Seminggu kemudian setelah kesadaran Wanda dari koma, semuanya kini telah berkumpul diruangan rawat inap Naya. Ya Naya sampai saat ini juga belum juga sadar dari komanya. Soal Wanda jadian dengan Surya mereka semua sudah mengetahui hal ini membuat semua temannya menggoda Wanda maupun Surya. Tapi itu semua akan kurang jika tidak ada Naya ditengah-tengah mereka.
"Nayaaaaaaaa lo gak cape apa tidur terus. Bangun dong Nayyyyy," rengek Salma seperti anak kecil yang meminta sebuah mainan.
"Gue juga berharap lo cepet bangun Nay, please disini banyak yang udah nunggu lo," ujar Fakhira lirih.
"Nayaaaa!!! Bangun dong kalo lo kaya gini cuma buat ngetes kita khawatir atau gak. Oke fiks lo menang! Kita semua khawatir sama lo Nay," cerocos Wanda.
"Biiiii ayo dong bangunin Naya kek lo mah diem aja si," protes Salma karena sedari tadi ia kesal melihat Abi hanya diam menatap wajah Naya.
"Percuma dia gak akan denger," jawab Abi datar.
"Sekali ini aja lo coba gak ada salahnya kan?" ujar Surya dan Abi tampak berpikir. Memang mungkin ini tidak membantu, tapi apa salahnya ia mencoba.
"Nay, lo bangun ya semua orang disini nungguin lo," ucap Abi lembut tepat di telinga Naya.
"Lo gak mau bangun? Apa lo tau gue kangen kelakuan jutek lo ke gue," bisiknya.
"Gue sayang lo Nay, i love you," bisiknya lagi lalu ia menggenggam tangan Naya, namun Abi merasa ada gerakan dijari Naya perlahan Naya membuka suaranya dan membuat semua orang terkejut.
"Abi?" ucap Naya dengan suara parau hal itu membuat Abi terkejut dan segera memanggil dokter.
Kini mereka semua menunggu diluar ruangan dan akhirnya dokter keluar dari ruangan dan tersenyum.
"Syukurlah sekarang pasien jauh lebih baik dan sudah sadar dari komanya. Dan saya harap, pasien sebaiknya istirahat selama kurang lebih 3 hari untuk memulihkan keadaannya sebelum menjalankan kembali kegiatan seperti biasanya, kalau begitu saya permisi," jelas dokter itu dengan panjang lebar dan dibalas anggukan oleh semuanya, lalu dokter itu pergi meninggalkan ruangan kemudian mereka kembali masuk untuk melihat keadaan Naya saat ini.
"Nayaaaaaqueeee yaa ampun lo udah bangun sekarang gue bahagia beut beut sumpah akhirnyaaaa!!!!" cerocos Salma dan mendapat jitakan dari Fakhira.
"Ini rumah sakit ogeb, aaaaaaa Nayaaaaaaaaa gue kangen sama lo tau gaaaakkkk!" giliran Fakhira yang menyerocos seperti itu, dan sekarang malah dia yang berisik dan mendapatkan jitakan dari Wanda.
"Lo bilang ini rumah sakit, HUWAAAA NAYAAAAA LO BANGUN, LO MELEK, LO SADAR YUHUUUUUU!!!!" sekarang Wanda malah teriak dan itu mendapat jitakan dari Naya.
"Lo pada sama aja berisik!" ucap Naya.
Abi yang melihat itu, hanya tersenyum lebar dan Naya melihat kearah Abi. Tunggu-tunggu kutub es manusia batu itu senyum? Senyum buat gue? Gak salah? Gilaaaa kok ganteng.
"Ekhem, lo banyak ketinggalan berita tau gak sih Nay, eh-eh Wanda kan Wanda kan ituan-" ucap Salma dengan menggantung ucapannya bukan perasaan.
"Wanda kenapa?" tanya Naya dan Wanda pipinya sudah memerah menahan malunya.
"WANDA JADIAN SAMA SURYA! DITEMBAK DIROOFTOP PULA! UDAH GITU PAS DIA ABIS SADAR DARI KOMANYA! GILA ROMANCE BANGET KAN!" teriak Fakhira dengan suara menggelegarnya membuat semua orang tertawa, ralatt!! Kecuali Wanda dan Surya yang sepertinya sedang menahan malu habis-habisan.
Naya yang mendengar itu langsung melebarkan matanya dan teriak, "WHAT THE FUCK!!! SERIUS? WANDA JADIAN SAMA SURYA? GAK MAU TAU PJNYA POTONG SAPI 17 EKOR," ucapnya dan membuat semuanya melongo. Yang tadi teriak Naya? Biasanya dia yang gak suka denger orang-orang teriak.
"Anjer tadi tuh Naya yang teriak?" tanya Ahmad.
"Bukan. Setan!" jawab Naya ketus.
"WANDAAAAA! DITANYAIN MALAH DIEM! LIAT TUH PIPI MERAH BEGITU!" ucap Naya lagi dengan teriakannya
"Tar aja deh Nay gue ceritainnya malu ada Surya," jawab Wanda dengan berbisik.
"OH WANDA MALU CERITA KARENA ADA SURYA!!" teriak Naya lagi dan mereka semua tertawa kecuali Wanda yang sudah memasang wajah cemberut.
"Lo baru sadar Nay, udah teriak-teriak aja." ujar Abi.
"KAYANYA ABIS INI ADA YANG JADIAN LAGI DEH! MENDING KITA KELUAR YUK YUK JANGAN GANGGU!!" teriak Surya lalu keluar ruangan itu diikuti semuanya kecuali Abi pastinya.
"LAH LAH LAH KOK KOK GUE DITINGGAL!" teriak Naya kepada temannya itu tapi, temannya malah tidak menghiraukannya dan keluar ruangan.
"Lo berubah ya," ujar Abi dan Naya terkejut atas ucapannya.
"Hah?"
"Teriak mulu gak cape apa? Nih minum," lalu Abi menyodorkan gelasnya kepada Naya.
"Eh makasih," ucap Naya nervous lalu mengambil gelas itu dan menegaknya hingga tandas.
"Gak usah nervous gitu kali biasa aja," goda Abi.
"Dih gak bisa aja." Naya berusaha menghilangkan gugupnya.
"Kangen gak sama gue? Kangen kan? Kan kan kan?" tanya Abi sambil memainkan alisnya lalu mencoel pipi Naya
"Idih PD banget gila, awas ah pipi gue jangan digituin," jawab Naya.
Tiba-tiba suara pintu terbuka menampilkan sosok Arvin dan Elina membuat Naya terkejut karena kedatangan Arvin.
"Papa?" lirih Naya.
"Sayang, akhirnya kamu sadar juga maafin mama ya gak bisa jaga kamu sepenuhnya," kata Elina.
"Iya ma gapapa," jawab Naya dengan tersenyum.
"Papa minta maaf ya sama kamu, karena selama ini papa sudah kasar sama kamu," ucap Arvin dan membuat air mata Naya jatuh begitu saja. Yang tadi bicara seperti itu papanya kan? Naya gak salah dengar?
"Kamu jangan nangis sayang sekarang ada papa disini," kata Arvin lalu memeluk putrinya itu. Mamanya yang melihat itu tersenyum bahagia.
"Oh iya, Abi tante ngucapin makasih buat kamu karena selama ini kamu selalu jagain Naya," ucap Elina dan itu membuat Naya melebarkan matanya. Jadi, selama ini Abi menemaninya selama dia koma.
"Gapapa tante gak usah bilang begitu, Naya kaya gini juga karena kesalahan saya," jawab Abi.
"Berhenti nyalahin diri kamu, ini kecelekaan bukan karena kesalahan kamu sendiri," sambar Arvin lalu Abi tersenyum tulus. Naya yang melihat itu juga hanya tersenyum.
Mengekhem sekali epribadiiiii
Dah yaa segitu aja dulu, sekian terimakasih, sama-sama
DON'T FORGET VOTE AND KOMENNYA
INSTAGRAM : iniinadaa
iniiidelaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL'S [COMPLETED]
Teen FictionPersahabatan empat gadis yang memiliki kisah hidup yang hampir sama. Anak broken home, dimana orang tuanya hampir tidak memperdulikan mereka sehingga mereka memutuskan untuk hidup mandiri tanpa orang tua mereka. Bertemu dengan empat anak baru diseko...