--twenty five

672 74 18
                                    

Beberapa hari terakhir ini, Taehyung sangat sibuk dengan kegiatannya. Atau lebih tepatnya, ia menyibukkan diri untuk itu. Sejak beberapa hari yang lalu, Jeongguk tak pernah menghubunginya. Bahkan hanya untuk mengangkat telepon atau membalas pesan pun tak ia lakukan. Setiap Taehyung memiliki jadwal untuk ke kampus, ia selalu menyempatkan diri untuk pergi ke gedung pacarnya.

Namun tak pernah sekalipun Taehyung menemukan keberadaan Jeongguk di sana. Ketika ia bertanya pada Jimin, Jimin akan mengatakan bahwa ia tak tau Jeongguk ada di mana. Karena setelah tugas kampusnya berakhir, Jeongguk tak pernah langsung pulang ke rumah. Ia akan pergi ke perpustakaan atau ke toko buku di sekitar kampus.

Pernah, Taehyung sampai harus datang ke rumah Jeongguk. Ia melakukan itu cukup malam, dengan perkiraan bahwa Jeongguk sudah pulang. Namun tetap saja, yang membukakan pintu untuknya bukanlah Jeongguk. Melainkan Papa Jeon yang mengatakan bahwa Jeongguk tak ada di rumah.

Sejak saat itu, Taehyung merasa khawatir dan takut untuk banyak alasan. Karena tak biasanya Jeongguk akan menghilang sampai seperti itu. Kejadian beberapa minggu yang lalu mengingatkan Taehyung, bahwa Jeongguk tak akan menghilang jika ia tak memiliki masalah yang serius. Karena bagi Taehyung, cemburu dan curiga itu tak pernah berakhir baik.

Malam sudah cukup larut, namun ia tak kunjung mendapat kenyamanan dalam tidurnya. Setiap kali ia mencoba untuk tidur, yang ia lihat adalah Jeongguk tengah menangis dan meminta untuk didekap. Taehyung nyaris sinting jika ia terus mencoba untuk memejamkan mata, jadi ia memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat secangkir susu hangat untuk memudahkannya tidur.

Namun sebelun sempat Taehyung melangkah setelah menutup pintu kamar, ia mendengar suara pintu apartemen dibuka. Dan hal yang paling mengejutkan adalah ketika melihat Eunwoo di sana tak sendirian, melainkan membawa sosok pemuda yang luar biasa ia rindukan.

Taehyung berlari tergopoh menggapi Jeongguk yang terlihat mabuk, bergelayut di pundak Eunwoo dengan wajah yang sangat sembab. Taehyung menatap Eunwoo mencoba meminta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang melayang-layang di otaknya. Namun Eunwoo tak mengatakan apa-apa, selain meminta bantuan untuk membawa Jeongguk untuk berbaring terlebih dahulu.

"Sayang," ucap Taehyung ketika telah berhasil membaringkan Jeongguk di atas ranjangnya. Bahkan sampai ia melupakan ada Eunwoo di tempat itu, kalimat sakral itu keluar dari mulutnya tanpa pengaman apapun.

Jeongguk mengerjap, namun lebih memilih untuk memejamkan mata. Tangannya mencari pinggang Taehyung, lalu memeluknya erat. Menyembunyikan seluruh wajahnya pada perut Taehyung yang tertutup sempurna dengan piyama. "Kangen lo," kata Jeongguk tanpa sadar. "Kangen aroma lo," ulangnya sambil menyusup ke dalam piyama Taehyung, yang mampu membuat sang empu hampir memekik.

"Mas," panggil Eunwoo yang sekarang berdiri di samping ranjang. "Gue keluar dulu, ya?"

Taehyung membeku, ia tak tau ini akan menjadi bagus atau tidak dengan Eunwoo yang mengetahui status hubungan mereka. Namun Taehyung yakin, Eunwoo tak akan mengatakan apapun kepada orang tuanya. Sekalipun pemuda ini tau seberapa bencinya keluarga Taehyung dengan komunitas yang ia genggam. "Makasih ya, besok gue tanya Jeongguk aja kalo anaknya udah sadar."

Eunwoo mengangguk, lalu meninggalkan ruangan itu dengan nyeri yang menghantam dadanya. Perlakuan Jeongguk kepada Taehyung, membuatnya semakin kalut dan ingin segera pergi dari ruangan itu secepat mungkin.

•••••

Sejak semalam, Taehyung tak beranjak seinci pun dari ranjang. Ia membiarkan dirinya dipeluk semalaman. Jeongguk membenamkan wajahnya pada dada Taehyung, memeluk pinggangnya posesif. Selama itu, Taehyung belum tidur sama sekali. Karena di dalam otaknya masih memikirkan apa yang terjadi pada Jeongguk, hingga ia mengabaikan pesan-pesan yang ia kirimkan.

flower crown | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang