Author POV
Berulang kali Taehyung membolak balikkan kartu ditangannya. Kartu yang telah koyak dan menyedihkan, kotor dan bernoda darah.
Kenang-kenangan kecil yang aneh dan ia tak bisa memaksakan dirinya untuk menghancurkannya.
Aku datang untuk mengembalikan kartumu.
Pergi, Jungkook sudah pergi. Jungkook pergi tanpa membawa satupun pakaian atau perhiasan yang ia belikan.
Pemuda yang cerdas tidak membawa barang berharg dari neraka yang diciptakan olehnya untuk Jungkook
Taehyung merasa seperti orang bodoh setelah memikirkan semuanya. Tidak, Jungkook hanya membawa pakaiannya sendiri yang tebal dan mbosankan, dengan warna gelap serta tas tangannya berwarna hitam.
Jungkook pergi dari kediamannya ditengah hujan badai, bahkan menolak Hoseok menawarkan tumpangan mobil untuk mengantarnya pulang.
Jungkook tak menginginkan apapun yang menjadi milik Taehyung, dan tidak merasakan apapun terhadapnya. Taehyung sangat yakin akan hal itu.
Sudah berminggu-minggu setelah kejadian malam itu. Berminggu pula pengobatan secara fisik untuknya.
Taehyung kembali meneruskan hidupnya. Ia tak akan menjadi pengecut dan bersembunyi kembali.
Rumor tentangnya sebagai Deadly CEO sudah lepas setelah berita kejadian malam iti tersebar dengan berlebihan.
Sebastian yang malang mendapat pukulan berat dan dirawat di rumah sakit jiwa. Sampai ia sembuh dan bila itu terjadi ia akan dipenjarakan atas kejahatannya.
Taehyung menghela napas. Taehyung membalikkan kartu itu berulang kali. Sebagian dirinya berharap ia akan tahu apakah setelah Jungkook pergi, ia akan kembali kedalam pelukan Mingyu.
Taehyung bertanya-tanya seberapa besar keberanian yang dibutuhkan Jungkook untuk melakulannya.
Untuk datang padanya dan menyerahkan kartu itu dan mengetahui itu hanya sekedar alasan.
Yah mungkin ini saatnya ia mengetahui secara langsung...
~~~
Jungkook membaca ulang buku-buku koleksi diperpustakan pribadinya. Kesan rumahnya yang suram dan gelap telah lenyap.
Jungkook telah memutuskan bahwa meskipun kediamannya terbilang kecil, tapi itu adalah miliknya untuk dia atus sendiris sesuai keinginannya.
Jungkook menyibukkan dirinya dengan membeli pakaian baru dengan warna lebih cerah, meskipin ia memilih lebih tertutup daripada yang ditinggalkannya di rumah Taehyung.
Semua pakaiannya dan aksesoris lamanya telah ia bakar. Jungkook tak kembali pada kehidupan lamanya. Ia justru memulai kehidupan yang baru.
"Aku membawakan makanan, Tuan Jungkook" ujar Kim Seokjin, masuk kekamarnya perlahan membawakan beberapa snack dan teh. "Kau tak menyentuh sarapanmu, dan koki sangat khawatir."
"Terima kasih, Hyung. Bilang bahwa aku baik-baik saja dan beri tahu aku bila contoh perabotan untuk kamarku sudah datang."
Jungkook memindahlan buku keatas pangkuan. Menuang dan menyesap teh yang disedian Seokjin. Seokjin membungkuk dan berlalu pergi.
Jungkook menghela napas. Tiba-tiba terdengar bunyi bel pintu, namun ia acuhkan. Bel tetangganya sering berbunyi pada sore seperti sekarang.
Setelah kejadian itu, Jungkook lebih memilih menghabiskan waktunya untuk membaca dan menulis jurnal. Ketakutannya yang lain sudah sirna, ia sama sekali tak menyesali apapun yang telah terjadi.
YOU ARE READING
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Romance{Watty's 2021} (indonesian book) Seumur hidupnya, Jungkook selalu dianggap tertutup. Namun pada malam itu, Jungkook, menjadi pemuda penggoda yang akan menjebak seorang CEO sombong yang pernah meremehkannya secara terang-terangan. Rencananya sederha...