--R--

598 74 14
                                    

Sejak kejadian yang terjadi di rumahnya saat itu, Jeongguk semakin tak bisa mengendalikan dirinya. Ia selalu menyibukkan dirinya dengan segala tugas yang diberikan oleh kampus, bahkan ia sampai melupakan bahwa ia memiliki orang lain yang tengah mengawatirkan dirinya.

Tiap pagi, Jeongguk akan datang ke kampus dengan mata sayu. Sebab dirinya tidak cukup tidur, dengan pengaruh alkohol yang masih bersarang pada tubuhnya. Ia akan berkutat dengan segala hal yang dapat membuatnya lupa tentang masalahnya, melakukan segala hal yang membuat dirinya merasa lelah. Jimin sempat bertanya apa yang sedang terjadi pada sahabatnya itu, namun Jeongguk selalu menimpali dengan tidak ada yang salah.

Setelah selesai dengan tugasnya, ia akan pulang ke rumah hanya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Lalu pergi ke sebuah club untuk menenangkan dirinya, menghabiskan beberapa botol alkohol lalu pulang dengan keadaan mabuk yang cukup parah.

Hidupnya semakin tak sehat hari demi hari, minum alkohol dengan jumlah yang tinggi membuat dirinya merusak tubuhnya sendiri. Sampai ketika ia sudah menghabiskan satu botol bir, seseorang datang padanya. Saat itu Jeongguk tengah duduk di salah satu mini chair yang ada di depan mini bar seorang diri, dengan wanita-wanita yang sesekali mengganggunya.

"Makin ke sini gue lihat lo makin nggak waras, sekarang masalah lo apalagi? Masih Taehyung?"

Taehyung.

Jeongguk memutar ingatannya ketika mendengar nama itu, untuk beberapa saat ia mengumpat pada dirinya sendiri. Ia tak pernah berhubungan dengan Taehyung lagi setelah malam itu, bahkan dirinya tak pernah berusaha mengingat Taehyung sama sekali. Jeongguk ingin mengutuk dirinya sendiri, ia pasti membuat pacarnya itu khawatir.

Melihat ekspresi yang Jeongguk berikan, orang tersebut menarik kesimpulan sendiri. "Bukan ya," jawabnya. Ia menunggu sampai Jeongguk siap untuk menjawab pertanyaan darinya, karena ia bisa melihat Jeongguk masih belum mabuk. Satu botol bukan tantangan untuk seorang Jeon Jeongguk.

"Pusing banget kepala gue," keluh Jeongguk sambil memijat kepalanya. "Biasanya satu botol nggak bereaksi kok, tapi ini kenapa sakit banget," tambahnya kemudian.

Seseorang yang tengah duduk di sampinya pun tampak khawatir, ia mencoba mengangkat wajah Jeongguk agar menatap kepadanya. "Are you ok? Ini pasti karena kebanyakan minum. Gue harus telepon siapa?"

"Lis," Jeongguk berujar. "Kasih gue makan aja please, gue laper kayaknya. No need to be worry, gue nggak papa."

Lisa mengangguk, lalu meminta salah satu bartendernya untuk menyiapkan salah satu hidangan berat yang dimiliki oleh club kepada Jeongguk. Sesekali ia melirik Jeongguk yang masih menundukkan kepalanya, memijit pelipisnya perlahan. Tampak sangat menyakitkan melihat Jeongguk yang biasanya kuat menjadi payah seperti ini. "Lo beneran nggak papa? Gue saranan periksa, deh. Nanti gue kasih tau Taehyung biar dia anterin lo."

"Jangan Taehyung!" Suaranya terlihat lirih, namun masih bisa didengar.

"Kenapa?"

Jeongguk menggelengkan kepalanya, "Nanti gue ngomong sendiri. It's ok, gue nggak papa. Thank you, Lis."

Gadis itu menepuk pundak Jeongguk dua kali, lalu meranjak pergi. Ia pergi karena merasa bahwa Jeongguk membutuhkan waktu untuk sendiri, dan pemuda itu tak akan mengusirmya dari sana walaupun ia ingin. Jadi, ia memutuskan untuk mengawasinya dari jauh saja. Jika terjadi sesuatu, maka ia akan menjadi orang pertama yang membantu.

Dalam diamnya, pikiran Jeongguk masih penuh dengan masalah keluarganya. Namun di lain sisi sekarang ia tengah memikirkan Taehyung. Pemuda itu pasti sedang memikirkannya sekarang, mengingat sifat Taehyung yang seperti itu membuat Jeongguk merasa bersalah.

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang