tw//harshword.
=====
"How's your sleep? Nyenyak?" tanya Jeongguk saat ia keluar dari kamar mandi dan menemukan Taehyung yang tengah mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.
Taehyung tersenyum kecil, lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali sebagai jawaban. Tanpa sedikitpun kata, ia memperhatikan Jeongguk yang sibuk mengeringkan rambut di depan jendela. Tak seperti biasanya, pacarnya itu tak akan bisa melakukan satu kegiatan dalam satu waktu. Tapi kini Jeongguk hanya berdiri di depan jendela sembari mengamati Taehyung yang sedari tadi menatap ke arahnya.
"Kenapa? Kok tumben santai banget?" tanya Taehyung kemudian.
Jeongguk terkekeh pelan, "Emang se-bar-bar itu ya gue?"
Tanpa jeda sedikitpun, Taehyung langsung menyahut dengan suara lantang. "Banget."
"Bangke," umpat Jeongguk kemudian.
Taehyung tertawa, rasanya rindu sekali dengan percakapan singkat semacam ini. Mendengar Jeongguk mengumpat untuk beberapa momen kecil, membuat pacarnya itu kesal padanya karena tingkah bodoh yang ia lakukan. Taehyung bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya dan Jeongguk kencan yang benar-benar kencan, dan itu membuat ia sedikit miris dengan hubungan mereka. Semua orang tau, hubungan mereka berdua baik-baik saja. Nyatanya hanya karena mereka berdua pandai bersandiwara.
Mungkin benar jika kalimat itu dikatakan dulu, dulu sekali saat semua masalah akhir-akhir ini belum datang. Namun jika sekarang, itu terdengar seperti omong kosong yang dikatakan oleh orang asing yang sok tau tentang kehidupan mereka. Padahal Taehyung sendiri sadar, bahwa dirinya dan Jeongguk lah yang membuat orang lain terlihat bodoh dalam menilai.
"Hari ini gue nggak sarapan di sini, ya? Mau cari alat dulu sebelum ke kampus," ucap Jeongguk, membelah semua lamunan yang ada di pikiran Taehyung.
Taehyung menggeleng cepat. "Mau sarapan bareng lo, mau sarapan sama Jeonggukie." Kalimat Taehyung lebih terdengar seperti rengekan dibanding sebuah permintaan, dan seketika itu juga membuat Jeongguk tersenyum geli.
"Hari ini doang, Taehyung? Jimin lagi nggak enak badan, terus motornya juga masih di bengkel. Jadi gue harus anterin dia cari alat dulu. You care about Jiminie, right?"
"Basi," Taehyung berceletuk. "Main bawa Jimin buat pembelaan, bilang aja nggak mau sarapan bareng gue."
"Eh?" Jeongguk cukup terkejut dengan respon Taehyung, tak biasanya pemuda itu banyak mengeluh seperti ini. Apa sekarang dirinya dan Taehyung bertukar kepribadian, sebuah pikiran bodoh muncul di kepala Jeongguk. Dan dengan cepat ia menghilang semua pemikiran itu, karena itu semua terdengar tidak mungkin.
Jeongguk berjalan ke arah pacarnya, mendudukkan diri di tepi ranjang dan menghadapkan tubuh Taehyung ke arahnya. Ia mencoba mencari tau apa yang Taehyung pikirkan. Tapi bukannya jawaban yang ia temukan, malah sebuah jitakan keras yang ia dapatkan sebagai hasilnya. Cukup sakit sampai membuat Jeongguk memekik, dan mengusap kepalanya cepat.
"Anjing! Kok lo main jitak, sih," protes Jeongguk di sela ringisannya.
"Yeontan? Siapa yang lo panggil anjing?"
"Bangke," umpat Jeongguk lirih, yang ia pikir Taehyung tak bisa mendengarnya. Namun sebenarnya Taehyung mendengar, dan itu membuat satu senyuman muncul dibibirnya. "Lagi Jeonggukie," ucap Taehyung sedikit antusias. "Ngumpat lagi, please. Gue kangen." Lagi, nada rengekan itu lagi. Sekarang di tambah dengan wajah sembab setelah bangun tidur dan mata Taehyung yang membola lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
flower crown | KookV
FanfictionWhat will you do if your boyfiend has a mental disorder? What will you do if he just think that he just have you in his life? Jeongguk, lelaki itu memiliki semua jawabannya. "Makasih udah bertahan, makasih masih mau berjuang." "Buat lo," jeda sejena...