sayang," ucap Taehyung, ketika selesai menghabiskan sesuap penenuknya. "Nanti kalo kita udah nikah, gue mau lo aja yang masakin seumur hidup."

Jeongguk tersenyum tipis, dalam hati mengaminkan semua yang Taehyung ucapkan. "Enak aja, gantian lah. Lo juga harus belajar masak."

Tampak tak setuju, Taehyung memasang ekspresi sendu. Matanya berbinar seperti boneka, "Lo mau gue bakar rumah kita? Nanti kita mati kebakar."

"Mulut lo anjing, hati-hati kalau ngomong."

Sadar bahwa Jeongguk tidak menyukai perkataannya, Taehyung menggeser tubuhnya agar menempel pada Jeongguk. Merebahkan kepalanya di atas pundak lelaki tersebut, dengan salah satu lengan yang memegang garpu dan tangan yang lain berada di paha Jeongguk. "Ma'af ya, mulutnya emang gabisa dikontrol. Hukum gue jangan?"

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang