--fourteen

829 91 22
                                    

Kegiatan panas yang mereka lakukan sebelumnya berakhir sekitar pukul tiga pagi, jadi mereka berdua memutuskan untuk begadang bersama.

Jeongguk saat ini tengah sibuk mencari pengganti sprei di dalam lemari, seperti yang Taehyung arahkan. Sedang Taehyung sendiri masih berbaring di atas ranjang, belum membersihkan diri. Mereka berdua tak pernah sekalipun tidur setelah bercinta, tanpa membersihkan segala kekacauan yang mereka ciptakan. Ada ataupun tidaknya bekas pada sprei, mereka tetap menggantinya. Untuk menjaga aroma kamar agar tetap stabil.

"Taehyung mau pake yang abu-abu apa hitam?" tanya Jeongguk sembari mengotak-atik lemari Taehyung.

Hening, tak ada sahutan. Merasa bahwa dirinya tidak mendapatkan jawaban, Jeongguk membalikkan tubuhnya. Yang mendapati Taehyung tengah memejamkan matanya. Ia tersenyum sekilas, lalu mengambil acak seprei tanpa peduli warna apa yang Taehyung inginkan.

Jeongguk berjalan menuju ranjang, meletakkan spreinya pada kursi yang berada di depan meja. Jeongguk menepuk pipi Taehyung lembut, dan membuat sang empu membuka matanya yang sayu. "Mau bobo? Bersiin dulu yuk, lo kotor banget. Punya gue, punya lo semua jatuhnya di elo. Mandi, ya?"

Taehyung nampak ragu, namun ia bangun dari tidurnya. Kemudian ketika ia berniat turun dari ranjang, Jeongguk menahan tangannya. Lalu menggendong tubuh Taehyung ke kamar mandi, menempatnya ke dalam bathtub yang sebelumnya sudah ia isi dengan air setelah membersihkan diri tadi.

"Mandi sendiri apa gue mandiin?"

"Mau mandi sendiri, tapi nanti kalau udah selesai gue panggil lo lagi."

Jeongguk mengangguk, lalu mengecup kening Taehyung dan meninggalkan kamar mandi. Yang ia lakukan setelah itu adalah mengganti sprei yang kotor dengan yang bersih, lalu meletakkan yang kotor pada ruang cuci yang ada di bagian belakang apartemen. Setelah itu, sembari menunggu Taehyung selesai mandi, Jeongguk membuat dua gelas coklat panas untuk mereka berdua.

Dalam kegiatannya, seorang pemuda datang ke dapur. Ia berjalan menuju lemari pendingin tanpa menyapanya, namun ketika sudah mendapat apa yang ia inginkan, ia berjalan mendekati Jeongguk. "Lagi ngapain?" tanya pemuda itu.

Sambil mengaduk coklat panasnya Jeongguk menjawab, "You can see it by yourself, dude." Dingin, dan terkesan malas menanggapi.

Pemuda itu terkekeh, lalu mengulurkan tangannya pada Jeongguk. "Gue Eunwoo, dan kalau nggak salah nama lo Jeongguk? Koreksi gue kalau gue salah," ucapnya sambil menunggu balasan uluran tangan. Jeongguk menjabatnya sekilas, lalu kembali lagi berurusan dengan coklat panas di depannya. Ia sebenarnya sedikit tidak nyaman dengan keberadaan Eunwoo di sisinya sekarang, menatap setiap gerak-gerik yang Jeongguk lakukan.

"Lo nggak tidur? Ngapain masih di sini? Mau pake dapur juga? Kalau iya, sebentar lagi gue se--"

Ucapan Jeongguk terhenti, ketika Eunwoo meletakkan jari telunjuknya di udara. "Lo cerewet banget ya ternyata, gue kira lo itu pendiem. Gue nggak lagi mau pake dapurnya, kok. Cuma pengen ngajakin ngobrol aja, kayaknya kita seumuran."

Jeongguk melirik pemuda di sampingnya tampak tidak tertarik, kemudian mengatakan bahwa ia harus kembali ke kamar Taehyung untuk memberi coklat panas sebelum dingin. Dan mengatakan bahwa mereka dapat berbicara lain kali saja, Eunwoo yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya. Namun ketika beberapa langkah yang Jeongguk ambil, Eunwoo memanggil namanya.

Yang dipanggil pun berhenti, lalu membalikkan tubuhnya. "Lo sama Mas Taehyung, pacaran?" tanya Eunwoo saat itu.

Jeongguk terdiam sesaat, sebenarnya ia ingin mengatakan iya. Namun ketika mengingat ucapan Taehyung soal keluarganya yang mencoba menjodohkan, membuat Jeongguk memutuskan untuk tak mengatakannya. Ia menggelengkan kepalanya menanggapi itu, lalu kembali berjalan meninggalkan pemuda itu sendiri.

Jeongguk tak tau saja sebenarnya Eunwoo dapat memahami segala gelagat yang Taehyung dan Jeongguk buat, tapi ia berpura-pura untuk tak tau. Karena ia tak ingin kehilangan pekerjaan kelewat cepat, dan membuatnya sulit untuk bertemu dengan orang yang ia suka. Ia tersenyum menyaksikan punggung Jeongguk yang berjalan menjauh, lalu dalam hati ia berkata.

"I'll get all that I want, dude."

•••••

Ketika Jeongguk masuk kamar, Taehyung sudah duduk di atas ranjang tengah mengenakan kausnya. Ia melihat Jeongguk masuk membawa dua gelas sesuatu yang tampak disiapkan untuk mereka berdua.

"Sori ya, gue lama. Masih sakit nggak?"

Taehyung mengangguk, "Nggak papa, nanti pake salep juga sembuh. Lo bawa apa, Jeonggukie? Gue mau juga."

Jeongguk meletakkan dua gelas itu di meja yang ada di samping ranjang, lalu membuka laci untuk mencari sesuatu di dalam sana. "Ayo pake dulu," ucapnya sambil mengeluarkan benda kecil dari dalam laci. "Boboan dulu, Taehyung."

Taehyung menurut, lalu ia tidur tengkurap dengan kepala yang menghadap ke arah Jeongguk. Jeongguk mengoleskan salep di area yang perlu untuk diobati, dengan memeriksa seberapa parah yang ia lakukan pada pacarnya. Jeongguk sedikit meringis ketika melihat itu, cukup merah dari biasanya. Melihat wajah Jeongguk yang berubah, Taehyung terkekeh kecil. "Kenapa?" tanyanya.

Jeongguk memandang Taehyung dengan sedikit rasa bersalah. Setelah selesai dengan kegiatannya, ia meletakkan salep itu di meja. Lalu mengecup pipi taehyung singkat, "Sakit banget pasti. Kenapa tadi nggak nunggu gue aja, lo ngapain jalan sendiri ke sini. Taehyung, pasti ini karena kita udah lama banget nggak main jadi badan lo kaget? Gue minta ma'af, gue semalem agak lupa diri lihat lo di bawah gue cantik banget."

Tawa Taehyung terdengar lagi. "Nggak papa, gue juga seneng kok. Lo keren banget," jawabnya kemudian.

Kemudian ia terbangun, mengambil satu gelas untuknya dan satu lagi untuk Jeongguk. Mereka meminum coklat panas itu tanpa berkata, cukup lama namun tak membuat mereka bosan karena keheningan. Setelah selesai dengan itu, saat Jeongguk berinisiatif untuk mencuci gelas. Taehyung mengatakan untuk membereskannya nanti saja.

Jadi mereka berakhir di atas ranjang, dengan kepala Taehyung di atas dada Jeongguk dan saling memeluk. Karena mereka memutuskan untuk tidak tidur, jadi mereka memutuskan untuk bercerita tentang apa saja. Bahkan tentang sesuatu hal yang tidak penting pun turut diceritakan.

Jeongguk agaknya paham, mood keduanya sangat bagus setiap selesai bercinta. Jadi ia melontarkan beberapa guyonan yang membuat Taehyung terbahak karena saking tak lucunya, selalu begitu. Jeongguk memberikan candaan yang tak lucu, dan Taehyung akan tertawa karena kasian dengan Jeongguk. Sedangkan Jeongguk pun tak keberatan, ia juga ikut tertawa karena melihat Taehyung tertawa.

"Taehyungie," panggil Jeongguk disela tawa Taehyung. "Mau sekarang nggak gue cerita masalah Eunji ke elo?"

Seketika tawa Taehyung berhenti, menatap manik Jeongguk yang memandang ke arahnya. Ia menganggukan kepalanya setelah itu, lalu menunggu sampai Jeongguk siap bercerita. Tampak jelas sekali bahwa ini bukan sesuatu yang mudah bagi Jeongguk, dengan caranya berpikir cukup lama untuk bercerita. Dan Taehyung tetap menunggu, sampai Jeongguk benar-benar siap.

"Janji jangan diketawain, ya. Soalnya agak kekanak-kanakan," ucap Jeongguk.

Taehyung terkekeh, "Iya, nggak ketawa."

Lalu Jeongguk mulai bercerita, segalanya. Mulai dari awal sampai akhir, tentang apa yang terjadi di antara dirinya dan Eunji. "Jadi dulu itu ...."--

--to be continue

Makasih banyak buat kalian yang pengertian? I'm so glad to have you guys, thanks x

With love,
Audi.

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang