Kini Wanda, Salma, dan juga Fakhira telah sampai di suatu tempat yaitu warung mang Kade tempat biasa geng rainbow berkumpul. Tidak mewah, ini hanya warung sederhana namun di sini banyak kenyamanan yang mereka rasakan.
"Assalamualaikum gaes," kata Wanda.
"Waalaikumsalam, eh kemana bae lo asu. Udah jarang banget ke sini," jawab Cimeng, ya Cimeng adalah salah satu anak geng Rainbow. Kenapa dia di panggil Cimeng? Itu karena matanya yang terlalu tertarik (alias sipit).
"Hehe biasa lah kan kita anak sekolahan," ucap Salma terkekeh.
"Yeu saae lo," balas Alifia salah satu teman mereka juga.
"Ngemeng-ngemeng si Naya kemana kok gak ikut kalian?" tanya Salsa dia juga salah satu anggota dan teman mereka juga.
"Naya ada kepentingan keluarga katanya, jadi sementara ini dia gak bisa ikut kesini," jawab Fakhira.
"Ohh gitu, yah padahal gue kangen sama Naya pengen curhat," ujar Alifia.
"Yeeeeu lo gak kangen kita juga?" tanya Wanda.
"Gak lo mah rusuh hahahahahaha, canda sayang," jawab Alifia.
"IDIH NAJISUN!" ucap mereka semua kompak.
"Etdah lo pada sehati apa sebool?" tanya Alifia.
"Sebool biar keren," jawab Salsa asal.
Akhirnya Wanda, Salma, dan Fakhira duduk dan Wanda memulai pembicaraan.
"Eumm gaes, sebenernya ada yang pengen gue omongin ke kalian semua dan ini menyangkut Gilang," kata Wanda.
"Gilang?" tanya mereka serempak.
"Iya jadi gini gaes, tadi di sekolah gue ketemu sama anak baru yang mirip sama Gilang. Cuman namanya bukan Gilang tapi Galang," jelas Wanda panjang lebar.
"Kayaknya si gak mungkin deh Nda, kan Gilang itu di penjara ya mungkin aja dia cuman mirip," ujar Cimeng.
"Iya si Nda, Cimeng bener," balas Salma.
"Ya udah gini aja kita tetep selidikin ini tapi pelan-pelan gimana gaes?" tanya Fakhira.
"Gue setuju, soal ini biar gue sama yang lain selidikin. Dan yang lain tetep berjaga-jaga jangan sampai lengah, dan inget selalu bareng jangan sampai misah, oke! Soalnya bukan gak mungkin mereka akan ngancurin kita semua yang ada di sini!" ucap Wanda yang di angguki semuanya.
Drttt drttt drttt
Ponsel Wanda berbunyi menandakan telfon masuk.
"Hp lu tuh Nda angkat," titah Salma.
"Iya, bentar ya," kata Wanda dan langsung menjauh dari semuanya.
"Halo bang assalamualaikum."
"....... "
"HAH! Ngapain?"
"........"
"Enggak ah gue males ketemu orang itu."
"........"
"Ish, ya udahh iya iya gue ke sono. Tapi inget gue ke sono karena lo sama bang Fras bukan karena dia!" ucap Wanda dan langsung mematikan telpon sepihak.
Wanda menghampiri teman temannya.
"Kenapa Nda?" tanya Fakhira.
"Eumm, enggak ini barusan abang gue telfon gue suruh balik sebentar. Jadi gapapa kan gue tinggal lo berdua, entar lo langsung ke rumah aja," ujar Wanda.
"Oke santuy," balas Salma dan Fakhira.
"Oke jadi gaes pembahasan tadi udah ya, inget pesan gue tadi oke! Gue pamit, assalamualaikum," kata Wanda.
"Waalaikumsalam," jawab serempak.
Wanda melajukan motornya yang berwarna biru itu dan membelah jalanan ibu kota. Hingga sampai dia di satu rumah yang bisa di bilang sangatlah mewah. Rumah yang selalu ia rindukan, bahkan ayunan itu masih ada ayunan di mana ia dan almarhumah mamanya main disana. Wanda rindu itu ia sangat rindu tanpa sadar air matanya menetes.
Tes.
Dengan cepat ia menghapus air matanya itu dan menguatkan dirinya.
"Enggak gak boleh sedih Nda, lo harus kuat. Ini masih di luar belum di dalam pasti di dalam lo bakal ketemu masalah yang jauh lebih berat. Enggak! Lo gak boleh lemah." Wanda menyemangati dirinya sendiri.
Pada saat didepan pintu ia membuka pintu dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum." Wanda melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
"Waalaikumsalam," jawab semua orang yang ada di dalam, yang pasti ia sudah tebak mereka semua telah menunggunya.
Di dalam terdapat, Madava- papanya Wanda, Fras, Fajar, dan...
Dia.
Deg.
Wanita itu.
Wanita jalang itu.
Siapakah wanita lont-
Lontong maksudnya hahhay!!!
YOK VOTE YOK, KOMEN JUGA BOLEH, FOLLOW JUGA OH BOLEH BANGET!!!
INSTAGRAM : iniinadaa
iniiidelaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL'S [COMPLETED]
Teen FictionPersahabatan empat gadis yang memiliki kisah hidup yang hampir sama. Anak broken home, dimana orang tuanya hampir tidak memperdulikan mereka sehingga mereka memutuskan untuk hidup mandiri tanpa orang tua mereka. Bertemu dengan empat anak baru diseko...