Ia mengacak rambut perlahan dan berusaha memahami perkataan dan perpisahan pemuda itu. Ia adalah pria yang terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan, tetapi ia sama sekali tidak tahu apa yang sebernarnya terjadi. Satu hal yang pasti, pemuda itu tidak akan bisa lolos darinya semudah itu.
Author POV
"Kau memang bajingan, Tae."
Pria bermata tajam itu tersenyum mendengar sindiran sahabatnya, saat mereka membuka kartu ditangan masing-masing. Dia menyadari bahwa kata-katu itu tidak serius, "Kalau begitu, bayangkan betapa bersyukurnya aku karena memiliki orang suci sepertimu, yang masih bersedia mengaku mengenalku di depan umum." ujar Taehyung balik.Tawa Park Jimin membahana, menarik tatapan jengkel dari sahabat-sahabat mereka yang lain. Mereka berempat sedang berkumpul di Penthouse milik Kim Taehyung. Park Jimin, Jung Hoseok, dan Kim Namjoon adalah sahabat Taehyung semenjak dia kecil.
Mereka saat ini sedang merayakan kepulangan Taehyung setelah delapan tahun lamanya Taehyung menetap di New York, dan tak pernah sama sekali pulang ke tanah kelahirannya dan menjumpai sahabat-sahabatnya itu.
"Orang suci? Terima kasih, Tae! Kau pasti orang pertama dan terakhir yang menyebutku begitu, tapi aku akan dengan senang hati menerima gelar tak tepat itu. Apa yang akan dikatakan lain jika mereka mendengarku membual soal sebutanmu itu huh?" sarkas Jimin pada Taehyung sambil memantik cerutunya.
Gemerlap malam tak mempengaruhi kegiatan menyenangkan mereka kali ini. Duduk bersama di balkon, bermain poker secara bergilir, ditemani cahaya bulan.
Mereka memilih untuk menikmati semilir angin malam kali ini, sekaligus ajang menghilangkan kepenatan mereka setelah bekerja seharian di perusahaan masing-masing.
Taehyung menggeleng, menampilkan senyum singkat, "Ada yang mengatakan bahwa orang suci sekalipun bisa menjadi serigalanya, Jim." Tawa Jimin mereda, saat teringat masa lalu yang menyakitkan yang masih menghantui sahabatnya itu.
"Kau terlalu sensitif, Tae. Kejadian itu sudah delapan tahun yang lalu, dan jelas sekali, kau terbukti tidak bersalah atas kejadian yang dituduhkan padamu-"
"Itu bukan kejahatan yang dibuat-buat Jim." Taehyung memotong perkataan Jimin dengan tajam, tidak senang dengan topik pembicaraan yang terlontar. Namjoon dan Hoseok saling tatap, setelah mendengar berdebatan keduanya.
Mereka berempat sempat memberhentikan sementara kegiatan bermain kartu itu. Suasana pun terasa semakin dingin saat permasalahan itu kembali diungkit kepermukaan.
"Itu bukan kejahatanmu, Tae," lanjut Jimin. "Sialan! Lupakan saja." Taehyung berdiri dan mengambil uang hasil kemenangannya dalam satu ronde permainan poker itu.
"Pada waktunya nanti, Jim. Semua ada waktunya, tapi sekarang, biarkan saja bajingan itu melarikan diri sebelum melakukan sesuatu yang membahayakan. Aku pikir kau sudah membuat cukup banyak kehebohan dalam satu malam."
"Tae, tunggu dulu!" Jimin berdiri, menyamai langkah sahabatnya itu. "Lupakanlah jika memang itu yang kau inginkan, tapi jika aku sudah bertindak berlebihan dengan mengungkit itu, aku benar-benar minta maaf. Kita sudah terlalu lama bersahabat untuk membiarkan masalah ini mengganggu persahabatn kita."
Taehyung mengangguk, "Kau tidak melewati batas Jim, aku sudah lama tidak bersama sahabat-sahabatku dan tak ada yang patut disalahkan selain diriku sendiri."
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romance{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...